Bagaimana perjalanan Henri Matisse dalam menjadi seorang pelukis?

Henri Matisse, Seniman Multi Gaya

image

Henri-Émile-Benoît Matisse atau yang dikenal dengan nama Henri Matisse adalah seorang seniman asal Perancis yang seangkatan dengan Pablo Picasso dan Marcel Duchamp. Ketiganya dikenal sebagai revolusioner dalam pengembangan seni plastik di awal Abad 20, yang kemudian diterjemahkan dalam pengembangan seni lukis dan seni patung. Awalnya, Matisse diberi label “Fauve” atau “binatang liar”, tapi lalu kemudian dia lebih banyak melukis dengan gaya Perancis yang tradisional. Kepiawaiannya dalam mengekspresikan bahasa warna dalam menggambar selama lebih dari setengah abad menjadikannya sebagai seorang pemimpin dalam dunia seni modern.

Bagaimana perjalanan Henri Matisse dalam menjadi seorang pelukis?

Perjalanan Henri Matisse sebagai Pelukis

Matisse adalah putra dari seorang juragan pasir. Pernah kuliah di bidang hukum, Mattise menjadi seorang admin di sebuah pengadilan setelah menamatkan pendidikannya. Dia mulai melukis di tahun 188o setelah ibunya membawakannya peralatan melukis saat dia terserang sakit. Sejak itu, Matisse merasa dirinya sudah menemukan “surganya”. Dia pun beralih profesi menjadi seorang seniman dan belajar seni di Paris, juga kemudian, London. Hal ini tentu saja mengecewakan ayahnya. Wajar, dari dulu sampai hari ini, orangtua manapun akan lebih bangga jika anak-anaknya lebih memilih untuk menjadi seorang dokter, insinyur, atau pengacara ketimbang seorang seniman. Padahal, kalau lebih sukses menjadi seorang seniman, apa salahnya?

Seumur hidupnya, Matisse pernah menikah dua kali, dan dua-duanya adalah modelnya. Sebagai seorang seniman, Matisse juga menghargai karya pelukis lainnya dan menjadi kolektor dari lukisan mereka. Dari kedua istrinya, Matisse mendapatkan 3 orang anak. Matisse juga pernah menggunakan teknik divisionisme, yang ia dapatkan setelah membaca sebuah esai karya Paul Signac. Divisionisme atau yang juga disebut dengan nama chromoluminarisme adalah sebuah gaya menggambar neo-impressionis dengan cara memilah-milah warna dengan titik-titik. Agak mirip dengan pointilisme, tapi sedikit berbeda.

image

Selain itu, Matisse juga pernah menggambar dengan gaya monokrom. Berbeda dengan Picasso, Matisse memang dikenal sebagai pelukis yang gaya melukisnya tidak konsisten. Gaya ini dipakainya karena dia juga suka mencetak hasil karyanya. Di akhir masa hidupnya, Matisse sempat membuat 2 buah karya yang berwarna hitam putih dengan teknik stensil ini, dan saat itu dia sedang terserang penyakit kanker.

Matisse bisa jadi disebut sebagai seniman yang labil, tapi setidaknya sebagai seorang seniman besar, dia tidak menghilang, terus berkarya, dan dia selalu mau untuk beradaptasi dengan jaman.