Bagaimana proses perawatan bayi yang baru lahir?

image

Bayi yang baru lahir membutuhkan perawatan ekstra yang dilakukan oleh tenaga profesional, dokter, bidan atau perawat.

Bagaimana proses perawatan bayi yang baru lahir ?

Sebelum dilakukan proses perawatan pada bayi yang lahir, pastikan bahwa bayi lahir dalam kondisi sehat. Perlu diketahui apa saja tanda-tanda bayi yang lahir sehat:

  • Bayi lahir segera menangis
  • Seluruh tubuh bayi kemerahan
  • Bayi bergerak aktif
  • Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
  • Berat lahir 2500 gram - 4000 gram

Pada bayi yang sehat, segera setelah lahir akan menangis dengan kuat. Sebenarnya bayi tidak menangis namun melakukan pernafasan pertama untuk mengembangkan paru-parunya. Jika paru-paru telah mengembang dengan baik dan bayi bernafas dengan normal, tangis bayi pun akan berhenti.

Pernafasan pertama bayi dapat pula dirangsang dengan cara mengeringkan bayi segera setelah lahir dengan handuk yang disiapkan di atas perut ibu.

Pada bayi baru lahir lakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Keringkan untuk mencegah kehilangan panas akibat cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih.

  • Potong tali pusar, setelah bayi dikeringkan.

  • Segera lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

    • Beri ASI, jangan berikan makanan lain.
    • Segera teteki/susui bayi setelah bersalin untuk merangsang produksi ASI.
    • Teteki/susui bayi sesering mungkin dan setiap kali bayi menginginkan.
    • ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan tubuh, langsung berikan kepada bayi jangan dibuang.
    • Jaga bayi tetap hangat.
  • Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah lahir.

    • Bungkus bayi dengan kain kering, ganti jika kain / pakaian bayi basah.
    • Bayi jangan ditidurkan di tempat dingin atau banyak angin.
    • Jika berat bayi kurang dari 2500 gram, dekap bayi agar kulit bayi menempel ke dada ibu (metode kanguru) Tanyakan ke bidan/dokter bagaimana caranya menerapkan metode kanguru
  • Beri suntikan Vitamin K1 untuk mencegah pendarahan pada bayi baru lahir.

  • Cegah infeksi pada bayi baru lahir.

    • Minta salep antibiotik untuk mata segera setelah lahir
    • Minta imunisasi hepatitis B pertama sebelum bayi berumur 7 hari
    • Jaga agar tali pusat selalu bersih dan kering, jika kotor bersihkan tali pusat dengan air matang
    • Jangan bubuhkan ramuan atau bahan lain pada tali pusat
    • Cuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih sebelum dan sesudah merawat bayi
  • Periksakan kesehatan bayi baru lahir ke bidan/dokter sedikitnya 3 kali (24 jam pertama, hari ketiga dan minggu kedua setelah lahir)

Pemberian K1 injeksi pada bayi baru lahir

Pemberian Vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada bayi-bayi kurang vitamin K1 adalah perdarahan, pucat, dan pembesaran liver/hati ringan.

Perdarahan dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama pada trauma proses kelahiran. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna. Tidak hanya itu kekurangan vitamin K1 dapat mengakibatkan komplikasi perdarahan dalam otak sang bayi dengan angka kejadian 63 %. Gejala yang timbul bila terjadi perdarahan dalam otak adalah sakit kepala (menangis terus menerus), muntah, ubun-ubun membonjol, pucat hingga kejang.

Penyebab kekurangan vitamin K1:

  • Mengkonsumsi obat-obatan apalagi jamu-jamuan/herbal selama hamil terutama yang dapat mengganggu metabolisme vitamin K1, seperti : obat anti pembekuan darah.

  • Pembentukan vitamin K1 yang kurang oleh bakteri usus, misalnya pada bayi yang sering menggunakan antibiotik, khususnya pada bayi lahir prematur, bayi yang mengalami gangguan fungsi hati, dan bayi yang kurang asupan vitamin K1. Begitu juga dengan bayi-bayi yang menderita gangguan pencernaan dan diare kronik.

