Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, terdapat empat teori atau model hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang bahwa pola hubungan interpersonal menyerupai transaksi dagang, hubungan interpersonal berlangsung mengukuti kaidah transaksional, yaitu apakah seseorang memperoleh keuntungan atau malah merugi., jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan interpersonal berjalan mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu.
Teori ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Keuntungan itu, menurut perspektif teori ini ada enam bentuk yaitu cinta, uang, status, informasi, barang dan jasa.
Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memnuhi kebutuhannya. Asumsi dasar bahwa yang mendasari teori ini adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan.
2. Model Peranan
Asumsi teori ini mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan yang baik ditandai dengan adanya kebersamaan, apabila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik peranan, artinya hubungan interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan peranan sebagaimana yang diharapkan. Tuntutan peranan adalah desakan keadaan yang memaksa individu memainkan peranan tertentu meskipun tidak menginginkannya.
Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah dibebankan padanya. Desakan sosial dapat berwujud sebagai sanksi sosial dan dikenakan bila individu menyimpang dari peranannya. Dalam hubungan interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia melaksanakan peranannya.
3. Model Permainan
Model ini berasal dari psikiater Eric Barne dalam buku Games People Play, dalam model ini orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan, mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia yaitu orangtua, anak, dan orang dewasa. Dalam hubungan interpersonal kita menampilkan salah satu aspek kepribadian tersebut, dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.
Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggungjawab, dan jika permintaannya tidak segera dipenuhi ia akan menangis meraung- raung, ngambek, cuek kepada semua orang yang tidak memenuhi kemauannya. Sedangkan oang deasa lugas dan sadar akan tanggungjawabnya, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orangtua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka, lebih sabar dan bijaksana. Hubungan interpersonal dalam masyarakat juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orangtua dengan sikap atau perilaku yang semestinya ditunjukkan sesuai dengan kodratnya.
4. Model interaksional
Menurut model interaksional ini, hubungan interpersonal adalah merupakan suatu proses interaksi. Masing-masing orang ketika berinteraksi pasti sudah memiliki tujuan, harapan, kepentingan, perasaan suka atu benci, dan sebagaunya yang semuanya itu merupakan input. Selanjutnya, inpu menjadi komponen penggerak yang akan memberi warna dan situasi tertentu terhadap proses hubungan interpersonal. Output dari psoses hubungan interpersonal telah memperoleh pengalaman, kesenangan, dan sebagainya.39 Hubungan interpersonal dapat dipandang sebagai sistem dengan sifat- sifatnya, untuk menganalisanya harus melihat pada karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-sifat lingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, pelaksanaan peranan dan permainan yang dilakukan.
Referensi :
- Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2012).
- Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1991).
- Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011).