Bagaimana prevalensi dan faktor-faktor yang berasosiasi dengan askariasis pada pedet atau anak sapi?

Kematian pedet akibat berbagai macam faktor tercatat 1.874 ekor dari 147.476 ekor berdasarkan hasil laporan pemeriksaan identifikasi dan pemetaan kasus parasit internal dan kematian pedet di Jawa Tengah. Berapa persen dari kematian itu disebabkan oleh askariasis, belum pernah diungkapkan. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor- faktor yang berasosiasi dengan kejadian askariasis pada pedet di Jawa Tengah.


Askariasis pada pedet disebabkan Toxocara vitulorum. Parasit ini menyebabkan kerugian ekonomi akibat kematian dan penurunan berat badan serta produktivitas. Kematian pedet akibat berbagai macam faktor tercatat 1.874 ekor dari 147.476 ekor berdasarkan hasil laporan pemeriksaan identifikasi dan pemetaan kasus parasit internal dan kematian pedet di Jawa Tengah. Berapa persen dari kematian itu disebabkan oleh askariasis, belum pernah diungkapkan. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor- faktor yang berasosiasi dengan kejadian askariasis pada pedet di Jawa Tengah. Penelitian menggunakan kajian observasional dengan rancangan lintasseksional. Sampel yang didapat secara tahapan ganda, random proposional dan klaster sebanyak 1171 ekor pedet, berasal dari 8 kabupaten. Hasil positif uji kualitatif sebesar 15,2% (178/1171) sehingga prevalensi askariasis secara keseluruhan di Propinsi Jawa Tengah sebesar 15,2%. Hasil kajian bivariat menunjukkan variabel peternak yang secara bermakna berasosiasi adalah tujuan beternak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tabungan. Variabel ternak yang berasosiasi bermakna yaitu umur pedet, pedet Simpo, PFH, pedet dari indukan sendiri, perolehan kolostrum, konsistensi feses lunak dan padat, pemberian obat cacing dan vitamin. Variabel manajemen yang berasosiasi bermakna adalah kondisi dan lantai kandang, tempat pengumpulan feses, jenis pakan konsentrat dan hijauan. Variabel lingkungan yang secara berasosiasi bermakna yakni sumber air dari mata air, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Karanganyar. Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi logistik terdiri dari Kabupaten Magelang (p=0,0009, OR=1,98), umur ≤ 6 bulan (p=0,0158, OR=1,75), tujuan beternak sebagai tabungan (p=0.0234, OR=1,63,), lantai kandang semen (p=0.0046 dan OR=0,58), Kabupaten Karanganyar (p=0.0129 dan OR=0.36), Kabupaten Temanggung (p=0.0017 dan OR=0.12). Model persamaan infeksi askariasis mempunyai sensitifitas sebesar 72,65% dan spesifisitas 55,06%.