Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam peningkatan kualitas Guru dan Siswa ?

Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.


Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy telah menguji coba program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), kepada ratusan Kepala sekolah di Indonesia. Peran kepala sekolah sebagai seorang manajer sekolah sangat penting dan mendorong guru untuk menjadi inspirator dan pendidik.

“Bapak Ibu (kepala sekolah) harus mendorong agar guru tidak sekadar ceramah di kelas tapi menjadi inspirator dan pendidik,” kata Muhadjir Effendy di hadapan para kepala sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Madiun di kantor Bupati Madiun.

Muhadjir juga mengajak para kepala sekolah mendukung program ini untuk mempersiapkan generasi penerus yang memiliki karakter baik dan kuat. Jika karakter baik tertanam sejak dini pada diri anak, sampai dewasa karakter akan melekat dan menentukan keberhasilan generasi muda di masa depan.

“Karakter ini memiliki daya tahan yang tinggi dan akan menentukan keberhasilan mencapai apa yang mereka cita-citakan,” kata Mendikbud.

Berbagai aktivitas di luar kelas akan membuat pendidikan karakter di sekolah terasa menyenangkan. Proses belajar bukan berbasis kelas tetapi berbasis lingkungan, seperti bermain peran, menyelesaikan proyek dan lainnya.

Muhadjir menambahkan, bahwa penguatan pendidikan karakter di jenjang pendidikan dasar merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini.

Sumber:
Edupost.id


Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam peningkatan kualitas Guru dan Siswa ?

Peran Kepala Sekolah tidak hanya sebagai Manajer saja. Menurut E. Mulyasa, Kepala Sekolah memiliki peran dan tugas sebagai berikut: Educator, Manager, Administrator, Innovator, Motivator, Supervisor dan Leader.

Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)


Kepala Sekolah sebagai seorang pendidik merupakan hal yang sangat mulia. Paling tidak ada empat hal yang perlu ditanamkan seorang Kepala Sekolah dalam fungsinya sebagai pendidik, yakni:

  1. Mental, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia;

  2. Moral, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik dan buruk, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban. Juga moral yang diartika sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan;

  3. Fisik, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah;

  4. Artistik, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.

Hal yang paling terpenting dalam fungsi Kepala Sekolah sebagai pendidik adalah keteladanan. Keteladanan hendaklah ditampilkan oleh Kepala Sekolah melalui sikap, perbuatan dan perilaku, termasuk penampilan kerja dan penampilan fisik.

Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.

Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai edukator, Kepala Sekolah harus merencanakan dan melaksanakan program sekolah dengan baik, antara lain:

  1. Mengikutkan tenaga pendidik dalam penataran guna menambah wawasan, juga memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.

  2. Menggerakkan tim evaluasi hasil belajar untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.

  3. Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan menekankan disiplin yang tinggi.

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah, Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfalisitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

Dalam melakukan perannya sebagai educator, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Sumidjo dalam Mulyasa mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Untuk kepentingan tersebut, Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik dan artistik.

  1. Pembinaan Mental: yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas setia tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, secara proposional dan professional.

  2. Pembinaan Moral: Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.

  3. Pembinaan fisik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan, penampilan mereka secara lahiriah, Kepala Sekolah profesional harus mampu memberikan dorongan agar tenaga kependidikan terlibat secara aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan olah raga, baik yang diprogramkan sekolah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar sekolah.

  4. Pembinaan Artistik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal- hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Hal ini biasanya dilakukan melalui kegiatan karyawisata yang bisa dilaksanakan setiap akhir ajaran.

Marno menyatakan peran Kepala Sekolah sebagai educator meliputi:

  1. Prestasi sebagai guru mata pelajaran. Seorang Kepala Sekolah dapat melaksanakan program pembelajaran dengan baik. Dapat membuat prota, kisi-kisi soal, analisis soal dan dapat melakukan programperbaikan dan pengayaan.

  2. Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.

  3. Mampu memberikan alternative pembelajaran efektif.

  4. Kemampuan membimbing karyawan dalm melaksanakan tugas sebagai tata usaha, pustakawan, loboratorium, dan bendaharawan.

  5. Kemampuan membimbing stafnya lebih berkembang secara pribadi dan profesinya.

  6. Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan siswa.

  7. Kemampuan belajar mengikuti perkembangan IPTEK dalam forum diskusi, bahan referensi dan mengikuti perkembangan ilmu melalui media elektronik

Dengan demikian peran Kepala Sekolah sebagai educator adalah untuk membimbing semua komponen yang ada di sekolah baik guru, karyawan, dan siswa sehingga dapat bersinergi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepada yang bersangkutan sesuai dengan profesionalitas dan kapasitasnya.

