Bagaimana peran keluarga dalam mendidik anak?

Keluarga adalah kunci utama dalam pendidikan anak, sehingga peran keluarga menjadi sangat signifikan terhadap kesuksesan anak itu sendiri. Bagaimana peran keluarga dalam mendidik anak ?

Berikut ini 10 peran keluarga dalam pendidikan anak yaitu :

  1. Menjadi guru
    Guru tak hanya ditemukan di sekolah, mereka yang bisa mengajar orang lain merupakan guru. Namun, ada guru yang dianggap baik karena mengajarkan hal baik atau justru sebaliknya. Peran pertama keluarga tentu menjadi guru bagi sang anak, dimana anak ketika membuka mata. Maka keluargalah yang membantu menjelaskan apa yang anak lihat, hingga mereka beranjak menjadi anak-anak yang sudah mengerti akan hal di dunia. Namun peranan keluarga tidak berhenti juga, setiap anggota pasti bisa dan mungkin menjadi guru dari anggota lain yang masih anak

  2. Menjadi teman
    Siapa yang mengatakan bahwa pendidikan yang kaku dan aneh bisa menjamin anak tersebut memiliki pendidikan yang baik dan pribadi yang juga baik. Orang tua bisa berperan menjadi teman ketika berbicara mengenai pendidikan anak. Pihak keluarga lainya pun seperti itu, dimana mereka bisa saja membiasakan diri untuk menjadi teman anak-anak dalam belajar. Seringkali anak merasa takut dan malas jika belajar diawasi dengan keluarga, terutama mereka yang sudah bersekolah dan sudah tahu akan suasana sekolah serta teman. Jadilah teman mereka dalam mengenal lingkungan dan belajar ketika dirumah.

  3. Seorang hakim
    Selain menjadi teman atau guru, keluarga juga bisa menjadi seorang hakim bagi anak tersebut. Hakim disini dimaksudkan bahwa mereka harus bisa membantu menentukan hal yang anak-anak tidak mengerti atau tidak ketahui. Terutama demi kebaikan anak tersebut dan orang banyak. Selain itu, ada juga hal yang paling fatal jika peranan ini tidak dilaksanakan, dimana anak mungkin tidak tahu dengan jelas mana hal yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan oleh keluarga.Terkadang menjadi hakim merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam sebuah keluarga.

  4. Pengawas
    Sebagai keluarga, mengawasi merupakan fungsi utama dari keluarga untuk anak. Dimana pengawasan merupakan hal utama yang harus dilakukan bahkan sampai anak sudah menjadi dewasa, bahkan hingga anak sudah siap melepas diri atau mandiri. Namun sayangnya beberapa pihak keluarga terkadang terlalu berlebihan dalam mengawasi anaknya hingga mereka tidak bisa berkembang dengan baik, bahkan anak cenderung tertutup dan tidak senang bersosialisasi dan belajar akan hal baru. Cobalah buat batasan dengan jelas tanpa menyebabkan kerugian pada anak-anak.

  5. Mengontrol dan mengatur waktu anak
    Mengontrol dan mengatur anak-anak mungkin menjadi hal buruk bagi sebagian orang, namun kontrol diharuskan dalam pendidikan anak. Memang hal tersebut adalah peranan keluarga yang dilakukan sejak awal. Sejak dini anak-anak harus diatur dan didisplinkan untuk bisa mengatur waktu dengan baik, sehingga besar nanti mereka akan terbiasa dengan hal yang teratur. Nah, mengatur anak merupakan salah satu peran keluarga dalam pendidikan yang bisa diterapkan pada anak-anak.

  6. Merangkul anak
    Merangkul anak mungkin terdengar mudah, namun kenyataanya bahkan hingga anak dewasa dan telah meninggalkan keluarga inti untuk menikah. Banyak keluarga yang tidak bisa saling merangkul. Terutama jika mereka terbentur masalah keluarga seperti merawat orang tua atau masalah warisan dan harta.
    Kasih sayang merupakan salah satu hal yang bisa diajarkan pada anak oleh pihak keluarga, terutama keluarga inti seperti ayah, ibu dan kakak atau adik. Merangkul anak menjadi peranan besar yang dibutuhkan anak dari keluarga. Mereka yang tidak tahu dunia luar, pasti membutuhkan rangkulan keluarga.

  7. Membimbing anak
    Apakah penting keluarga membimbing anak? Jawabannya sangatlah penting. Kepribadian dan jalan pikir setiap anak berbeda. Mungkin ada beberapa anak yang masih bisa bertahan di keadaan yang sangat tidak baik, namun ada juga anak yang terpengaruh jika tidak dibimbing kearah yang lebih baik.
    Membimbing anak merupakan hal utama yang harus dilakukan setiap orang tua, atau keluarga. Membimbing anak memang gampang-gampang mudah, dimana anak-anak merupakan tahapan dari perkembangan manusia dan belum tahu apapun, sehingga mereka harus diberikan bimbingan dan juga arahan agar tidak mengenal hal yang salah.

