Bagaimana perkembangan gamet fase Spermatogenesis pada ikan ?

Spermatogenesis

Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.

Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di tubuli smeniferus/testis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara, terletak di vas deferens.

Bagaimana perkembangan gamet fase Spermatogenesis pada ikan ?

Spermatogenesis merupakan suatu proses pembentukan dan perkembangan gamet jantan (sperma) dari sel-sel epitel germinal

Menurut Chinabut et al (1991), perkembangan gamet ikan dalam proses spermatogenesis dapat dibagi atas 5 tahap, yaitu :

  1. Tahap I : Spermatogonia
    Sel-sel epitel germinal aktif membentuk spermatogonia, hampir diseluruh tubulus. Kebanyakan sel spermatogonia mempunyai sebuah nukleus yang bentuknya tidak beraturan dengan membrane siste yang tidak jelas kelihatan. Nukleus mengandung granula-granula berwarna terang dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi, serta mempunyai sebuah nukleolus. Spermatogonia berukuran 10,80 ~ 13,31 µ.

  2. Tahap II : Spermatosit primer
    Proses akhir spermatogonia akan tumbuh dan membelah menjadi spermatosit primer. Membrane siste spermatosit primer terlihat dengan jelas dan setiap siste mengandung banyak sel spermatosit primer. Spermatosit primer mempunyai nukleus berbentuk bola dan mengandung granula-granula berwarna gelap. Spermatosit primer berukuran 4,59 ~ 5,20 µ. Pada tahap ini terjadi duplikasi kromosom menjadi 4 n, sehingga setiap spermatosit primer mengandung 4 n kromosom dalam nukleus.

  3. Tahap III : Spermatosit sekunder
    Spermatosit primer akan membelah secara mitosis membentuk spermatosit sekunder. Ukuran spermatosit sekunder lebih kecil dari spermatosit primer dan nukleusnya mengandung kromatin yang tebal. Spermatosit primer berukuran 3,31 ~ 4,25 µ. Pada tahap ini terjadi pembelahan miosis, sehingga setiap spermatosit sekunder mengandung 2 n kromosom dalam nukleus.

  4. Tahap IV : Spermatid
    Siste-siste yang berisi spermatosit sekunder akhirnya berkembang dan melepaskan sel-selnya ke dalam lumen tubulus, kemudian matang sempurna menjadi spermatid. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara miosis, sehingga setiap spermatid mengandung n kromosom dalam nukleus.

  5. Tahap V : Spermatozoa
    Spermatid mengalami perubahan bentuk atau mengalami metamorfosa menjadi spermatozoa yang dilengkapi dengan kepala dan ekor, sehingga bisa bergerak aktif di dalam lumen tubulus. Disini terbentuk spermatozoa Y (jantan) dan spermatozoa X (betina).