Kepala Sekolah Sebagai Manajer


Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajer adalah orang yang melakukan sesuatu secara benar (people who do things right). Dengan demikian, Kepala Sekolah harus mampu merencanakan dan mengatur serta mengendalikan semua program yang telah disepakati bersama.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari tugas Kepala Sekolah sebagai manajer, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

  1. Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu. Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses meliputi:

    • Merencanakan, dalam arti Kepala Sekolah harus benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan;

    • Mengorganisasikan, maksudnya bahwa Kepala Sekolah harus mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan;

    • Memimpin, dalam arti Kepala Sekolah mampu megarahkan dan mampu mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial;

    • Mengendalikan, dalam arti Kepala Sekolah memperoleh jaminan bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut, Kepala Sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskannya.

  2. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber daya manusia, ayng masing-masing berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.

  3. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya bahwa Kepala Sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat khusus (specific ends). Tujuan akhir yang bersifat spesifik ini tentunya tidaklah sama antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya.

Menurut Stoner, terdapat delapan macam fungsi seorang manajer yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu seorang manajer harus:

  1. Bekerja dengan, dan melaui orang lain;
  2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan;
  3. Dengan waktu dan sumber daya yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan;
  4. Berpikir secara realistik dan konseptual;
  5. Sebagai juru penengah;
  6. Sebagai seorang politis;
  7. Seorang diplomat; dan
  8. Sebagai pengambil keputusan yang sulit.

Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah antara lain

  • Kemampuan Teknis (Technical Skills)

    1. Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.
    2. Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.
  • Kemampuan Pemahaman Manusia (Human Skills)

    1. Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama.
    2. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa mereka berkata dan berperilaku.
    3. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
    4. Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan diplomatis.
    5. Mampu berperilaku yang dapat diterima orang.
  • kemampuan membuat Konsep (Conceptual Skills)

    1. Kemampuan analisis.
    2. Kemampuan berpikir rasional.
    3. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
    4. Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan.
    5. Mampu mengantisipasikan perintah.
    6. Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem- problem sosial.

Dalam mengelola tenaga pendidikan, salah satu tugas penting yang harus dilakukan Kepala Sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini Kepala Sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yag dilaksanakan sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan diluar sekolah, seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

Kepala Sekolah di samping sebagai pendidik, juga harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan sistem, responsif terhadap perubahan dengan memberdayakan semua potensi yang dimiliki sekolah. Karena itu, Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan manajemen layaknya seorang manajer dalam suatu organisasi. Istilah manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan dan pengelolaan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala Sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasaran, mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Untuk itu Kepala Sekolah harus bisa menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas tugas operasinal.

Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan di sekolah yaitu:

  1. Adanya struktur organisasi yang relatif permanen dan dapat menggambarkan hubungan kerja antar pegawai sekolah.

  2. Adanya persepsi yang sama tentang tujuan sekolah antar pimpinan dan bawahan yang terlihat dalam proses kerja administrasi.

  3. Adanya sistem pendelegasian yang efektif sesuai dengan kapasitas guru dan karyawan.

  4. Administrasi merupakan sumber informasi bagi semua pengembangan sekolah.

  5. Sistem penyelenggaraan proses administrasi menggambarkan prinsip kooperatif yang dapat dilihat dalam semua kegiatan sekolah.

Kepala Sekolah sebagai administrator, berperan dalam mengatur tata laksana sistem administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien. Peran Kepala Sekolah sebagai administrator diungkapkan Marno sebagai berikut:

  • Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti data administrasi yang akurat.

  • Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, ketenangan, keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas, Kepala Sekolah sebagai administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, maupun pendekatan situasional. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus bisa bersikap situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Meskipun demikian Kepala Sekolah harus mengutamakan tugas, agar tugas-tugas yang diberikan kepada setiap tenaga kependidikan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Disamping berorientasi terhadapa tugas, Kepala Sekolah juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar setiap tenaga kependidikan dapar melaksanakan tugas dengan baik, tetapi mereka tetap serasa senang dalam melakukan tugasnya.

Kemampuan Kepala Sekolah sebagai administrator harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, bimbingan dan konseling, kegiatan praktikum, kegiatan di perpustakaan, data administrasi peserta didik, guru, pegawai TU, penjaga sekolah, teknisi dan pustakawan, kegiatan ekstrakurikuler, data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua murid, data administrasi gedung dan ruang dan surat menyurat.

