Bagaimana peran Organizational Values sebagai Indikator Budaya Organisasi Terhadap Organizational Commitment dari suatu organisasi Bisnis terutama di Bidang IT?

Adakah peranan yang terjadi antara suatu Organizational Values terhadap Indikator Budaya Organisasi dalam komitmen organisasi,mengingat bahwa Organizational Value haruslah mencerminkan visi ,misi,serta tujuan dari Organisasi tersebut?
Jika memang ada, bisa paparkan dengan singkat?

Hubungan Organizational Values Dengan Budaya Organisasi

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak akan bisa terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan.

Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu di dalam organisasi, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Sebuah organisasi juga memiliki kepribadian seperti layaknya seorang individu, bisa kaku atau fleksibel, tidak ramah atau justru mendukung, inovatif atau konservatif, dan sebagainya, masing-masing memiliki perasaan dan karakter yang unik diluar karakteristik strukturalnya.

Tepat seperti kepribadian orang cenderung mantap dari waktu ke waktu, demikian pula dengan budaya yang kuat. Mengubah budaya organisasi memerlukan proses yang panjang dan sulit meskipun bukan merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan. Para teoritisi organisasi telah mulai mengakui hal ini dengan menyadari pentingnya peran yang dimainkan budaya tersebut dalam kehidupan para anggota organisasi.

Organizational values menjadi salah satu indikator penting dalam membentuk budaya organisasi, dimana keyakinan dalam bertingkah laku yang merupakan pilihan mengenai apa yang baik atau buruk, penting atau tidak penting, yang membentuk karakter sebuah organisasi dan muncul dari para pemimpin. Tanpa adanya pemahaman akan nilai-nilai organisasi yang dijabarkan dalam visi dan misinya maka organisasi akan mengalami ketidakteraturan, ketidakjelasan bahkan akan terpecah belah. Values membentuk tingkah laku dan sulit dideteksi, namun menyangga organisasi layaknya pondasi rumah.

Dampak lebih jauh dari budaya yang sudah terinternalisasi akan memunculkan suatu sikap setuju seseorang terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, adanya kemauan kuat untuk memberikan usaha ekstra untuk kepentingan dan keuntungan organisasi, serta keinginan kuat untuk tetap tinggal dan memelihara keanggotaannya di dalam organisasi, terlibat dalam kegiatan organisasi dan melakukan semuanya itu dengan efisien, yang sering disebut sebagai organizational commitment

Pengertian Organizational Values

Organizational values adalah keyakinan dalam bertingkah laku yang merupakan pilihan mengenai apa yang baik atau buruk, penting atau tidak penting, yang membentuk karakter sebuah organisasi dan muncul dari para pemimpin. Values membentuk tingkah laku. Values sulit dideteksi, namun menyangga organisasi layaknya pondasi rumah. Jika sebuah pondasi lemah, maka rumah akan runtuh.organizational values memiliki komponen kognitif, afektif dan tingkah laku yang berinteraksi secara kontinyu dan muncul pada setiap aksi dan tingkah laku anggota organisasinya.

Organizational values ini yang mengkomunikasikan apa yang dipercayai. Barret (2006:10) mengemukakan definisi mengenai organizational value sebagai berikut "organizational value become the “guidelines” or “rules” for decision making in the organization. Value that are shared build trust and create community. They create cohesion and a sense of unity.

Organizational value akan menjadi petunjuk atau peraturan dalam membuat keputusan dalam organisasi. Nilai yang dibagikan akan meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan kesatuan kelompok. Mereka akan meningkatkan kohesi dan rasa kesatuan.

Organizational Values Yang Menentukan Kesuksesan Organisasi

Francis & Woodcock (1990) menyatakan bahwa organizational values merupakan kekuatan fundamental yang akan menentukan kesuksesan suatu organisasi, tanpa adanya pemahaman akan nilai-nilai organisasi yang dijabarkan dalam visi dan misinya maka organisasi akan mengalami ketidakteraturan, ketidakjelasan bahkan akan terpecah-belah.

