Bagaimana Perilaku Makan Remaja?

perilaku makan remaja
Remaja sering memiliki pola makan yang buruk terlebih mereka yang memiliki segudang aktivitas. Bagaimana Perilaku Makan Remaja ?

Perilaku Makan Remaja

  • Frekuensi Makan
    Ukuran saji rata-rata makanan yang dimakan di rumah dan di luar rumah telah meningkat 30 tahun terakhir. Ukuran saji rata-rata makanan yang sering dikonsumsi oleh remaja seperti camilan asin, kentang goreng sereal siap saji dan minuman ringan telah meningkat secara signifikan. Jumlah minuman ringan yang dikonsumsi dalam sekali minum meningkat lebih dari 50% di antara remaja perempuan. Makanan rendah gizi seperti minuman ringan, permen, makanan penutup, camilan asin, gula dan lemak tambahan menghasilkan 30% asupan energi harian pada anak-anak usia 8- 18 tahun (briefel dan johnson, 2004). Konsumsi makanan rendah gizi ini menyebabkan asupan energi lebih besar dan konsumsi vitamin mineral lebih rendah . Remaja yang makan di restoran cepat saji setidaknya tiga kali dalam seminggu dan memperoleh asupan energi sekitar 40% l ebih besar daripada remaja yang tidak makan makanan cepat saji. Frekuensi konsumsi makanan cepat saji juga berbandi ng terbalik dengan sajian harian sayuran buah dan produk susu.

  • Asupan Makan Remaja
    Orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk kebiasaan makan anak-anak, khususnya sewaktu masih balita. Pada waktu anak menginjak usia remaja kebiasaan makan dipengaruhi oleh lingkungan, teman sebaya kehidupan sosial dan kegiatan yang dilakukannya di luar rumah. Remaja mempunyai kebiasaan makan di antara waktu makan, berupa jajanan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pilihan jenis makanan yang mereka lakukan lebih penting daripada tempat atau waktu makan. Makanan mereka umumnya kaya energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak sehingga orang tua danjurkan untuk menekankan pentingnya mengkonsumsi sayuran dan buah segar serta makanan sumber serat lainnya.

    Waktu makan yang dilewatkan dan makan di luar rumah meningkat dari awal hingga akhir masa remaja . Hal ini merefleksikan peningkatan kebutuhan untuk tidak tergantung pada keluarga dan peningkatan penggunaan waktu di luar rumah. Makan malam merupakan waktu makan yang paling teratur dilakukan dalam sehari.

  • Meninggalkan Makan
    Seperlima remaja melewatkan sarapan mereka (Videon dan Manning, 2003). Anak-anak yang melewatkan sarapan memiliki asupan harian vitamin A, B, D, E, mineral fosfor, kalsium dan magnesium yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang sarapan (Nicklas Bao Webber & Berenson, 1993). Sarapan dapat meningkatkan kehadiran disekolah dan prestasi akademik (Pollitt, 1995).

    Remaja lebih sering mengabaikan dan melewatkan makan pagi, dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pada umumnya remaja perempuan lebih banyak tidak makan pagi dibandingkan remaja laki-laki karena ingin langsing dan sering berusaha untuk berdiet. Banyak remaja perempuan beranggapan bahwa mereka dapat mengontrol berat badan dengan cara mengabaikan makan pagi atau makan siang. Oleh sebab itu rernaja yang berdiet perlu diberi penjelasan bahwa hal tersebut justru bisa berakibat sebaliknya. Bila tidak makan pagi maka pada pertengahan siang atau siang mereka akan merasa sangat lapar sehingga makan lebih banyak dibandingkan bila mereka makan pagi.

    Kemudahan memperoleh makanan siap santap (fast food) juga mempengaruhi kebiasaan makan remaja. Makanan siap santap mudah diperoleh di mana-mana terutama di kota-kota besar seperti di pusat-pusat belanja pasar swalayan dan sekolah contohnya ayam goreng, burger dan pizza. Pada umumnya makanan ini kaya energi, lemak, karbohidrat dan garam, tetapi kurang akan vitamin A, vitamin C, riboflavin, asam folat, kalium dan serat.

Sumber:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf