Bagaimana Persaingan Pengembangan Senjata Nuklir di Asia Selatan?

image

Bagaimana Persaingan Pengembangan Senjata Nuklir di Asia Selatan?

India dan Pakistan merupakan dua dari tujuh negara yang terdapat di Asia Selatan yang sering mengancam kondisi keamanan kawasan akibat dari pengembangan senjata nuklir.

Pasalnya kedua negara ini telah terlibat konflik yang berkepanjangan. Sebagai negara dunia ketiga, kepemilikan nuklir kedua negara ini telah membuat dunia merasa terancam. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan nuklir dan merasa terancamnya dunia adalah karena adanya dukungan dari negara-negara besar kepada India dan Pakistan.

Pengembangan nuklir di India telah banyak mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat. Salah satu dukungan yang diberikan Amerika Serikat untuk India berupa teknisi ahli dan beberapa bahan baku dari Amerika untuk pengembangan reaktor nuklir di India pada tahun 1956 yang merupakan titik awal bagaimana negara besar masuk dalam pengembangan senjata nuklir di India. India juga mendapatkan dukungan dari Kanada.21 Dalam perkembangan selanjutnya, peran Kanada dan Amerika Serikat semakin meningkat dan tidak dapat dilepaskan. Hal ini semakin signifikan pada saat Amerika Serikat merasa terancam akibat China berhasil melakukan tes nuklir pertamanya pada tahun 1964. Permasalahan ini pun menjadi ancaman jelas bagi India setelah mereka mengalami kekalahan ketika perang dengan China dalam masalah perbatasan kedua negara pada tahun 1962. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong India untuk mempunyai senjata nuklir yang pada akhirnya di tahun 1974 India berhasil melakukan tes senjata nuklir yang diberi nama Pokhran I.

Keberhasilan uji coba nuklir India menjadikan Pakistan semakin terancam mengingat berbagi konflik militer yang cukup intens terjadi diantara keduanya. Ditambah lagi, Pakistan pernah mengalami kekalahan dalam perang yang terjadi pada tahun 1971 dengan India. Keberhasilan India dalam mengembangakan senjata nuklir mengakibatkan respon yang cepat dari Pakistan. Abdul Qadeer Khan, yang merupakan salah satu ilmuwan yang sangat ahli dalam bidang metalurgi dan bekerja di salah satu perusahaan Eropa yang bergerak di pengayaan Uranium merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan senjata nuklir di Pakistan – dia pun dikenal sebagai the father of Pakistan’s nuclear weapon development program.

Pengembangan fasilitas nuklir Pakistan menjadikan negar atersebut mendapatkan respon negatif dari Amerika Serikat. Sebagi bentuk respon negatif tersebut Amerika Serikat mengeluarkan embargo baik secara ekonomi maupun militer pada tahun 1977. Dengan situasi yang sangat komplek pada saat itu di kawasan tersebut dengan munculnya permasalahan perang Afghanistan yang melibatkan Uni Soviet, serta persaingan antara China dengan Amerika Serikat dan pada India, memberikan keuntungan tersendiri bagi Pakistan. Pada tahun 1985, Pakistan mulai memproduksi weapon-grade enriched uranium yang dianggap mendapatkan bantuan China atas kondisi tersebut. Akhirnya Pakistan berhasil melakukan uji coba senjata nuklirnya pada Mei 1998 sebagai respon atas uji coba senjata nuklir yang dilakukan India sebelumnya.

Hal tersebut telah memperlihatkan adanya persaingan antara India dan Pakistan dalam mengembangkan senjata nuklir. Walaupun terlihat motivasi India untuk mengembangkan senjata nuklir adalah sebagi bentuk balancing terhadap China, dengan upaya balancing yang sama yang dilakukan Pakistan terhadap India, menjadikan arms dinamyc antara India dan Pakistan berjalan secara terus menerus. Kedua negara tersebut juga pada akhirnya memanfaatkan situasi persaingan diluar keduanya sebagai dukungan dari pihak eksternal terhadap masing-masing negara, seperti dukungan Amerika Serikat terhadap India serta dukungan China terhadap Pakistan.