Bagaimana sejarah penemuan gua-gua berlukis di Sulawesi Selatan ?

Lukisan gua prasejarah di Indonesia telah berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Menurut analisis H.R. Van Hekeren (1972) kemungkinan besar beberapa gua yang terdapat di Sulawesi Selatan telah dihuni sejak ribuan tahun sebelum Masehi.

Sejarah Penemuan Gua-Gua Berlukis
Lukisan gua di Sulawesi Selatan pertama kali dilaporkan oleh C.H.M. Heeren tahun 1950 yang meneliti keberadaan lukisan cap tangan dengan latar belakang cat merah di Leang PattaE.

Diduga bahwa lukisan cap tangan tersebut adalah cap tangan kiri perempuan. Di gua tersebut juga diketemukan lukisan hewan babi rusa yang terpanah bagian jantungnya.

Mungkin lukisan itu dimaksudkan sebagai harapan atau juga lukisan tersebut merupakan pengingat keberhasilan mereka dalam berburu.

image
Cap Tangan Situs Leang-leang

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Heekeren di Gua Burung, diketemukan lukisan cap tangan yang sama yaitu cap tangan kiri. Peneliti lainnya, C.J.H. Franssen, menemukan lukisan cap tangan di gua JariE.

Kedua peneliti itu kemudian melakukan penelitian bersama sehingga berhasil diketemukan lukisan cap tangan sebanyak 29 buah yang terdiri dari dua lukisan cap tangan yang masing-masing mempunyai 7-5 buah cap tangan dengan latar belakang merah.

Ada juga empat lukisan cap tangan yang hanya memiliki 3-4 jari; empat sampai lima lukisan cap tangan yang tidak beribu jari. Selain itu juga diketemukan lukisan lengan bawah yang bentuknya sudah tidak terlihat jelas.

Temuan lainnya adalah di gua Lambattorang, di wilayah Maros, diketemukan lukisan cap tangan mencapai 40 buah. Di Leang PattaE Kere, juga diketemukan lukisan gua yang berbentuk babi rusa bercampur lukisan cap tangan. Gambar dari babi rusa itu memiliki ukuran kira-kira 1 meter panjangnya.