Bagaimana prosedur penyusunan anggaran (budgeting) yang baik?

Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun.

Bagaimana prosedur penyusunan anggaran (budgeting) yang baik ?

Sebelum memasuki prosedur penyusunan anggaran, berikut definisi prosedur menurut Nafarin (2000) yaitu merupakan suatu urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.

Nafarin (2000) memberi contoh prosedur penyusunan anggaran perusahaan industri antara lain sebagai berikut:

1. Tahapan penentuan pedoman perencanaan (anggaran)

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. Tahun anggaran biasanya dari tanggal 1 Januari suatu tahun sampai 31 Desember suatu tahun.

Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu top management (direktur/komisaris) melakukan dua hal, yaitu:

  1. Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti: tujuan, kebijaksanaan, asumsi-asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.

  2. Membentuk panitia penyusunan anggaran, yang terdiri dari: direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.

2. Tahapan persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu menyusun forecast penjualan (taksiran/ramalan penjualan).

Setelah menyusun forecast penjualan kemudian manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun:

  • anggaran penjualan,
  • anggaran beban penjualan, dan
  • anggaran piutang usaha.

Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer umum menyusun:

  • anggaran produksi,
  • anggaran biaya pabrik,
  • anggaran persediaan,
  • anggaran utang usaha.

Anggaran tersebut di atas dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh manajer pemasaran. Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun:

  • anggaran beban administrasi dan umum. Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer menyusun:

    • anggaran laba rugi,
    • anggaran neraca,
    • anggaran kas, dan
    • anggaran lainnya.

Dalam tahap persiapan anggaran ini biasanya diad akan rapat antar-bagian yang terkait saja.

3. Tahapan penentuan anggaran

Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi (direktur) dengan kegiatan:

  1. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran.
  2. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran.
  3. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

4. Tahapan pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggran disampaikan pada direksi.

Untuk prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan non manufaktur hampir sama dengan prosedur yang telah diuraikan (Nafarin, 2000), namun dibutuhkan beberapa penyesuaian.

Dalam proses penyusunan anggaran, partipasi berbagai pihak mempunyai peranan yang sangat penting.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2007), proses penganggaran bisa ”top down” atau ”bottom up”. Pada top down, manajemen senior menyusun anggaran untuk level manajer di bawahnya. Sedangkan pada bottom up, manajer-manajer level bawah ikut berpartisipasi dalam menyusun nilai anggaran. Pendekatan top down biasanya jarang berhasil, karena menimbulkan kurangnya komitmen sehingga akan membah ay akan kesuksesan perencanaan. Sebaliknya, dengan pendekatan bottom up, komitmen lebih terjamin dalam pencapaian tujuan-tujuan anggaran.

Namun, penggunaan pendekatan ini harus hati-hati dikontrol, karena nilai anggaran yang disusun mungkin terlalu mudah dicapai atau anggaran yang disusun tidak selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebenarnya, proses persiapan anggaran yang efektif adalah penggabungan kedua pendekatan tersebut. Tim pembuat angggaran menyiapkan draft anggaran pertama untuk area tanggung jawabnya, yang mana merupakan pendekatan bottom up; namun mereka melakukannya sesuai petunjuk yang telah dibuat oleh manajemen atas, yang mana merupakan pendekatan top down. Manajer senior mereview dan mengkritik proposal anggaran dari manajaer bawah.

Hampir sama dengan pendapat Garrison dan Noreen (2000), mengemukakan bahwa program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam tanggung jawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri, yang disebut dengan self imposed budget atau anggaran partisipatif. Pendekatan ini biasanya dianggap sebagai metode pembuatan anggaran yang paling efektif.

Keunggulan yang biasanya diungkapkan atas anggaran partisipatif ini adalah:

  1. Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak.

  2. Oang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran. Dengan demikian, estimasi anggaran yang dibuat oleh orang semacam itu cenderung lebih akurat dan andal.

  3. Orang lebih cenderung mencapai anggaran yang penyusunannya melibatkan orang tersebut. Sebaliknya, orang kurang terdorong untuk mencapai anggaran yang didrop dari atas.

  4. Satu anggaran partisipatif mempunyai sistem kendalinya sendiri yang unik sehingga jika mereka tidak dapat mencapai anggaran, maka yang harus mereka salahkan adalah diri mereka sendiri. Di sisi lain, jika anggaran didrop dari atas, mereka akan selalu berdalih bahwa anggarannya tidak masuk akal atau tidak realistis untuk diterapkan dan dicapai.

Anggaran partisipatif mungkin saja terlalu longgar. Dengan demikian, sebelum anggaran diterima, anggaran harus terlebih dahulu di-review secara cermat oleh atasan langsung. Jika anggaran tersebut dipandang memerlukan perubahan, maka perubahan tersebut harus didiskusikan dan dimodifikasi atas kesepakatan kedua belah pihak.


Gambar Arah aliran data anggaran dalam sistem penganggaran partisipatif.Sumber: Garrison dan Noreen (2000)

Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:

  1. Top Down.
    Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan perusahaan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaan dalam menyusun anggaran.

  2. Bottom Up
    Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang.

  3. Top Down dan Bottom Up
    Penyusunan anggaran dengan memulainya dari atas selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainnya, adalah pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun anggaran tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan, yaitu:

  1. Bagian administrasi
    Kegiatan perusahan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran kas dapat diserahkan kepada bagian administrasi perusahaan. Penunjukan bagian administrasi ini (dan bukan bagian pemasaran, bagian produksi atau bagian yang lain dalam perusahaan) dilakukan dengan pertimbangan bahwa dari bagian administrasi inilah terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan di bidang pemasaran, bidang produksi, bidang pembelanjaan maupun bidang personalia.

  2. Panitia Anggaran
    Kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkupnya yang cukup luas, bagian administrasi tidak mungkin menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi bagian lain yang ada di perusahaan. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan dengan anggota-anggotanya yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia, dengan demikian maka dalam pelaksanaan anggaran seluruh bagian yang ada dapat diwakili oleh panitia anggaran.

Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil) maupun yang disusun oleh panitia anggaran (perusahaan besar). Rancangan inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang definitive. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan masih di mungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran yang definitive yang akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.