Peran pihak manajemen sangat penting dalam menetapkan dan memelihara organizational values karena peraturan, pengelolaan organisasi dan sistem nilai biasanya ditetapkan para pimpinan puncak organisasi secara hierarki kepada seluruh anggota organisasi. Sistem nilai tersebut akan diikuti oleh seluruh anggota organisasi dan terinternalisasi menjadi budaya organisasi. Oleh sebab itu nilai-nilai manajemen yang tepat akan menentukan kesuksesan sebuah organisasi.

Arti kesuksesan sendiri bagi organisasi publik adalah kemampuan organisasi untuk terus memberikan kontibusi yang dibutuhkan oleh lingkungannya.

Adapun Organizational Values Tersebut Meliputi:

  1. Managing Management (Mengelola Manajemen)
  2. Managing The Task
  3. Managing Relationship
  4. Managing The Environment

Setelah kita memahami sama-sama mengenai hubungan pentingnya dan apa itu organizational Values tersebut ada dalam organisasi dan bagaimana hal tersebut tercipta tentu kita akan sadar bahwa organizational values juga tercerminkan dari tujuan,visi,dan misi dari organisasi tersebut yang akan memberikan bentuk identitas diri dan budaya dari organisasi tersebut.

Pengertian Budaya Organisasi,

Menurut Robbins (2001:510), organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organization. Dengan kata lain budaya organisasi mengacu pada suatu sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.

Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

Lalu apa kaitannya budaya yang merupakan dasar dari Organizational Values ini akan berdampak pada Komitmen organisasi yang telah terbentuk?

Komitmen pada organisasi merupakan proses dalam diri individu dalam mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai, aturan dan tujuan organisasi. Selain itu komitmen pada organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen pada organisasi menyiratkan hubungan karyawan dengan organisasi secara aktif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen pada organisasi memegang peranan yang penting dalam organisasi, dalam hal ini anggota organisasi akan memberikan semua kemampuannya, mau bekerja keras untuk keberhasilan organisasi dan bersedia terlibat dalam segala aktivitas yang ada dalam organisasi. Komitmen pada organisasi dapat menumbuhkan kesetiaan dan ketaatan kerja karyawan, memberikan ketenangan kerja, kemantapan dan perasaan diperhatikan atau dilindungi oleh perusahaan serta pemenuhan kesejahteraan karyawan dan masa depan yang lebih terjamin.

Referensi:
Journal of Occupational and Organizational Psychology
A general model of organizational values in educational administration
Budaya Organisasi Dan Kinerja Organisasi
The Relationship between Personality, Organizational Culture and Emotional Intelligence to Performance

A post was merged into an existing topic: Apa yang dimaksud dengan komitmen organisasi?

Adakah peranan yang terjadi antara suatu Organizational Values terhadap Indikator Budaya Organisasi dalam komitmen organisasi,mengingat bahwa Organizational Value haruslah mencerminkan visi ,misi,serta tujuan dari Organisasi tersebut?
Jika memang ada,bisa paparkan dengan singkat?

saya akan menjelaskan dengan singkat bahwa banyak peranan yang terjadi didalam organisasi terhadap indikator nya karena peranan yang terjadi sangatlah penting bagi suatu organisasi bisnis yang ada dan mengingat kembali bahwa organisasi tersebut harus lah mempunyai visi misi dan tujuan dengan baik dan tepat supaya suatu system organisasi bisnis tersebut dapat berjalan lancar dengan baik.

Suatu organisasi juga memiliki kepribadian seperti layaknya seorang individu, bisa kaku atau fleksibel, tidak ramah atau justru mendukung, inovatif atau konservatif, karakteristik strukturalnya. Tepat seperti kepribadian orang cenderung mantap dari waktu ke waktu, demikian pula dengan budaya yang kuat. Mengubah budaya organisasi memerlukan proses yang panjang dan sulit meskipun bukan merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan.

Para teoritisi organisasi telah mulai mengakui hal ini dengan menyadari pentingnya peran yang dimainkan budaya tersebut dalam kehidupan para anggota organisasi dan juga sebagainya, masing-masing harus memiliki perasaan dan karakter yang unik diluar.

Organizational values menjadi salah satu indikator penting dalam membentuk budaya organisasi, dimana keyakinan dalam bertingkah laku yang merupakan pilihan mengenai apa yang baik atau buruk, penting atau tidak penting, yang membentuk karakter sebuah organisasi dan muncul dari para pemimpin. Tanpa adanya pemahaman akan nilai-nilai organisasi yang dijabarkan dalam visi dan misinya maka organisasi akan mengalami ketidakteraturan, ketidakjelasan bahkan akan terpecah belah.

