Bagaimana Perbandingan Agroforestry Indonesia dengan Luar Negeri?

sistem agroforest tersebut sepertinya merupakan sistem usahatani yang hanya diterapkan oleh petani-petani kecil. Indonesia yang memiliki hutan-hutan yang kaya dengan beraneka etnis penduduk menyediakan beranekaragam pilihan sistem usahatani.

Mengapa hanya petani kecil yang lebih menerapkan sistem agroforestri? Indonesia dengan penduduk yang beragam dan padat bisa mengakibatkan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman, apakah ada sistem usahatani lain yang dapat diterapkan masyarakat agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dan penghijauan hutan tetap berjalan?

4 Likes

Dengan adanya perbandingan antara penerapan agroforestri di Indonesia dengan di negara lain, kita dapat mengetahui mana saja negara yang penerapan agroforestrinya lebih baik.

Selain kita melakukan perbandingan antara penerapan agroforestri di Indonesia dan di Malaysia atau negara lain, apakah memungkinkan jika dilakukan adanya kerjasama antar negara Indonesia dengan negara lain yang menerapkan agroforestri lebih baik agar penerapan agroforestri di Indonesia juga mengalami perbaikan?

3 Likes

Salah satu hal yang paling penting dalam pengembangan agroforestri di Indonesia adalah publikasi ilmiah dan penelitian. Hal ini menjadi dasar pengembangan suatu sistem pertanian karena jika dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang, jumlah publikasi ilmiah dan penelitian masih jauh berbeda. Arah dari hal ini adalah pengetahuan entah dari sisi petani, institusi pendidikan, maupun pemerintah.

3 Likes

Menurut saya, penyebab utama dari permasalahan agroforestri di Indonesia ialah populasi penduduk yang tinggi dan kurangnya pengetahuan dari penduduk itu sendiri. Dengan terus bertambahnya populasi penduduk yang sulit dikendalikan, maka akan semakin banyak pula lahan pertanian atau hutan yang hilang karena dialihfungsikan menjadi pemukiman bagi para penduduk. Sedangkan populasi penduduk negara Malaysia sendiri masih jauh lebih sedikit dibanding Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa lahan hutan di Malaysia masih terjaga dengan lebih baik.

Selain populasi penduduk, pengetahuan dari masyarakat akan hutan, terutama agroforestri, juga diperlukan demi menjaga keutuhan agroforestri itu sendiri.

Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan agroforestri di Indonesia antara lain sebagai berikut:

  • Membuat kebijakan yang memiliki tujuan utama untuk menjaga keutuhan hutan di Indonesia,
  • Meminimalisir perizinan bagi perusahaan swasta atau asing untuk menjalankan usaha yang dalam pelaksanaan usahanya diperlukan kegiatan-kegiatan yang merusak hutan,
  • Menghukum secara tegas para pelanggar kebijakan tanpa pandang bulu,
  • Melaksanakan sekolah lapang bagi masyarakat hutan agar hutan dapat terus terjaga dengan baik, serta
  • Mengedukasi diri sendiri tentang pentingnya peran hutan, terutama agroforestri, bagi ekosistem.
5 Likes

pohon, petani, lahan pada skala bentang dan pemerintahan merupakan titik pusat penelitian untuk sekarang ini yang dapat memberikan hasil untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

3 Likes

Dari sumber yang saya dapat, Salah satu faktor utama Indonesia kalah unggul dari Malaysia dalam industri kelapa sawit ialah pada status kepemilikan lahan. Dari data yang ditunjukkan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, total lahan kelapa sawit Indonesia pada 2016 seluas 11,67 juta ha, dimana sebanyak 4,76 juta ha dikelola oleh masyarakat, sementara perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan besar swasta sejumlah 6,15 juta ha dan perkebunan negara mencapai 756 ribu ha.

Luasnya perkebunan kelapa sawit yang dimiliki masyarakat tercatat berpengaruh pada rata-rata tingkat produktivitas minyak sawit yang dihasilkan secara nasional. Akibat masih banyaknya perkebunan sawit rakyat yang memiliki produktivitas masih rendah dibanding perkebunan sawit swasta.

Berdasarkan hitungan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, pada tahun 2017, bila pengelolaan budidaya perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan Good Agricultural Practicess (GAP), maka produtivitasnya bisa saja tinggi.

Saat ini rata-rata produktivitas kebun sawit milik petani masih sekitar 2,5 sampai 3 ton CPO/ha/tahun, masih kalah jauh dibandingkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit yang dikelola pihak swasta dengan rata-rata mencapai 4-6 ton CPO/ha/tahun.

