Benarkah Pikiran dapat Memengaruhi Kehidupan?

Pikiran

Pikiran dapat memengaruhi kehidupan, bagaimana mekanisme pikiran sehingga ia bisa memengaruhi kehidupan kita?

Pertama, apa itu pikiran?

Menurut Dr. Ibrahim Elfiki, seorang pembicara terbaik di Amerika dan Kanada, menjelaskan bahwa pikiran adalah suatu alat ukur yang digunakan manusia untuk menilai sesuatu yang dianggap memiliki nilai lebih baik, yang berguna bagi dirinya atau orang disekitarnya.
Kemudian, ada yang namanya “Kekuatan Pikiran”, apa itu kekuatan pikiran?

Jadi, pikiran adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan. Seperti misalnya, kekuatan pikiran yang dapat mempengaruhi fisik, perasaan, sikap, citra diri, harga diri, dan intelektualitas. Itu sebabnya, mengapa pikiran memiliki kekuatan. Kekuatan pikiran, juga dapat melahirkan mindset dan berkaitan erat dengan rasa percaya diri.

Darimana sumber yang menjadi kekuatan untuk berpikir? Ada 6 sumber yang menjadi kekuatan dalam berpikir, yaitu:

  1. Orang tua
    Dari orang tua, kita belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerak tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, cara berprinsip, serta nila-nilai luhur. Sehingga, dari orang tua proses pikiran dapat terbentuk kemudian mengakar dalam diri.

  2. Keluarga
    Yang termasuk dalam keluarga seperti, saudara laki-laki atau perempuan, om dan tante, pakde dan bude, kakek nenek, atau saudara-saudara sepupu. Dari mereka, kita bisa mendapat informasi baru yang dapat disimpulkan atau digabungkan dengan referensi yang telah kita dapat dari orang tua.

  3. Masyarakat
    Sebagai manusia, kita tentu hidup dengan cara bersosial, yang tentunya membutuhkan interaksi dengan orang lain, seperti dengan tukang sayur, supir taksi, tetangga, atau yang lainnya.

  4. Sekolah dan Teman
    Di sekolah, kita dapat mempelajari ucapan, perilaku, dan sikap para guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran, maka dari sana kita dapat mudah meniru apa yang ada disekolah, baik yang positif atau negatif. Kemudian, ada teman. Karena dengan pertemanan merupakan salah satu aktualisasi diri yang pertama dalam kehidupan. Karena, kita sendiri yang menentukan pilihan untuk berteman dengan siapa, tanpa pengaruh orang tua.

  5. Media Masa
    Di zaman sekarang ini, media masa yang direalisasikan dengan sosial media dalam bentuk instagram, twiter, atau yang lainnya, adalah salah satu media, dimana kita menghabiskan waktu berjam-jam dalam setiap harinya. Perilaku ini sudah tentu dapat memengaruhi pikiran kita, baik bernilai positif atau negatif. Tergantung pada kebijakan diri kita, dalam mengambil nilai untuk diri kita sendiri.

  6. Diri Sendiri
    Diri sendiri adalah salah satu sumber internal terpenting dalam proses pembentukan pikiran. Pikiran-piiran yang telah didapat pada eksternal tadi, akan membetuk keyakinan dan prinsip yang kuat. Dan selanjutnya, kita dapat mengambil sikap baru, yang positif atau negatif. Kita hanya perlu menggabungkan sikap-sikap baru itu dengan data-data sebelumnya yang telah kita dapat.

Sehingga, proses pembentukan pikiran dapat semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian, kita mampu beradaptasi dalam menghadapi dunia luar. Berdasarkan kemampuan ini, yang dapat menentukan sukses atau gagal dan bahagia atau sengsara.

Dari kesemua sumber tadi, pikiran akan membuat arsip memori dalam akal. Kemudian, berujung pada penggambaran, bagaimana seseorang itu sabar, marah, bahagia, cemas, merasakan cinta, dan lain-lain. Stelah itu, pikiran akan mulai menghasilkan mindset. Mindset disini berarti ketika kita memikirkan sesuatu, kemudian menggambarkan bahwa tindakan tertentu akan selalu memiliki efek tertentu. Sesuatu tersebut dapat menjadi mindset, karena ada sebuah pikiran yang terjadi berkali-kali di berbagai tempat, waktu, serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi, sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama.

