Bagaimana peristiwa yang dialami Maryam setelah kelahiran Nabi Isa as ?

Siti Maryam

Bagaimana peristiwa yang dialami Maryam setelah kelahiran Nabi Isa as ?

Semakin hari semakin besar kandungannya, sehingga telah tiba waktu Maryam melahirkan seorang anak, rasa sakit yang ia rasakan memaksa ia untuk bersandar ke pangkal pohon korma. Karena desakan janin untuk keluar melalui rahim, mengakibatkan pergerakan anak dalam perut dan mengakibatkan kontraksi sehingga menimbulkan rasa sakit. Hal ini tergambar di dalam QS Maryam/19:23, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: “Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.

Melihat kondisinya demikian, Maryam berkata “Wahai, betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhantikan, lagi dilupakan". Ayat ini menggambarkan bahwa Maryam merasa malu kepada orang lain dengan apa yang telah terjadi kepadanya, karena dia khawatir bencana serta kesedihan akan ia terima setelah melahirkan anak tanpa ayah. Ditambah lagi kesukaran baru, yaitu ia memerlukan air untuk memandikan anaknya, serta memerlukan makanan, Maryam pun merasa semakin sedih.

Melihat kondisi tersebut, Allah mengutus malikat Jibril untuk menghibur Maryam, sehingga ia tidak lagi merasa sedih dengan takdir yang Allah berikan. Jibril berkata yakni diceritakan di dalam QS Maryam/19:24, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

Jibril menyampaikan pesan dari Allah swt. agar dia jangan bersedih hati bersusah pikiran, karena Allah telah menyediakan air yaitu sebuah anak sungai yang kecil dan airnya jernih, kemudian dia disuruh untuk menggoyangkan pohon korma agar ia dan anaknya dapat memakan dan melanjutkan hidup mereka. Kemudian dilanjutkan dengan QS Maryam/19:26, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.

Maryam diperintahkan agar ia tidak terlalu memikirkan apa yang telah terjadi, ia diperintahkan makan dan minum atas apa yang Allah swt. anugerahkan kepadanya, dan mengusir kesedihannya, karena Allah swt. telah mensucikan masa depannya, dan membersihkan pencemaran nama baik yang dituduhkan oleh kaumnya terhadap dirinya. Sehingga mereka yakin dan mengakui bahwa Maryam adalah sosok yang suci lagi bersih dari sifat-sifat yang tercela.

Kemudian Ketika membawa Isa as. membawa anaknya kepada kaumnya sebagaimana terdapat di dalam QS Maryam/19:27, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang Amat mungkar.

Mendengar cercaan serta hinaan dari kaumnya, kemudian Maryam menunjuk kepada bayinya, agar mereka sendiri yang menanyakan hal tersebut kepada anaknya. Mereka pun murka kepada Maryam karena menyangka Maryam mengejek dan mempermainkan mereka. Hal tersebut terdapat dalam QS Maryam/19:29-32, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: “Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

Ayat ini menjelaskan bahwa Maryam mengisyaratkan kepada kaumnya agar menanyakan perkara yang aneh tersebut kepada anaknya, mendengar hal tersebut mereka berkata ““Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” yaitu anak yang ada dalam gendongannya yang masih kecil, maka mustahil jika bayi tersebut dapat berbicara.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Isa as. membela dan membebaskan ibunya dari tuduhan perzinaan serta kekejian dari kaumnya, kemudian ia melanjutkan “ Dia menjadikanku seorang yang diberkati dimana saja aku berada”. Para ulama fiqih telah sepakat tentang firman Allah ini, bahwa keberkahan yang dimaksud disini adalah Amar ma’ruf dan nahi munkar dimana pun Isa a.s berada. Kemudian diperintahkan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, hal ini mengabarkan kepadanya tentang sesuatu yang menjadi urusannya hingga hari kematiannya, sesuatu yang telah ditetapkan-Nya.

Setelah itu berbakti kepada ibunya, hal ini menandakan bahwa setelah patuh kepada perintah Allah kemudian berbakti kepada orang tua. Karena Allah banyak menyertakan perintah beribadah kepada-Nya dengan taat kepada orang tua. Hal tersebut terdapat dalam QS Luqman/31:14, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Demikian peristiwa kehamilan dan proses melahirkan yang diceritakan dalam Alquran, apa yang dialami oleh Maryam adalah merupakan karunia dari Allah swt. sama seperti manusia biasa yang merasakan kehamilan sampai dengan proses melahirkan. Akan tetapi, apa yang dialami Maryam hamil tanpa adanya hubungan dengan lawan jenis itulah yang sampai sekarang ini masih diperdebatkan. Akan tetapi hal itu bisa saja terjadi atas izin dan kehendak Allah swt. tidak ada yang mustahil di dunia ini bagi Allah. Apalagi yang akan lahir itu adalah manusia yang menjadi utusan Allah swt., nabi sekaligus rasul yang akan menyampaikan risalah dan tauhid untuk menyembah Allah swt. yaitu Nabi Isa as.