Sementara produktivitas perkebunan kelapa sawit di Malaysia telah mencapai sekitar diatas 4 ton CPO/ha/tahun, bahkan untuk lokasi tertentu denga pengelolaan yang baik bisa mencapai 10 ton CPO/ha/tahun. Kondisi inilah yang pada akhirnya perkebunan kelapa sawit asal Indonesia masih belum unggul dibandingkan perkebunan kelapa sawit asal Negeri Jiran

3 Likes

Menurut saya hal itu karena penggunaan teknologi yang digunakan. Teknologi menjadi sangat penting karena sangat mendukung keberhasilan suatu inovasi.
Contoh perbandingan agroforestri karet Indonesia dengan Malaysia dan Thailand. Menurut Wilda Sukmawati, dkk (2014) areal karet di Indonesia paling luas di dunia, diikuti Malaysia dan Thailand, namun produktivitas nya lebih rendah dibandingkan Thailand dan Malaysia. Produktivitas karet di Indonesia baru mencapai 1 ton per hektar sedangkan Malaysia mencapai 1,3 ton per hektar dan Thailand mencapai 1,9 ton per hektar (https://bisnis.news.viva.co.id).
Untuk peningkatan produksi karet dapat dilakukan dengan penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan, mulai dari pemilihan bibit, penanganan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen (Wilda Sukmawati dkk, 2014)

3 Likes

Dengan melihat perbandingan antara sistem agroforestri yang diterapkan di Malaysia dan Indonesia kita jadi tahu bagaimana perbedaan sistem yang diterapkan di kedua negara ini.
Di Indonesia seharusnya mudah dalam meningkatkan perekembangan agroforestri ini karena di Indonesia masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Namun, kenyataannya malah sulit hal ini dikarenakan alih fungsi lahan yang dibarengi oleh kepadatan penduduk yang terus meningkat. Akibatnya, lahan tersebut dijadikan lingkungan permukiman bukan untuk dimanfaatkan menjadi agroforestri. Solusi yang harus dilakukan agar sistem pengelolaan agroforestri di Indonesia berkembang yaitu

  1. Melakukan pengembangan dan penyuluhan kepada petani
  2. Adanya dukungan dari kelembagaan lokal
  3. Mengedukasi kepada masyarakat betapa pentingnya memanfaatkan lahan untuk pertanian atau agroferstri
  4. Pemerintah harus menekan jumlah kepadatan penduduk
5 Likes

Perbedaan agroforestry di Indonesia dengan Thailand dapat dilihat dari tanaman yang pilih untuk di budidaya. Petani di Thailand cenderung mengkombinasikan tanaman kayu hutan dengan tanaman buah seperti durian dan pisang. Sementara di Indonesia, petani lebih memilih menanam tanaman semusim pada lahan agroforestry nya, seperti cabai dan jagung. Awal mula perkembangan agroforestry di Thailand, para petani menanam padi gogo pada perkebunan jati. Petani di Indonesia umumnya pada lahan agroforestry ditanami tanaman yang dapat dimanfaatkan kayunya seperti pinus dan sengon. Sementara di Thailand, petani lebih memilih tanaman seperti cengkeh yang memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dikombinasikan dengan tanaman buah lainnya.

4 Likes

Menurut saya, memungkinkan saja hal ini untuk terjadi selama kerjasama ini tidak melampau batas dan tidak untuk keperluan komersial untuk eksploitasi. Jika kerjasama ini dibangun untuk riset, penelitian leboh lanjut, penghitungan skala yg baik untuk perkebunan dan pertanian, hal ini sah sah saja untuk di lakukan . Apalagi jika negara yg agroforestri nya lebih maju mampu memberikan solusi serta perubahan yang signifikan terhadap agroforestri di Indonesia.

2 Likes

Untuk mendukung pengembangan Agroforetri di Indonesia dapat dilakukan bererapa usaha seperti penyusunan program kehutanan dan penigkatan sumberdaya manusia. Ada 8 program utama yang mendukung sektor kehutanan dan lingkungan yaitu : konsolidasi hutan dan peningkatan produktivitas sumber daya hutan, memperluas penanaman hutan, pengembangan masyarakat hutan, menegembangkan proses hasil hutan, inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam dan ekosistem, pengamatan hutan, lahan dan air, rehabilitasi lahan kritis, mengembangkan daerah pantai. Program pendukung lainnya meliputi aktivitas yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan training dan penyuluhan, infra struktur, sistem pengembangan, pengembangan lingkungan, penataan ruang, perencanaan penggunaan lahan, pengembangan usaha kecil dan menengah usaha kehutanan, transmigrasi, turis, pemuda dan wanita. Pada saat sekarang ini kurangnya perhatian, kerja sama dan koordinasi antar departemen, lembaga dan univeristas terhadap penngunaan lahan sehingga program agroforestri belum berjalan optimal.