Kepala Sekolah sebagai administrator dalam hal ini juga berkenaan dengan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Masalah keuangan adalah masalah yang peka. Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini Kepala Sekolah harus hati-hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua murid.

Banyak keperluan sekolah yang harus dibiayai, dan semakin banyak pula biaya yang diperlukan. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki daya kreasi yang tinggi untuk mampu menggali dana dari berbagai sumber, diantaranya dapat diperoleh misalnya dari siswa atau orang tua, masyarakat, pemerintah, yayasan, para dermawan dan sebagainya. Disamping itu Kepala Sekolah juga harus mampu mengalokasikan dana atau anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan sekolah/madrasah.

Kepala Sekolah Sebagai Innovator


Sebagai inovator Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mngembangkan model- model pembelajaran yang inovatif. Kepala Sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-caranya melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel.

Kepala Sekolah sebagai innovator berarti memiliki kemampuan dalam mencari atau menemukan gagasan baru maupun mengadopsi gagasan baru dari pihak lain, memiliki kemampuan melakukan pembaharuan di sekolah di bidang KBM, BK, pengadaan guru atau karyawan, ekstrakurikuler maupun menggali sumber daya pada BP3 maupun dari masyarakat.

Kepala Sekolah sebagai innovator tercermin dari cara-cara ia melaksanakan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, integrati, konstruktif dimaksudkan bahwa Kepala Sekolah dalam meningkatkan tenaga kependidikan harus senantiasa mendorong dan membina agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas yang diemban kepada masing-masing.

Kreatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalitas tenaga kependidikan, Kepala Sekolah harus berusaha mencari gagasan-gagasan dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Integratif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, Kepala Sekolah berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan obyektif.

Peran Kepala Sekolah sebagai innovator adalah sebagai berikut:

  • Memiliki gagasan baru untuk inovasi kemajuan dan perkembangan sekolah. Maupun yang relevan untuk kebutuhan lembaga.

  • Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif ke arah kemajuan.

  • Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif (pengaturan tata ruang kantor, kelas perpustakaan, halaman, interior, musholla atau masjid) untuk bertugas dengan baik. Dengan lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat kerja yang baik.

Kepala Sekolah Sebagai Motivator


Kepala Sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan dan penghargaan secara efektif. Sebagai motivator Kepala Sekolah harus memiliki strategi untuk memotivasi bawahannya, yaitu guru dan staf. Dimana mereka dimotivasi untuk melakukan berbagai tugas dan fungsinya.

Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan bagi guru atau staf yang berprestasi serta penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan sentral belajar. Dorongan dan penghargaan merupakan sumber motivasi yang efektif diterapkan oleh Kepala Sekolah.

Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh banyak faktor, dan motivasi merupakan faktor yang dominan untuk menuju keefektivan kerja individu bahkan motivasi sering digambarkan sebagai mesin pada sebuah mobil yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik berbeda-beda, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus dari pimpinannya (Kepala Sekolah) dalam mengembangkan profesionalitasnya. Untuk memotivasi pegawainya, ada beberapa prinsip yang bisa diterapkan oleh Kepala Sekolah, antara lain:

  • Tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenangkan,
  • Tujuan pendidikan harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota, bahkan tenaga pendidikan dapat diikut sertakan dalam penyusunan tujuan tersebut,
  • Setiap individu harus diberi tahu tentang hasil pekerjaanya, pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, meskipun terkadang hukuman itu di perlukan,
  • Usaha memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan jalan memerhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan atas pekerjaannya.

Kepala Sekolah sebagai motivator berarti bagaimana ia memiliki kemampuan mengatur lingkungan sekolah, sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi pelaksanaan proses pembelajaran. Bagaimana ia memiliki kemampuan mengatur keharmonisan antara sesama guru, karyawan, guru dan karyawan, antara sekolah dan lingkungannya. Bagaimana kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dengan hukuman.

Kepala Sekolah Sebagai Supervisor


Supervisi secara etimelogi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai yang dinilai dari pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan dalam pelaksanaan istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah tersebut diantaranya adalah pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakuakan pengamatan agar pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan.

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi syarat-syarat yang esinsial yang akan menjamin tercapainya suatu tujuan pendidikan. Sehubungan dengan itu maka Kepala Sekolah sebagai supervisor berarti bahwa Kepala Sekolah hendaknya pandai meneliti, mencarai dan menentukan, syarat-syarat mana yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal.