Values membentuk tingkah laku dan sulit dideteksi, namun menyangga organisasi layaknya pondasi rumah. Dampak lebih jauh dari budaya yang sudah terinternalisasi akan memunculkan suatu sikap setuju seseorang terhadap tujuan dan nilai organisasi, adanyakemauan kuat untuk memberikan usaha ekstra untuk kepentingan dan keuntungan organisasi, serta keinginan kuat untuk tetap tinggal dan memelihara keanggotaannya didalam organisasi, terlibat dalam kegiatan organisasi dan melakukan semuanya itu dengan efisien.

Value merupakan suatu perasaan yang spesifik mengenai yang baik dan buruk, bagus dan jelek, normal dan abnormal, rasional dan irasional. dan Value tidak dapat diamati secara langsung tetapi diketahui karena merupakan manifestasi dari perilaku seseorang

Perusahaan di Indonesia pada umumnya membuat para karyawan terbebani dan stres dengan tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Budaya perusahaan yang menerapkan jam kerja yang terikat, dan peraturan yang mengharuskan seorang karyawan duduk di depan layar komputer selama berjam-jam di dalam sebuah kantor atau perusahaan akan membuat karyawan menjadi jenuh dan bosan. Berbeda dengan perusahaan ternama Google Inc (Google).

Perusahaan ini menerapkan aturan “20% time” dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal tersebut merupakan keadaan dimana karyawan didorong untuk menghabiskan 20 persen waktu kerja mereka untuk melakukan apa pun yang mereka sukai. Terkait dengan budaya organisasi yang diterapkan oleh Google, terdapat keunggulan yang dimiliki yaitu kelebihan teknologi atas kompetitornya dan juga dapat menarik dan mempertahankan bakat terbaik karyawannya (Andini, 2014).

Dari apa yang kita lihat dari fenomena di atas, terdapat perbedaan budaya organisasi yang satu dengan yang lainnya. Sebenarnya apa itu budaya organisasi? Apa karakteristik sebuah organisasi, dan apa komponen yang ada di dalam budaya organisasi? Apa yang menyebabkan organisasi satu dengan organisasi lain bisa berbeda?

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah nilai-nilai dan asumsi bersama dalam sebuah organisasi (McShane & Glinow, 2010). Budaya organisasi menurut Schermerhorn, Osborn, Uhl-Bien, Hunt (2012) adalah sistem tindakan bersama, nilai-nilai, dan keyakinan yang berkembang dalam suatu organisasi dan memandu perilaku anggotanya. Menurut Luthans & Doh (2012) budaya organisasi adalah nilai-nilai dan keyakinan bersama yang memungkinkan anggota untuk memahami peran mereka dan norma-norma di dalam organisasi. Edgar Schein (dalam Luthans & Doh, 2012) memberikan definisi yang lebih rinci. Ia mendefinisikan budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang dipelajari bersama dalam sebuah kelompok seperti memecahkan masalah dalam adaptasi eksternal dan integrasi eksternal. Budaya organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sosial yang dibagikan kepada sebuah organisasi mengenai aturan, norma, dan nilai-nilai yang membentuk sikap dan perilaku karyawan (Colquitt, LePine, Wesson, 2015). Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah aturan, nilai-nilai, norma yang dapat membentuk sikap dan perilaku karyawan di dalam sebuah organisasi.

Karakteristik Budaya Organisasi

Terlepas dari bagaimana budaya organisasi ini didefinisikan, terdapat sejumlah karakteristik yang ada di dalam budaya organisasi (Luthans & Doh, 2012), yaitu:

  1. Keteraturan perilaku yang diamati, seperti dari bahasa yang umum digunakan, terminologi, dan ritual.

  2. Norma, yang tercermin dari hal-hal seperti jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan tingkat kerjasama antara manajemen dan karyawan.

  3. Nilai dominan bahwa pendukung organisasi mengharapkan karyawan untuk berbagi di dalam kualitas layanan, memiliki absensi yang rendah, dan memiliki efisiensi yang tinggi.