2 Likes

Sebelumnya, sistem agroforest (sistem agroforestri kompleks) salah satu model pertanian berkelanjutan yang tepat-guna, sesuai dengan keadaan petani. Pengembangan
pertanian komersial khususnya tanaman semusim menuntut terjadinya perubahan sistem produksi secara total menjadi sistem monokultur dengan masukan energi, modal, dan tenaga kerja dari luar yang relatif besar yang tidak sesuai untuk kondisi petani. Lalu, mengapa sekarang sistem tersebut diterapkan petani kecil? Karena usaha-usaha agroforest kebanyakan bisa ditemukan di sekitar pemukiman penduduk. Sekeliling rumah merupakan tempat yang cocok untuk melindungi dan membudidayakan tumbuhan hutan, karena memudahkan pengawasannya.

Sebagai contoh, kasus terbentuknya damar agroforest di Krui. (De Foresta et al., 2000)
Tanaman ini merupakan pohon besar yang berasal dari hutan setempat. Hingga awal abad XX, pengumpulan getah damar di hutan alam merupakan kegiatan ekonomi utama petani,
sementara agroforest yang telah dibangun hanya merupakan semacam sabuk hijau pohon buah-buahan di sekeliling desa dengan luas yang
terbatas. Berkurangnya pohon damar di hutan alam, telah mendorong petani melakukan pembudidayaan Shorea javanica di kebun-kebun.

2 Likes

Menurut saya sistem usahatani lain yang dapat diterapkan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dan penghijauan hutan tetap berjalan adalah menerapkan sistem agroforestri kompleks yang letaknya di sekitar tempat tinggal atau pekarangan berbasis pohon.

Pekarangan atau kebun adalah sistem bercocok tanam berbasis pohon yang paling terkenal di Indonesia selama berabad-abad. Misalnya pohon buah-buahan ditanam secara tumpang sari dengan tanaman semusim, beberapa tanaman asal hutan yang bermanfaat dibiarkan tumbuh sehingga terbentuk pola kombinasi tanaman asli setempat misalnya bambu, pepohonan penghasil kayu lainnya dengan pohon buah-buahan.

2 Likes

Solusi yang dapat diberikan agar agroforestry di Indonesia berkembang adalah menambah sumber pengetahuan mengenai praktek agroforestry bagi para petani, pemerintah memberikan dukungan kepada masyarakat sekitar hutan agar dapat melakukan agroforestry dan bermitra dengan organisasi yang dapat melaksanakan agroforestry.

2 Likes

Di Indonesia, lahan tidak hanya difokuskan untuk bertani saja, tetapi juga untuk pemukiman penduduk. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah banyak juga membutuhkan lahan untuk tempat tinggal. Petani di Indonesia juga masih memilih tanaman semusim untuk dibudidayakan dibawah tegakan hutan daripada menanam tanaman perkebunan yang sebenarnya dapat memberi pemasukan lebih tinggi. Kurangnya pengetahuan petani terhadap teknik budidaya perkebunan ataupun bisa juga rempah-rempah membuat petani enggan untuk membudidayakannya. Mungkin juga jika petani melakukan budidaya di bawah tegakan hutan maka dianggap merusak hutan. Di Indonesia juga sistem budidaya pertanian masih difokuskan di lahan seperti yang sekarang ini berkembang, bukan di bawah tegakan hutan. Dari hal-hal tersebut dapat menghambat berkembangnya sistem agroforestri di Indonesia.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pendampingan kepada petani baik dari pihak pemerintah maupun swasta untuk menerapkan budidaya sistem agroforestri. Perijinan dari pihak pemerintah kepada petani untuk berbudidaya secara agroforestri juga diharapkan mampu memberi solusi terhadap perkembangan agroforestri di Indonesia.

3 Likes

Perbandingan sistem agroforestri Indonesia dengan Malaysia, sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Malaysia lebih sedikit daripada di Indonesia sehingga lebih cenderung memilih sistem perkebunan dan juga karena hutan disana masih lestari
Sedangkan di Indonesia memiliki jumlah penduduk yang padat dengan demikian meningkatnya kebutuhan pangan dan papan sehingga mendorong terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman.

