Bagaimana peranan sistem informasi dalam penanganan risiko kompetitif pada perusahaan Kodak?

Kodak merupakan perusahaan yang memproduksi kamera Analog. Bahkan kamera buatan perusahaan ini dalam sejarah tercatat sebagai kamera yang digunakan oleh astronot pertama yang mendaratkan kakinya di bulan Neil Amstrong untuk mempotret objek-objek di permukaan bulan pada tahun 1969. Enam tahun kemudian kodak mulai memproduksi kamera digital, Artinya perusahaan ini yang pertama kali memproduksi kamera digital. Namun setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, Kodak tidak mengembangkan kamera digitalnya, namun Kodak terus berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya dimana pada saat itu menjadi andalan perusahaan ini. Akan tetapi rivalnya seperti Casio, Nikon dan Canon mengembangkan produk kamera digital. Kodak berpendapat bahwa berinvestasi pada disruptive technology bukanlah hal yang baik pada bidang finansial, dikarnakan disruptive technology pada awalnya memang tidak menguntungkan.

Salah satu kegagalan utama Kodak adalah ketidakmampuannya untuk menghasilkan perubahan dan tidak jalannya sistem informasi mereka yang mengintegrasikan antara Top Management, Middle Management dan Non-Managerial Employee. Kodak tidak mampu memanfaatkan kemampuan untuk mengubah dan melawan permasalahan utama yang ada. Manajer tingkat menengah di Kodak tidak mampu melayani fungsi penyaringan ide yang muncul dari tingkat organisasi yang lebih rendah untuk menentukan apa yang harus diteruskan ke manajemen senior.

Untuk itu, bagaimana peranan sistem informasi dalam penanganan risiko kompetitif pada perusahaan Kodak?

Tantangan yang dihadapi oleh setiap perusahaan yaitu para tenaga penjualan kesulitan untuk mengakses tambang emas informasi. Tetapi lain dengan perusahaan Kodak karena perusahaan ini ahli dalam mengumpulkan data tetapi tidak terlalu baik dalam berbagai bidang dan memperbarui data tersebut. Informasi pemasaran dan hak cipta berharga tetapi tersebar, seperti rincian mengenai kecenderungan serta pesanan pelanggan, berlalu tanpa diperhatikan oleh tenaga penjualan.

Melalui software navigasi dan produksi inti LaunchForce, yang memungkinkan kodak, Hewlett Packard co dan beberapa perusahaan besar lainnya untuk memberikan informasi produk yang lengkap termasuk teks, sinkronisasi video, grafik, kemapuan audio dan pencarian untuk berbagai organisasi yang tersebar di seluruh dunia. Eloquent berkata bahwa software tersebut adalah “alat kesiapan penjualan” yang memberi tenaga penjualan akses instan ke informasi mengenai produk-produk baru, penerapan harga, dan promosi khusus, yang kesemuanya penting untuk menutup kesepakatan serta meningkatkan penjualan. Software Eloquent berfungsi sebagai cara membentuk tempat penampungan berbasis Web untuk informasi produk dan bahan pemasaran kolateral. Hasilnya saat ini sangat baik, dan memberikan pengembalian atas investasi sebesar 10 kali lipat sejak perluasan penggunaannya.

Ketika sebuah perusahaan dihadapkan dengan disruptive technology, Manajemen senior harus melakukan perubahan yang signifikan dalam organisasi pada semua tingkatan. Untuk beradaptasi dengan disruptive technology, Manajemen senior harus meyakinkan (kognisi) pegawai nya untuk ke jalan yang baru. Dalam hal ini, peranan sistem informasi memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan, membangun kompetensi eksternal untuk mengatasi perubahan lingkungan yang cepat.

Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen yang terjadi dalam persaingan kompetitif yang semakin terbuka dan cepat. Sistem informasi juga merupakan perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis. Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi kata-kata baru yaitu “Sistem Informasi Manajemen”. Raymond McLeod Jr (1996:54) mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut Komaruddin dalam Effendy (1989:111) SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang teat yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian untuk mendukung penanganan risiko kompetitif tersebu:

  1. Transaction Processing Systems (TPS)
    TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.

  2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
    OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan luar organisasi. KWS mendukung para pekerja profesional membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

  3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
    SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

  4. Decision Support Systems (DSS)
    DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.

  5. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW)
    Group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.

  6. Executive Support Systems (ESS)
    ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.

Sistem informasi merupakan peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan adanya sistem informasi, perusahaan mampu menyebar luaskan informasi tentang produk yang akan dijual dipasar global. Kodak merupakan perusahaan pertama kali yang mampu menciptakan kamera digital pada masa itu. Di sisi lain, Kodak memiliki produk yang unik dari semua vendor lain, namun dengan seiring berjalan waktu, pihak Top Management Kodak pada saat itu memiliki pemikiran visioner yang kliru, dimana produk pertama (kamera analog) yang menjadi andalannya diproduksi secara besar-besaran. Namun, vendor lain memiliki pemikiran visioner yang berbeda dari Kodak, dimana vendor lain mengembangkan karya yang sebelumnya ditemukan oleh perusahaan Kodak yaitu kamera digital.

Dari sini kita bisa memahami bahwa perusahaan Kodak menerima risiko kompetitif negatif, dimana hasil produksi yang dilakukan secara besar-besaran tidak laku dipasar global dikarenakan terdapat produk baru yang lebih canggih dari produk Kodak. Namun tidak menutup kemungkinan produk Kodak berupa kamera analog akan mampu bersaing kembali bila peran dari sistem informasi mampu dikelola dengan baik, semisal penentuan pangsa pasar, mengikuti trend model kamera pada saat itu dan target pelanggan.