Bagaimana Proses Pembentukan Pupuk Kompos?

pupuk kompos

Mengapa kita harus memisahkan sampah organik dan non-organik? Karena sampah organik mudah dimanfaatkan. Salah satunya untuk menjadi pupuk kompos.

Planet kita memiliki mekanisme daur ulang yang luar biasa dan telah berlangsung jutaan tahun. Proses ini paling mudah dipelajari di hutan yang masih alami. Pepohonan pada akhirnya mati dan tumbang, bangkainya pun menjadi “lantai” hutan dan bercampur dengan lumut, guguran daun kering, bahkan kotoran binatang. Ditambah dengan hujan, cacing, serangga, dan reaksi kimia rumit, terjadilah pembusukan, atau dekomposisi. Kembali menjadi tanah. Proses pembusukan bahan organik inilah yang menginspirasi manusia untuk membuat pupuk kompos. Konsepnya sama, mengusahakan proses pembusukan.

Proses dekomposisi ini pada dasarnya adalah proses penguraian. Semua bahan yang dulunya pernah hidup (seperti dedaunan, kayu, kertas, sisa buah dan sayur di tempat sampah, jerami, dan lain-lain) bisa menjadi bahan pembuat kompos. Karena material tersebut bisa terurai dengan mudah dan cepat. Bangsa Mesir kuno tercatat pertama kali menggunakan pupuk jenis kompos ini bersamaan dengan pupuk kandang (dari kotoran binatang ternak) sejak 3000 tahun sebelum masehi.

Manusia terbiasa membuat pupuk kompos dari bahan sampah, terutama sampah organik. Karena memang sampah yang berbahan plastik butuh waktu yang sangat-sangat lama untuk diurai, konon bisa mencapai ribuan tahun. Proses penguraian sampah organik menjadi kompos dibantu oleh jamur dan bakteri yang dikandung sampah tersebut. cacing tanah, serangga, dan binatang-binatang kecil yang siap menghancurkan sampah organik dan membuatnya terurai menjadi tanah.

Tentu saja tanah ini adalah yang mengandung berbagai bahan bermanfaat dan sangat menyuburkan. Tanah tersebut yang kita kenal sebagai pupuk kompos. Para petani pembuat pupuk kompos dengan cara menumpuk-numpuk sampah organik dalam area yang sudah ditentukan. Mencampur berbagai macam sampah organik tersebut dengan terlebih dahulu dipotong kecil-kecil, agar penguraian jadi lebih cepat. Tambahkan air secukupnya, dan jaga agar tidak sampai terkena air hujan berlebih. Proses pembusukan ini bisa berlangsung dengan cepat (40 – 50 minggu). Namun bisa juga sangat lambat, hingga 6 bulan, tergantung lingkungan. Perlu diketahui, proses dekomposisi ini menghasilkan panas juga. Sehingga para petani sesekali harus mengaduk material kompos agar panasnya merata dan menghasilkan kompos yang bagus.

Sumber:
sains.me