Rekomendasi untuk Indonesia:

  1. Semua bayi baru lahir harus diberikan profilaksis injeksi vitamin K1
  2. Cara pemberian K1 adalah disuntik di otot paha kiri bayi
  3. Dosis yang dianjurkan untuk semua bayi baru lahir adalah : 1 mg dosis tunggal melalui suntikan, diberikan setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selesai dilakukan sebelum diberikan imunisasi hepatitis B dengan selang waktu minimal 1-2 jam.
  4. Untuk bayi yang lahir ditolong oleh dukun maka pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN1) dengan dosis dan cara yang sama.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada bayi baru lahir:

1. Perawatan tali pusat:

Perawatan tali pusat sebenarnya juga sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan daerah sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga kesehatan kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol.

Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.

Meski demikian, praktek membersihkan tali pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa negara maju pun masih diterapkan. Pertimbangannya, tali pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang mengeluarkan aroma (tetap tidak menyengat). Hal inilah yang membuat orangtua merasa khawatir.

Bila orangtua ragu untuk menentukan cara mana yang akan diterapkan, lebih baik diskusikan dengan bidan/dokter.

2. Memperhatikan pencernaan bayi.

Pada hari pertama sampai hari ketiga biasanya bayi mengeluarkan mekonium (tinja yang berwarna hijau pekat atau hitam seperti ter). Setelah hari ketiga tinja menjadi lebih encer dan berwarna kuning.

Makin banyak ASI yang dikonsumsi, maka tinjanya makin encer, warnanya kekuningan dan baunya “ringan” serta bayi tidak mengejan, tetapi kadang-kadang warnanya agak jingga atau kehijauan.

Sedangkan tinja bayi yang minum susu formula akan lebih kental, warna lebih coklat dan baunya “keras”, bayi sering mengejan untuk buang tinja. Bayi yang cukup ASI dalam 3-4 hari setelah lahir telah mempunyai tinja seperti di atas. Bila tinja masih hijau atau hanya coklat, kemungkinan besar ia tidak cukup mendapat ASI.

3. Memperhatikan bayi berkemih.

Bila bayi mengompol sedikitnya 6 kali, banyak, membasahi popok (tidak sekedar lembab) dalam 24 jam, dapat dipastikan bahwa ia mendapat cukup ASI. Dalam beberapa hari setelah dilahirkan air kencing bayi berwarna jernih/bening (sementara air kencing bayi yang diberi susu formula lebih kuning dan lebih pekat).

Sayang sekali sekarang ibu-ibu jarang memakai popok kain, dan banyak memakai disposable diapers (Popok sekali pakai) bahkan yang daya serapnya tinggi. Hal ini menyulitkan pemantauan jumlah air kencing bayi.

Tanda bahaya bayi baru lahir

  1. Adanya kejang dengan atau tanpa kesadaran menurun, bayi menangis melengking tiba-tiba, adanya gerakan yang tak terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak, mulut mencucu, kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.

  2. Adanya ganguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru, tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernafasan cuping hidung, bayi merintih.

  3. Penurunan suhu tubuh kurang dari 36 derajat C: badan bayi teraba dingin, tampak mengantuk, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba dingin dan gerakan bayi kurang dari normal.

  4. Bayi demam > 37,5 derajat C

  5. Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk/tidak sadar, adanya kejang, gangguan nafas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul kecil pada kulit, nanah keluar dari mata, telinga, pusar kemerahan sampai ke dinding perut dan berbau busuk.

  6. Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir, atau setelah umur 14 hari atau pada umur lebih dari 2 minggu.

  7. Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut kembung, teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air besar dalam 24 jam terakhir, ada darah dalam tinja tanpa adanya diare, periksa apakah ada lubang duburnya.

  8. Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah atau rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembalinya lambat.

Jika ditemukan salah satu tanda di bawah ini, bapak dan ibu harus segera membawanya ke bidan/dokter.

Pastikan ibu memahami bahwa ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan paling baik untuk bayi. Biarkan bayi tetap dekat dengan ibu sehingga dia bisa menghisap setiap saat dan tetap hangat. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan dan kebersihan bayi dan menyusu sesering mungkin.