Mindset tersebut akan jadi berbahaya jika bernilai negatif. Seperti misalnya, akan merasa mulas ketika melakukan sarapan di pagi hari, atau akan merasa letih atau lesu jika tidak mengonsumsi kopi di pagi hari. Mindset seperti inilah yang disebut mindset negatif. Dimana, dengan mindset ini akal bawah sadar menumbuhkan perasaan dan persepsi negatif. Padahal sarapan di pagi hari itu hukumnya penting dan wajib, supaya tidak lemas dan loyo ketika beraktifitas.
Pembahasan selanjutnya adalah, bagaimana pikiran dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah pikiran dapat memengaruhi sikap. Sikap disini adalah, ketika kita berkonsentrasi pada sesuatu kemudian menyebabkan lahirnya perasaan tertentu dalam diri, sehingga muncul perasaan yang mendorong kita untuk bersikap. Saat inilah terlihat ekspresi wajah dan tubuh kita yang bergerak untuk menguatkan ucapan. Dan penggerak utama dari semua itu adalah pikiran.

Dr. Ibrahim Elfiky, dalam bukunya yang berjudul “Terapi Berpikir Positif” menjelaskan bahwa, sikap terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:

  1. Sikap memusuhi atau menerang
    Sikap ini memiliki sifat yang buas. Karena sikap ini akan terjadi pada seseorang ketika ia merasa ada bahaya yang mengancamnya atau ada sesuatu yang menghalanginya dalam mewujudkan suatu keinginannya. Sikap ini muncul karena adanya rasa taku, tidak percaya diri, dan ia tidak mampu mengontrol keadaaan dengan cara yang lain.
    Dalam kondisi ini, mereka akan cenderung berkata kasar, meledak-ledak, menyerang, dan ekspresi wajahnya berubah. Seseorang mengeluarkan sikap ini untuk menghindar dari tanggung jawab, atau memaksakan pendapatnya pada orang lain.

  2. Sikap taat dan menerima
    Sikap ini digunakan karena seseorang menghindari bentrok dengan orang lain, menghindari tantangan, menghindari dampak negatif dari tantangan, serta mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian. Hal ini terjado karena, mereka mengalami rasa takut dalam menghadapi tantangan dan akibatnya. Dengan menggunakan sifat ini, ia akan selalu merasa tenang karena terhindar dari konflik, dan merasa selalu diterima oleh masyarakat.
    Secara umum, sikap ini digunakan seseorang untuk beradaptasi dalam lingkungan yang baru. Tetapi sikap ini memiliki berbagai macam kekurangan, seperti menjadi mudah dimanfaatkan orang lain, sehingga akan menyebabkan kerugian. Disisi lain, ia akan menjadi minder, merasa gagal, cemas, takut yang merupakan penyakit. Mentalnya tidak bisa stabil ketika ia mencoba untuk bersosialisasi.

  3. Sikap tegas dan percaya diri
    Terdapat perbedaan stereotype pada sikap ini antara laki-laki dan perempuan. Jika laki-laki yang memiliki sikap ini, mereka pasti dinilai memiliki kemampuan dalam mengendalikan segala sesuatu. Mereka juga dinilai mampu mengontrol diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
    Pada perempuan, mereka akan dinilai bahwa, mereka cenderung menguasai dan menjadi sosok ditaktor. Mereka dinilai bahwa, mereka ingin menunjukan pada orang lain bahwa dirinya mampu memikul tanggung jawab karena kapasitas dan keterampilan yang ia miliki.

    Padahal sikap tegas dan percaya diri ini, adalah sebuah kemampuan dalam mengontrol diri secara sempurna, dengan amanah dan ikhlas sesuai tuntunan yang ada. Sikap ini dapat melahirkan harmoni dengan orang lain, karena mereka selalu menghormati pendapat dan gagasan orang lain. Sikap ini membuat semua orang merasa sama, sehingga dapat meningkatkan keuntungan, baik secara pribadi atau di dunia kerja. Oyang memiliki sikap seperti ini, selalu mencari cara baru untuk meningkatkan ketrampilan, dan kemampuannya agar mereka selalu berprestasi.

Question

Nah, dari contoh-contoh sikap tadi, sudah jelas bagaimana pikiran dapat sangat memengaruhi kehidupan kita? Jadi, jangan sampai kita salah ambil langkah dalam menentukan pikiran untuk menjalani proses kehidupan kita.

Jadi, kalian dapat menentukan bukan, kesimpulan mana, dari sikap yang harusnya kita ambil? Jangan sampai pikiran-pikiran buruk atau negatif memengaruhi langkah-langkah yang kita ambil dalam berkehidupan.