Bagaimana proses terjadinya dan pemeriksaan pada enterotoksemia?

Enterotoksemia pada pedet yang disebabkan oleh kuman Clostridium perfringens tipe A dan C (atau B) ditandai dengan radang usus yang sifatnya akut, dengan diare yang profus dan gejala desenteri. Bagaimana proses terjadinya dan pemeriksaannya?

Proses terjadinya
Kejadian enterotoksemia pada sapi termasuk ja rang dijumpai dalam praktek. Pedet yang terserang penyakit enterotoksemia biasanya berumur kurang dari dua minggu. Pedet tersebut berada dalam kondisi baik, cukup menerima kolostrum sebelumnya, penyediaan air susunya pun juga mencukupi dan kebanyakan berasal dari induk yang produksinya tinggi. Oleh suatu stres pedet akan mengalami gangguan pada pencernaan makanannya, yang ditandai dengan penurunan atau hilangnya tonus saluran pencernaannya. Dalam keadaan demikian keseimbangan biologik flora dalam usus terganggu, dan kuman Clostridium perfringens, yang dalam keadaan biasa bersifat saprofitik, akan mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan pesat. Kuman tersebut akan menghasilkan toksin enterotoksin, yang mampu menyebabkan diare yang hebat. Kuman Cl. perfringens tipe A biasanya menyebabkan diare berdarah dan disertai dengan demam yang tinggi.

Pemeriksaan patologi anatomis
Pada penderita yang menemui ajalnya tanda-tanda diare ditemukan di sekitar anus, kaki kaki belakang dan ekornya. Dalam pemeriksaan saluran pencernaan akan ditemukan lesi-lesi serta perdarahan, petechiae maupun sepanjang usus halusnya. Dari penderita yang belum lama mengalami kematian dapat diisolasi kuman Cl. perfringens dalam jumlah yang banyak.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.