Solusi yang harus dilakukan agar sistem pengelolaan agroforestry di Indonesia dapat berkembang adalah
(1) Memberikan pengetahuan tentang pengelolaan secara optimal atas penanaman pohon secara campuran. Agroforestry dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi
masyarakat karena pohon atau tanaman yang dikelola akan berproduksi secara bergantian.
(2) Pemerintah sebaiknya memberikan ijin legal atas hak pengelolaan lahan yang telah diusahahan petani

4 Likes

Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal.

Kerusakan lingkungan dari aspek pertanian dan kehutanan merupakan dua sektor yang menonjol. Pertambahan penduduk, penggunaan teknologi modern dan tidak adanya kesadaran terhadap lingkungan adalah faktor penyebab kerusakan lingkungan.

Untuk menyelamatkan kehidupan manusia dari kepunahan karena tidak cukupnya daya dukung lingkungan, maka perlu adanya suatu kebijakan untuk menyeimbangkan antara kuantitas penduduk dengan kualitas lingkungan, yaitu Pemerintah harus benar-benar serius memberi perhatian terhadap kelestarian lingkungan. Berdasarkan pengamatan selama ini pemerintah cenderung menutup mata terhadap kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin menunjukkan frekwensi meningkat. Seolah menganggap bahwa faktor lingkungan adalah merupakan beban pembangunan, sehingga tidak perlu mendapat perhatian. Toh sumber daya alam diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan, tetapi lupa bahwa disamping dimanfaatkan untuk seluas-luasnya bagi kesejahteraan manusia juga harus tetap menjaga kelestariannya.

Demikian juga dengan usaha penekanan laju pertumbuhan penduduk juga harus tetap dipertahankan, sehingga akan terjadi keseimbangan antara kuantitas kebutuhan dengan kualitas sumber daya alam. Tanpa kepeloporan pemerintah dalam menegakkan aturan pelestarian sumber daya alam, maka mustahil upaya menangani permasalahan kependudukan dan kerusakan lingkungan bisa terwujud.

Dalam upaya mencari solusi pemecahannya dalam penanganan masalah lingkungan hidup dan kependudukan, harus dilakukan secara interdisiplinary atau multidisciplinary, yang akan melahirkan imaginasi, inovasi dan kreatifitas tinggi dalam menciptakan model-model, cara-cara dan kebijakan baru khususnya maupun didalam menentukan arah pembangunan secara makro pada umumnya.

http://arkandien.blogspot.com/2009/03/pertumbuhan-penduduk-dan-kerusakan.html

3 Likes

Salah satu hal yang dapat dilakukan agar sistem pengelolaan agroforesty di Indonesia dapat berkembang adalah dengan melakukan penelitian lebih dalam terkait sistem agroforesty yang cocok dikembangkan di Indonesia. Selain itu, juga dapat dilakukan kerja sama dengan pihak luar terkait perkembangan Agroforesty di Indonesia. Sebagai contoh, kerja sama Indonesia dalam program penelitian dan pengembangan Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL) dengan ICRAF yang berfokus pada komoditas minyak sawit dan coklat di Indonesia bagi masyarakat pedesaan sehingga agroforesty di Indonesia lebih berkembang.

Sumber :
World Agroforestry : IFAD, MARS and ICRAF berinvestasi di bidang penelitian dan pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia

2 Likes

Indonesia masih belum menyadari betapa pentingnya agroforestry bagi kehidupan negara. Karena hutan di Indonesia lebih digunakan untuk alih fungsi penduduk, bisa dimanfaatkan sebagai pertanian akan lebih cenderung untuk monokultur seperti kelapa sawit. Konsep monokultur memberikan tingkat panen lebih tinggi masih melekat kuat pada benak masyarakat. Sehingga polikultur atau agroforestry dinilai kurang menguntungkan. Hal iki dapat dipahami mengingat luas lahan yang minim dan semakin berkurang.
Salah satu solusi agar pengelolaan agroforestry berkembang yaitu mengenalkan konsep agroforestry terhadap masyarakat mengenai manfaat dan dampak yanh diberikan. Pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan perhutani untuk mencoba menerapkan agroforestry dengan komoditas yg sesuai.

2 Likes

aspek apa saja yang membedakan sistem agroforestri di Indonesia dengan negara lain?
serta aspek apa yang merupakan keunggulan dari sistem agroforestri Indonesia?

1 Like