Bagaimana Sejarah Penemuan Kawat Gigi (Behel)?

behel-anak

Kawat gigi, atau yang lebih popular dengan nama behel, sebetulnya bukan hal baru di kalangan masyarakat dunia. Bahkan fenomena alat bantu gigi ini sudah dikenal di dalam kebudayaan manusia sejak 2000 atau 3000 tahun sebelum Masehi. bagaimana lengkapnya?

Pada awalnya kawat gigi hanya bermanfaat untuk ‘memegang’ gigi yang goyang, kemudian Aristoteles dan Hippocrates merasa kalau kawat gigi masih bisa memiliki manfaat yang lebih jauh, termasuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rata.

Dari zaman itu juga, para arkeolog banyak menemukan mumi kuno dengan gigi yang terbungkus pengikat berbaham logam, ada juga yang dikubur dengan peralatan gigi di mulutnya untuk mencegah gigi orang yang meninggal runtuh ketika di akhirat. Bahkan pernah ditemukan juga sebuah makam Romawi dengan gigi yang terikat kawat emas, yang dimanfaatkan seperti kawat ligatur, atau kawat elastis kecil yang bisa dipakai untuk mengaitkan kawat satu sama lain. Seorang filosofer dan ahli fisika bernama Aulus Cornelius Celsus adalah orang pertama yang berhasil mencatat perawatan gigi dengan metode tekanan jari. Namun, sayangnya karena kurang bukti dan teknologi yang masih primitif, riset mengenai kawat gigi pada masa itu kurang diketahui.

Ilmu ortodonti baru benar-benar berkembang mulai dari abad ke-17 sampai abad ke-19. Seorang dokter gigi Prancis bernama Pierre Fauchard merilis sebuah buku berjudul The Surgeon Dentist – Ahli Bedah Gigi – yang berisi berbagai metode meluruskan gigi. Dalam pekerjaannya yang berkaitan dengan meluruskan gigi, Fauchard tercatat sering menggunakan sebuah alat bernama Bandeau, yang memiliki bentuk seperti tapal kuda dan membantu melebarkan lengkungan di mulut. Hingga di tahun 1754, seorang dokter gigi Prancis lainnya, Louis Bourdet, menyempurnakan Bandeau dan merekomendasikan pencabutan gigi premolar dengan tujuan meringankan pertumbuhan rahang.

Kawat gigi yang kita kenal di kehidupan sekarang mungkin adalah jasa dari Edward Angle, seorang dokter gigi berkebangsaan Amerika Serikat, yang menyederhanakan berbagai macam alat ortodontik, termasuk kawat gigi. Selain itu, beliau juga membuat klasifikasi sederhana pertama untuk maloklusi – atau kontak yang tidak normal antara gigi-gigi di rahang atas dan gigi-gigi di rahang bawah – yang terdiri dari Kelas I, Kelas II, dan seterusnya. Hingga saat ini klasifikasi buatannya masih dipakai oleh para dokter gigi untuk menjelaskan status ketidaknormalan gigi, arah tumbuhnya, dan bagaimana mereka tumbuh.

Sumber: Wikipedia.com