Bagaimana sejarah perang Kamboja dan Vietnam ?

Perang Kamboja-Vietnam adalah konflik yang terjadi antara tentara Partai Komunis Kampuchea dan sekutu mereka, Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) dan Front Nasional Pembebasan Vietnam Selatan melawan pemerintah Kamboja yang didukung oleh Amerika Serikat dan Republik Vietnam (Vietnam Selatan).

Bagaimana sejarah perang Kamboja dan Vietnam ?

Perang Kamboja-Vietnam (Vietnam: Chiến dịch phản công biên giới Tây-Nam Việt Nam) adalah konflik yang terjadi antara Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang ini dimulai dengan invasi dan pendudukan Vietnam terhadap Kamboja dan penurunan Khmer Merah dari kekuasaan. Konflik ini juga mengemukakan bagaimana perpecahan Tiongkok-Soviet telah merusak pergerakan komunis. Partai Komunis Vietnam memihak kepada Uni Soviet, sementara Partai Komunis Kamboja tetap setia dengan Republik Rakyat Tiongkok.

April 1977, Kampuchea melakukan serangan ke Provinsi An Giang dan Chau Doc di Vietnam. Vietnam bereaksi dan mempertanyakan tindakan terhadap mereka dengan mengirimkan pasukanya ke Kampuchea dan menawarkan solusi damai. Namun Kampuchea menolak menghentikan serangan. Serangan baru akan dihentikan jika Vietnam mau menyerahkan wilayah yang menjadi sengketa ke Kampuchea. Akan tetapi tawaran tersebut di tolak oleh Vietnam.

Pada bulan September 1977, pasukan Kampuchea kembali melancarkan serang ke Vietnam, kali ini reaksi Vietnam lebih keras dari sebelumnya, Vietnam mengerahkan 60.000 tentara ke perbatasan Vietnam-Kamboja. selain itu Vietnam juga mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya untuk menggempur Kampuchea. Karena lebih unggul dalam persenjataan dan pengalaman perang akhirnya Vietnam berhasil memukul mundur kampuchea. Januari 1978, Vietnam menarik mundur pasukanya dari Kampuchea, bersama pasukan Vietnam ikut pula orang-orang Kamboja penentang rezim Khmer Merah ikut menyeberang ke Vietnam.

Langkah Vietnam ini sebenarnya untuk mengelabuhi Kamboja karena mereka akan mengerahkan pasukan dalam jumlah lebih besar,yaitu invasi untuk menggulinggkan Pol Pot dan rezim Khmer Merah dari tampuk kekuasaan di Kamboja. Menunggu waktu yang tepat untuk menginvasi Kamboja, Vietnam membantu para penentang rezim Khmer Merah untuk memberontak. Kampuchea bereaksi dengan membantai Etnis Vietnam dan orang-orang Kampuchea yang dianggap bersimpati kepada Vietnam.

Pada 3 Desember 1978, Vietnam mengumumkan berdirinya Kampuchean National United Front of National Salvation (KNUFNS) atau Front Nasional Bersatu Kampuchea untuk keselamatan nasional dimana organisasi ini di dominasi oleh orang-orang Kamboja yang melarikan diri ke Vietnam.

Bersama KNUFNS, Pemerintah Vietnam beralasan bahwa Kamboja harus di invasi untuk membebaskan Kamboja dari kediktatoran Pol Pot dan Khmer merah. Pada tanggal 22 Desember 1978, Vietnam benar-benar menginvasi Kamboja dengan mengerahkan pasukan lebih dari 120.000 tentara yang dilengkapi dengan meriam artileri dan kendaraan lapis baja. Pasukan Kampuchea berusaha menghentikan pergerakan pasukan Vietnam namun yang terjadi justru pasukan Kampuchea kehilangan separuh pasukanya hanya dalam waktu 2 minggu.

Rakyat Kampuchea yang mengetahui bahwa mereka sedang di invasi nyatanya justru bersikap pasif dan tidak ikut melawan Vietnam karena mereka sudah terlanjur menderita akibat Pemerintahan Khmer merah. Pada Januari 1979, Phnom Penh, Ibukota Kamboja berhasil dikuasai oleh Vietnam sekaligus mengakhiri kekuasaan rezim Khmer merah. Sebuah pemerintahan kemudian didirikan, yaitu Republik Rakyat Kamboja (RRK) yang berhubungan erat dengan Vietnam sementara Pol Pot dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke kawasan pelosok di Kampuchea.

Sumber :