Dalam bidang supervisi Kepala Sekolah mempunya tugas dan tanggung jawab memajukan pengajaran melalui peningkatan profesionalisme guru secara terus menerus. Oleh karena itu Kepala Sekolah sebagai supervisor memegang peran penting dalam:

  • Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan siswa, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan.

  • Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar.

  • Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi.

  • Membantu guru dalam memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode mengajat sesuai dengan sifat materinya.

  • Membantu guru memperkaya pengalaman belajar sehingga suasana mengajar dapat menggembirakan anak didik.

  • Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan.

  • Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam melaksanakan tugas skolah pada seluruh staf.

  • Memberi pelayanan terhadap guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya dalam pelaksanaan tugas.

  • Memberikan pimpinan yang efektif dan demokratis.32

Adapun tugas seorang supervisor menurut Ngalim Purwanto adalah “meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan di sekolahnya”. Fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dapat diketahui delapan fungsi supervisi adalah:

  • Mengkoordinir semua usaha sekolah
  • Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
  • Memperluas pengalaman guru-guru
  • Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
  • Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
  • Menganalisi situasi belajar mengajar
  • Memberikan pengetahuan skill kepada setiap anggota staf.
  • Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Adapun keterampilan yang hendaknya dimiliki oleh seorang supervior menurut Kimball Wiles (1950) ada lima macam, antara lain:

  1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
  2. Keterampilan dalam proses kelompok.
  3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.
  4. Keterampilan dalam personalia sekolah.
  5. Keterampilan dalam evaluasi.

Sehubungan dengan fungsi supervisi, Searingen dalam bukunya Supervision of intruction- foundation and Dimension (1961) yang dikutip oleh Piet A. Sahertian memberikan delapan fungsi Supervisi sekolah, antara lain:

  • Mengkoordinir semua usaha sekolah
  • Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
  • Memperluas pengalaman Guru-Guru
  • Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
  • Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
  • Menganalisi situasi belajar mengajar
  • Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
  • Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan mningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka Kepala Sekolah harus memahami perannya dan fungsinya. Disamping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fugsi administrasi dengan sebaik-baiknya, seorang supervisor untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat seperti berikut:

  1. Berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya.

  2. Memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.

  3. Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation.

  4. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati.

  5. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya suatu tujuan atau program yang telah digariskan.

Berdasarkan pendapat dan kriteria superpisor di atas, maka peran Kepala Sekolah hendaklah memiliki pemikiran ke depan yang lebih maju, baik untuk sekolahnya maupun unsur yang ada di sekolah tersebut. Seorang Kepala Sekolah hendaklah memiliki ide-ide baru dan cemerlang untuk memberikan motivasi kepada semua unsur yang ada di sekolah.

Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)


Kepala Sekolah sebagai pemimpin, memiliki tanggung jawab menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada di sekolah sehingga melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Keberhasilan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam pelaksanaannya sangat dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:

  1. Kepribadian yang kuat; Kepala Sekolah harus mengembangkan pribadi agar percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial.

  2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik; pemahaman yang baik merupakan bekal utama Kepala Sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, staf dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.

  3. Pengetahuan yang luas; Kepala Sekolah harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang yang lain yang terkait.

  4. Keterampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai Kepala Sekolah, yaitu:

    • Keterampilan teknis, misalnya: teknis menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat;
    • Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya: bekerjasama dengan orang lain, memotivasi, guru dan staf;
    • Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah, memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari solusinya.38

Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang Kepala Sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Menurut John Gage Allee, “Leader is a guide; a conductor; a commander.” (Pemimpin itu adalah penunjuk pemandu, penuntun dan komandan).

Kepribadian Kepala Sekolah sebagai leader menurut Ordway Tead harus menunjukkan sifat-sifat:

  1. Kesadaran akan tujuan dan arah
  2. Antusiasme
  3. Keramahan dan kecintaan
  4. Integritas (keutuhan, kejujuran dan ketulusan hati)
  5. Penguasaan teknis
  6. Ketegasan dalam mengambil keputusan
  7. Kecerdasan
  8. Keterampilan mengajar
  9. Kepercayaan
Referensi
  • Vincent Gaspersz, Total Quality Management (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003).
  • Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999).
  • Soewaji Lazaruth, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,1993).
  • E.Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
  • B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: PT Rineka Cipta, 2010).
  • Hendiayat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervise Pendidikan, (Malang: Bina Aksara, 1984).
  • Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004).
  • M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010).
  • Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2008),
  • E. Mulyasa, Menjadi Kepala Selolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004).