Bagaimana sejarah Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia?

bursa komoditi dan derivatif
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) adalah sebuah perusahaan bursa berjangka komoditi derivatif Indonesia yang telah mendapatkan izin operasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi(Bappebti) di Jakarta pada tanggal 23 Juni 2009 (Nomor izin:26/BAPPEBTI/KP/6/2009).

Munculnya BKDI sebagai bursa berjangka berjangka komoditi setidaknya menempuh perjalanan yang cukup panjang. Dimulai tahun 2006 dari wacana beberapa tokoh yang peduli terhadap perdagangan berjangka komoditi primer. Kemudian, wacana itu mengerucut dengan mendirikan badan hukum BKDI pada tahun 2007.

Sebagaimana dipersyaratkan Undang-undang No.32/1997, tentang perdagangan berjangka komoditi, pendirian sebuah bursa berjangka harus didukung atau dipromotori setidaknya sebanyak 11 perusahaan yang tidak terafiliasi. Dari akta pendirian BKDI, diketahui masing-masing perusahaan promotor ini menyetor modal awal senilai Rp 1 miliar. Atau masing-masing mengantongi saham sebesar 8,3 persen.

Sementara itu, untuk melengkapi infrastruktur perdagangan berjangka, BKDI mendirikan lembaga kliring yakni PT Identrust Security International (ISI). Saham atau kepemilikan lembaga kliring ini 100 persen dimiliki BKDI.

Setelah melengkapi semua persyaratan dan memenuhi prosedur formal pendirian bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka, akhirnya Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada tahun 2009 mengelontorkan dua izin usaha kepada BKDI dan ISI. Keluarnya izin tersebut melalui Surat Keputusan No. 26/BAPPEBTI/KP/6/2009, tertanggal 23 Juni 2009, kepada BKDI. Dan, Surat Keputusan No.30/BAPPEBTI/KP/7/2009, tanggal 3 Juli 2009, kepada ISI.

Pada 10 Desember 2009, BKDI menggelar soft launching dengan perdagangan perdana kontrak berjangka komoditi emas. Inilah tahap awal jawaban BKDI akan harapan semua lapisan rakyat Indonesia, menjadi tuan dirumahnya sendiri. Kaya dengan berbagai komoditi unggulan dan sekaligus menjadi pasar internasional. Momen bersejarah itu pun digelar di gedung BKDI yang beralamat di Jalan Letjen S Parman, Kavling 73, Jakarta.