Bagaimana Program Diplomasi Budaya Amerika Serikat?

Program Diplomasi Budaya Amerika Serikat

Program diplomasi budaya Amerika Serikat berkembang menjadi alat untuk menciptakan mutual understanding dan membangun hubungan yang lebih dekat dan kuat.
Bagaimana Program Diplomasi Budaya Amerika Serikat ?

Program Diplomasi Budaya Amerika Serikat


Di masa lalu diplomasi budaya Amerika Serikat terkesan agresif dengan agak “memaksakan” ( impose ) caranya kepada pihak lain. Namun, diplomasi budaya Amerika Serikat kini lebih fokus pada aktivitas menawarkan budaya dengan cara yang transparan dan tidak mementingkan dirinya sendiri ( unselfish ). Program diplomasi budaya Amerika Serikat berkembang menjadi alat untuk menciptakan mutual understanding dan membangun hubungan yang lebih dekat dan kuat. Hal ini antara lain bisa terlihat jelas pada aktivitas ping pong diplomacy pada dekade 1970-an lalu. Saat itu terjadi pertukaran ( exchange ) pemain ping pong antara Amerika Serikat dengan China, yang pada awalnya diawali dari insiden-insiden tidak terduga yang terjadi antara atlet ping pong Amerika dengan Cina. Insiden yang kemudian mencairkan suasana antara kedua kubu tersebut, berlanjut hingga ke level para pemimpin negara. Hubungan US-Sino yang saat itu sedang memasuki masa-masa dingin pun mulai menunjukkan titik cerah. Walaupun mungkin ada keuntungan ekonomi dan politik bagi Amerika Serikat di balik diplomasi ping pong ini, inisiatif ini dijalankan dengan transparan dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Sama halnya dengan seni dan musik, olahraga dapat menjadi alat pemersatu di antara masyarakat. Oleh karenanya, Bureau of Educational and Cultural Affairs (ECA) memasukkan olahraga sebagai salah satu program exchange -nya yang bernama Sports United . Program ini didesain dalam rangka membantu membangun dialog dengan masyarakat non-elite yang berada pada grassroot level . Di samping itu, program ini juga mencoba menyebarkan value/pandangan kepada anak-anak muda di dunia bahwa kesuksesan dalam olahraga dapat membantu perkembangan life skills dan prestasi di sekolah. Pesan-pesan ini berusaha disampaikan Amerika Serikat lewat para atletnya dengan program yang dinamakan sports envoy atau ambassador of sport . Para utusan olahraga ini akan melakukan perjalanan ke negara-negara di dunia dan memberikan klinik di bidang olahraga yang mereka tekuni kepada para audiensya, melakukan presentasi, serta memberikan semangat dan pesan-pesan moral kepada atlet-atlet muda.

Prakarsa untuk mengirimkan New York Philharmonic Orchestra ke Korea Utara juga mendemonstrasikan potensi dari diplomasi budaya untuk melintasi batas dan budaya. Dalam kasus ini, budaya dapat mempengaruhi orang dalam cara yang halus dan tidak kentara yang membuatnya dapat lebih diterima. Oleh karenanya, diplomasi budaya didorong untuk dapat menampilkan sesuatu yang menghibur kepada audiensnya. Song Sok-hwan, vice-minister of culture Korea Utara, mengatakan bahwa konser ini adalah kesempatan yang penting untuk membuka awal baru dalam menciptakan mutual understanding bagi kedua negara. Ini adalah kedatangan kontingen Amerika Serikat terbesar di negara tersebut sejak Perang Korea setengah abad yang lalu. Konser tersebut hadir di tengah-tengah dorongan diplomatik membujuk Pyongyang untuk menyerahkan kepemilikan senjata nuklirnya. Penampilan orkestra yang dibuka dengan lagu kebangsaan kedua negara ini, juga membawakan komposisi lagu tradisional Korea. Hal ini adalah bentuk respect Amerika Serikat terhadap budaya lokal yang ada di negara tersebut. Walaupun dibayang-bayangi tujuan politis, tur New York Philarmonic Orchestra ini murni hanya salah satu bagian dari diplomasi budaya Amerika Serikat.

