Leonidas I (530-480 SM) adalah seorang raja dari negara-kota Sparta sekitar 490 SM sampai kematiannya pada Pertempuran Thermopylae melawan tentara Persia di tahun 480 SM. Meskipun Leonidas kalah perang, kematiannya dalam Pertempuran Thermopylae terlihat sebagai korban yang heroik karena ia mengirim sebagian besar pasukannya pergi ketika ia menyadari bahwa Persia telah mengunggulia pasukannya.
Leonidas kemudian melanjutkan peperangan berserta Tiga ratus rekan Spartan. Mereka menahan laju pasukan Persia hingga pasukan seluruh Yunani menyiapkan pasukan. Hampir segala sesuatu yang diketahui tentang Leonidas berasal dari karya sejarawan Yunani Herodotus (484-425 SM).
Kekaisaran Persia kemudian melakukan serangan ke pusat pemberontakan yaitu di Miletosid. Serangan ini berlangsung pada tahun 494 sebelum masehi. Dari serangan yang dilakukan membuat pasukan pemberontak kalah, akhirnya para pemberontak mundur dan perang dapat berakhir. Meski telah memenangkan peperangan dan menumpas para pemberontak, Darius masih menaruh dendam kepada Athena dan Eretria. Selain itu, Dairus juga ingin mengamankan kekaisaran Persia terhadap ancaman pemberontak lain yang dapat muncul sewaktu-waktu atas campur tangan dari Yunani.
Daris menyusun rencana untuk melakukan serangan terhadap Yunani sebagai hukuman terhadap Eretria dan Athena karena telah melakukan pembakaran terhadap ibu kota persia di Asia Kecil. Serangan pertama kekaisaran Persia ke daerah Yunani dimulai tepatnya tahun 492 sebelum masehi dan dipimpin Jendral Mardonius. Pada awalnya pasukan Persia berhasil menguasai Thrakia kemudian Macedonia, sebelum akhirnya terpaksa mengakhiri perang karena mengalami bencana.
Kronologi Perang Persia
Lima tahun setelah serangan pertama, kemudian kekaisaran Persia masih belum puas. Tepatnya pada tahun 490 sebelum masehi kekaisaran kembali mengirim pasukannya untuk kedua kalinya ke daerah Yunani. Berbeda beda dengan serangan pertama, serangan kedua ini melalui jalur Laut Aigea. Serangan ini dibawah komando Arthaphernes dan Datis. Setelah pasukan Persia berhasil mengalahkan Eretria, pasukan ini pun menuju Athena untuk menyerangnya, sebagaimana yang dilakukan terhadap Eretria. Namun, kesuksesan mengalahkan Eretria tidak terjadi saat pasukan ini yang berusaha untuk menguasai Athena. Serangan yang dilakukan pasukan persia dapat dikalahkan dengan mudah oleh pasukan tentara Athena.
Kekalahan yang dialami pasukan Persia tersebut terjadi pada pertempuran Marathon, kekalahan tersebut membuat invasi kekaisaran Persia terhadap Eretria dan Yunani terhenti. Kekalahan kedua ini tidak membuat Darius tinggal diam. Raja Darius kemudian berfikir dan menyusun strategi untuk menyerang Yunani kembali. Tapi usaha tersebut tampaknya tidak dapat dilanjutkan oleh nya, hal ini dikarenakan ia meninggal pada tahun 486 sebelum masehi. Wafatnya Darius sehingga membuat putranya naik tahta dan meneruskan perjuangan ayahnya tersebut. Selang empat tahun kemudian Xerxes (anak Darius) memimpin penyerangan kedua kekaisaran Persia dengan pasukan sebanyak-banyaknya.
Serangan dari pasukan kekaisaran Persia dapat memenangkan pertempuran setelah dibantu oleh pasukan sekutu dari negara kota Yunani yang dipimpin oleh Athena dan Sparta.Pertempuran Thermopylae. Dalam pertempuran ini, pasukan Persia mampu menguasai sebagian besar wilayah kekuasaan Yunani. Singkat cerita, akhirnya menurut beberapa sumber sejarah, perseteruan antara Yunani denga Persia ini diakhiri dengan perjanjian damai, yaitu Perdamaian Kallias.
Sumber : Sejarah Perang Persia vs Yunani 499-479 SM