  8. Membantu rencana pendidikan anak
    Pendidikan merupakan gerbang utama untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi, banyak juga yang menganggap bahwa pendidikan merupakan poin utama untuk bisa menggapai kehidupan yang lebih baik selanjutnya. Begitupun pilihan pendidikan pada masing-masing anak.
    Membantu rencana pendidikan anak merupakan poin selanjutnya peran keluarga untuk pendidikan anak. Mereka mungkin merasa bingung dan tidak tahu dengan pilihan, memang pilihan kembali pada masing-masing anak.

  9. Membangun sosial anak
    Membangun lingkungan sosial anak merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam keluarga. Banyak anak yang harus menghadapi keluarga yang hancur atau berantakan, dan hal tersebut berpengaruh pada sosialisasi anak dan kepribadian mereka. Selain itu, membangun sosial bisa berasal dari sikap keluarga ke sesama anggota ataupun pada anggota di keluarga besar. Dengan bersikap baik tentu anakpun akan mengikuti untuk membangun dunia sosial yang baik juga.

  10. Menciptakan lingkungan baik
    Menciptakan lingkungan yang baik merupakan poin terakhir yang diberikan sebuah keluarga. Ikan hias akan berasal dari kolam ikan indah, namun ikan paus berasal dari lautan luas. Anda bebas memilih ingin memberikan lingkungan yang baik atau tidak pada anak-anak. Namun resiko haruslah anda tanggung, ketika mereka harus menghadapi lingkungan yang tidak baik. Terutama jika mereka masih usia sangat belia dan harus menghadapi hal yang dianggap belum sanggup ditanggung seorang anak (Baca: Psikologi Anak). Sehingga, usahakanlah anda menciptakan lingkungan yang baik ketika ada seorang anak tumbuh di tengah keluarga anda.

Metode Pengasuhan yang Tepat untuk Anak


Pola asuh yang tidak tepat tentu akan berdampak fatal pula terhadap pembentukan
karakter anak, sehingga orangtua perlu cermat dalam memilih pola asuh yang akan
diterapkan kepada anak. Berdasarkan penjelasan dari tiap pola asuh di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode pengasuhan yang tepat bagi anak adalah pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang dapat mendorong anak untuk mampu bersikap mandiri namun masih berada dalam batasan-batasan serta pengendalian atas tindakan yang dilakukan anak.

Musyawarah secara verbal memungkinkan terjadi pada pola asuh demokratis ini. Anak yang mendapatkan pola asuh demokratis dari orangtua akan tumbuh menjadi anak yang menunjukkan karakter yang baik dan matang, memiliki emosi yang stabil, mudah diatur, terbuka, percaya diri, aktif dan ceria, serta mudah bergaul dan lebih bertanggung jawab. (Santrock, 2012). Aspek-aspek yang mempengaruhi pola asuh demokratis adalah kasih sayang, kontrol orangtua, komunikasi dan tuntutan kedewasaan (Baumrind, 1991). Faktor-faktor yang berperan adalah jenis kelamin orangtua, ketegangan orangtua, pengaruh orangtua dibesarkan, lingkungan tempat tinggal, budaya orangtua. (Mussen, 1994).

Penerapan pola asuh demokratis kepada anak memiliki karakteristik sebagai
berikut:

  1. Bersikap lembut serta menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada anak
  2. Menjadi pendengar yang baik serta memberikan dukungan terhadap aktivitas anak
  3. Membangun kreativitas dengan bermain bersama
  4. Menghindari menggunakan kata “jangan”
  5. Menjadi panutan dan idola bagi anak
  6. Menumbuhkan sikap menghormati
  7. Mengajarkan untuk meminta maaf
  8. Mengajarkan keterbukaan
  9. Konsisten (tidak membohongi anak)
  10. Tidak berkata keras dan mengancam.

Bersikap lembut serta menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada anak. Menjadi
orangtua, besikap lembut adalah hal yang mutlak diberikan kepada anak. Bersikap lembut kepada anak akan menjadikan anak lebih mudah untuk mendengarkan dan menuruti perintah orangtua. Orangtua tidak boleh malu untuk menunjukan kasih sayang pada anak. Contoh yang sederhana yang dapat dilakukan orangtua untuk menunjukkan kasih sayang pada anak adalah dengan cara memberikan ciuman atau pelukkan. Ciuman dan pelukan yang tulus akan membantu perkembangan jiwa anak ke arah yang lebih positif. Anak akan berpikir bahwa orangtua benar-benar menyayanginya.