Diplomasi dansa Amerika Serikat pada Maret 2011 yang lalu baru saja menyelesaikan tur keliling dunianya mulai: dari Asia, Afrika, hingga Amerika Latin sebagai bagian dari DanceMotion USA—sebuah program yang dikembangkan the Bureau of Educational and Cultural Affairs (ECA) bekerja sama dengan the Brooklyn Academy of Music (BAM). Selain menampilkan pertunjukan dansa, kegiatan mereka juga akan diisi dengan pagelaran workshop, master class , serta berbagi pengalaman mereka dengan para audiensnya. U.S. Department of State sangat mendukung seni sebagai komponen integral dari U.S. foreign policy . Dansa, seperti juga seni populer lainnya, bersifat lintas bahasa, politik, dan agama. Para penari ini tidak hanya seorang penampil ataupun instruktur dansa, tetapi mereka juga para diplomat yang bertugas mempromosikan mutual understanding dengan menghilangkan streotipe negatif yang ada tentang Amerika Serikat. Di samping itu, program ini juga mendemonstrasikan rasa respect terhadap budaya lain, di mana para penari ini akan mendapatkan nilainilai baru yang mereka temukan selama tur tersebut, dan kemudian membawanya ke kampung halamannya. Hal ini sangat berguna demi menciptakan better understanding terhadap masyarakat dan budaya tersebut.

Diplomasi lewat film juga dilakukan U.S. Department of State’s Bureau of Educational and Cultural Affairs berkolaborasi dengan University of Southern California’s School of Cinematic Arts untuk merangkul audiens internasional lewat jalur film-film Amerika. Program ini dikenal dengan nama American Film Showcase . Pertukaran people-to-people ini akan mengirim para pembuat dan pakar film Amerika Serikat ke negara-negara dunia untuk mempersembahkan film independen, dokumenter, maupun animasi pendek. Hillary Clinton berharap ini akan membawa rasa kebersamaan dan memelihara pemahaman antara masyarakat asing dengan masyarakat Amerika Serikat. Screening film , yang biasanya diselenggarakan di U.S. Embassies ini, adalah bentuk diplomasi budaya untuk berkomunikasi dengan anakanak muda lokal. Pemutaran film ini diharapkan dapat memperlihatkan nilai American freedom of expression . Selain itu juga, para pembuat film dan pakar perfilman Amerika Serikat yang turut dalam program tersebut juga akan menggelar kuliah atau workshop mengenai pembuatan film, animasi, teknologi digital, dan media. Marjorie Ames, division chief of cultural programs at the State Department’s Bureau of Educational and Cultural Affairs , mengatakan:

Film are a means of spurring conversations about topical issues of common concern between people in the United States and those outside the United States ,"

Amerika Serikat memiliki program diplomasi budaya lewat musik yang bernama Rhythm Road Program yang diselenggarakan oleh Jazz at Lincoln Center , dan ECA. Program ini merupakan salah satu cara Amerika Serikat dalam memahami kegunaan pengintegrasian budaya lokal dengan musik jazz untuk berkomunikasi dengan audiensnya. Program yang merupakan evolusi dari Jazz Ambassador pada Perang Dingin lalu ini juga ingin menunjukkan bagaimana diversitas Amerika Serikat sebagai suatu bangsa yang besar. Seperti yang kita tahu, musik jazz adalah produk budaya masyarakat Afro-Amerika yang kini telah berkembang. Band yang terpilih dalam program ini harus dapat memenuhi dua kriteria yang diwajibkan pada mereka, yakni: kualitas bermusik dan kemampuan untuk mengedukasi audiensnya, termasuk melakukan komunikasi langsung. Program ini juga didesain untuk meraih audiens yang lebih muda dan beragam (diverse). Komunikasi transnasional lewat bahasa musik adalah tujuan utama program Rhythm Road ini.63

Bekerja sama dengan the Bronx Museum of Arts, U.S. State Department meluncurkan sebuah program yang bernama smART power, sebuah inisiatif baru dengan mengirimkan artis visual Amerika Serikat—seperti: pelukis, pemahat patung—ke 15 negara di dunia (China, Ekuador, Mesir, Ghana, India, Kosovo, Lebanon, Nepal, Nigeria, Pakistan, Filipina, Kenya, Sri Lanka, Turki, dan Venezuela. dengan menggunakan diplomasi people-to-people lewat pendekatan seni visual.

Program baru ini akan mulai berjalan pada pertengahan 2011. Kedepannya para seniman Amerika Serikat yang terpilih akan melakukan perjalanan dan berkolaborasi dengan seniman lokal organisasi seni setempat untuk merangkul para anak-anak muda dan menciptakan suatu proyek yang berbasis komunitas. Dengan melibatkan komunitas lokal dan mendorong terciptanya dialog, eksperimen, dan kreativitas, program ini mencoba untuk menstimulasi diskursus mengenai isu lokal dan global seputar: lingkungan, pendidikan, kesehatan, isu perempuan dan kebebasan berkespresi. Holly Block, Director of The Bronx Museum of the Arts , mengatakan:

We believe that artists have a unique ability to express and explore the ideas, issues and experiences of importance in our daily lives. By creating relationships between people around the world, these artists will help build cross-cultural understanding and exchange.”