Terkadang sering ditemukan lendir kekuningan pada mata bayi pada minggu pertama setelah kelahiran. Anda dapat membasuh matanya dengan ASI, air dingin atau hangat, dan kain bersih. Jika mata bayi menjadi kemerahan, bengkak, dan banyak keluar nanah, maka bayi tersebut harus segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat.

Perawatan tali pusat

Jagalah sisa tali pusat bayi agar tetap bersih dan kering. Jika memungkinkan, bersihkan dengan alcohol dan kain kering setiap penggantian popok. Sisa tali pusat tersebut nantinya akan menghitam dan lepas dengan sendirinya pada minggu pertama kelahiran. Anda tidak perlu menutup bagian tersebut dengan apapun kecuali jika ada lalat atau debu. Kemudian Anda dapat menggunakan kasa atau kain bersih untuk menutupinya.

Jika Anda mendapat adanya kemerahan dan nanah di sekitar tali pusat, bayi tersebut kemungkinan mengalami infeksi. Bayi tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat dan segera memperoleh pengobatan antibiotik.

1. Tetanus pada bayi baru lahir

Tanda-tanda bahaya tetanus pada bayi baru lahir:

  • Demam
  • Bayi tidak dapat menyusu
  • Bayi menangis terus
  • Pernapasannya cepat
  • Terjadi kekakuan pada tubuh bayi

Apa yang harus dilakukan:

Segera bawa bayi ke Rumah Sakit terdekat. Jika perjalanan ke Rumah Sakit memakan waktu lebih dari 2 jam dan anda mengetahui bagaimana memberikan suntikan pada bayi, berikanlah 100.000 unit benzilpenisilin.

2. Bayi lahir terlalu dini (prematur) atau terlalu kecil

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 8 bulan disebut bayi lahir terlalu dini (prematur). Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau 5 pon disebut bayi lahir kecil (BBLR). Bayi-bayi tersebut membutuhkan perawatan khusus.

Perawatan yang dilakukan:

  1. Keringkan bayi dengan kain bersih kering segera setelah lahir. Jaga agar bayi tetap kering dan hangat

  2. Tempatkan bayi melekat pada dada ibu. Tutup tubuh bayi tersebut dengan beberapa buah kain atau selimut hangat. Pastikan bagian kepalanya juga tertutup dan ruangan juga hangat.

  3. Letakkan bayi pada payudara ibu. Bayi kecil harus menghisap minimal setiap 2 jam.

  4. Jangan mandikan bayi. Bayi harus tetap dalam kondisi hangat.

3. Ketika bayi tidak bernapas

Bayi harus mulai bernapas dalam 2 sampai 3 menit setelah tali pusat berwarna putih atau plasenta sudah lepas dari dinding rahim. Jika bayi tidak segera bernapas, maka akan menimbulkan kerusakan otak berat dan kematian bayi.

Apa yang harus dilakukan:

Bersihkan mulut dan hidung bayi, dan gosoklah punggung dan kakinya. Jika bayi tetap tidak bisa bernapas, segera lakukan pertolongan pernapasan:

  1. Baringkan bayi pada permukaan keras, seperti meja atau lantai.

  2. Buka tenggorokan bayi dengan menarik kepalanya ke belakang perlahan.

  3. Letakkan mulut anda pada mulut dan hidung bayi, dan berikan sedikit tiupan udara kepada bayi tersebut. Berikan 40 tiupan setiap menitnya (lebih cepat sedikit dibandingkan pernapasan normal saat istirahat). Biarkan bayi mencoba bernapas di antara tiupan yang diberikan.

  4. Perut dan dada bayi akan naik turun setiap kali tiupan diberikan. Jika perut bayi tetap naik, itu berarti udara masuk ke perut bukan ke paru-paru. Cobalah mengubah posisi kepala bayi. Pastikan anda tidak menghalangi tenggorokan bayi.

PENTING! Paru-paru bayi baru lahir sangat rapuh. Jika anda memberikan tiupan terlalu kuat, anda dapat merusaknya. Berilah tiupan perlahan dari pipi anda, bukan dari dada.