  4. Terdapat sebuah filosofi yang ditetapkan dalam MNC (Multinational Corporation) yaitu bagaimana seharusnya karyawan dan pelanggan diperlakukan.

  5. Aturan yang mendikte apa yang boleh dilakukan dan yang tidak bolehdilakukan oleh karyawan yang berkaitan dengan produktivitas, relasi dengan pelanggan, dan kerjasama antar divisi.

  6. Iklim organisasi, atau suasana keseluruhan perusahaan yang tercermin dari relasi antar karyawan, perilaku karyawan dengan pelanggan, dan perlakuan atasan kepada bawahan.

Daftar ini tidak dimaksudkan untuk menjadi inklusif, namun dapat membantu untuk menggambarkan sifat dari budaya organisasi.

Komponen Budaya Organisasi

Colquitt et al. (2015) menyebutkan ada 3 komponen utama dalam sebuah budaya organisasi yaitu observable artifacts, espoused values, dan basic underlying values. Kita dapat membedakannya dengan melihat ketiga komponen ini seperti sebuah bawang. Beberapa komponen dapat diamati dan terlihat seperti sebuah kulit bawang. Komponen-komponen yang lain kurang terlihat oleh orang di luar organisasi atau pendatang baru. Orang luar dapat mengamati, menginterpretasi, dan membuat kesimpulan dari apa yang mereka lihat, tetapi di dalamnya terdapat misteri sampai mereka dapat mengupas lapisan-lapisan luarnya untuk mengukur nilai-nilai dan asumsi yang ada di dalam organisasi tersebut.

1. Artefak yang dapat diamati (Observable Artifacts)

Observable artifacts adalah manifestasi dari budaya organisasi yang dapat terlihat oleh karyawannya. Terdapat 6 jenis artefak yaitu simbol, struktur fisik, bahasa, cerita, ritual, dan upacara. Jenis yang pertama yaitu simbol. Simbol atau logo dapat ditemukan dalam organisasi. Sebuah logo adalah gambar dari perusahaan yang menyampaikan sebuah pesan tertentu. Sebagai contoh adalah simbol dari produk nike yang bertanda centang melambangkan speed (kecepatan), movement (pergerakan), velocity (percepatan). Kemudian jenis artefak yang kedua adalah struktur fisik. Ia adalah bangunan organisasi dan desain internal kantor.

2. Nilai- nilai yang dianut (Espoused Values)

Espoused values adalah keyakinan, filosofi, dan norma-norma yang dinyatakan perusahaan secara eksplisit. Nilai-nilai yang dianut seperti dokumen yang diterbitkan, visi atau misi perusahaan, dan laporan lisan yang dibuat untuk karyawan dengan eksekutif dan manajer. Namun, pada saat kemerosotan ekonomi, tetap setia kepada nilai yang dianut tidaklah mudah. Seperti yang dilakukan oleh Mariott Internasional saat penurunan ekonomi seperti para kompetitornya dalam bisnis penginapan. Sudah sangat menggoda bagi perusahaan untuk melakukan segala sesuatu untuk dapat memangkas biaya, namun nilai yang dianut oleh perusahaan ini adalah memperlakukan orang-orang dengan tepat. Nilai yang dianut tersebut mencegah mereka untuk memotong gaji karyawan. J.W. “Bill” Mariott Jr., ketua perusahaan dan CEO mengatakan “Jika karyawan diurus dengan baik, mereka mereka akan mengurus pelanggan dengan baik dan pelanggan akan datang kembali. Itu pada dasarnya nilai inti perusahaan kami. “

3. Nilai dasar (Basic Underlying Values)

Basic underlying values adalah keyakinan dan filosofi yang tertanam dalam pikiran seorang karyawan sehingga mereka sudah langsung melakukan apa yang mereka percaya daripada mempertanyakan validitas perilaku mereka. Asumsi atau keyakinan ini merupakan bagian terdalam dan paling sedikit teramati di dalam budaya organisasi.

Nah, begitulah pengertian, karakteristik, dan komponen dari budaya organisasi. Budaya organisasi suatu perusahaan dapat berbeda satu sama lain karena setiap perusahaan menerapkan nilai-nilai yang berbeda sehingga menciptakan perilaku yang berbeda pula di setiap pekerjanya.
Terima kasih.

Referensi :