Bagaimana penyebaran penyakit Rhinotracheitis dan gejala klinisnya?

FVR baru dikenal sebagai penyakit tersendiri sewaktu banyak kucing dipelihara bersama. Pengeluaran virus terjadi antara lain melalui sekret hidung.

FVR baru dikenal sebagai penyakit tersendiri sewaktu banyak kucing dipelihara bersama. Pengeluaran virus terjadi antara lain melalui sekret hidung. Penularan dapat berjangkit dalam suatu koloni kucing secara laten. Hewan yang sembuh masih dapat peka lagi terhadap reinfeksi, maka virus dapat bertambah dan dieskskresikan lagi. Perubahan lingkungan disangka dapat mengaktifkan infeksi (stress).

Waktu inkubasi berlangsung kira-kira 2-5, sekali-kali 8 hari. Kucing pada semua umur peka, penyakit pada hewan muda biasanya berjalan lebih parah.

Pada sebagian kasus-kasus penyakit, apalagi pada kucing tua penyakit berjalan ringan. Pada hewan muda adanya antibodi maternal dapat mempengaruhi jalan penyakit. Gejala-gejala klinis pertama ialah bersin dan salivasi berlebihan; kemudian terlihat produksi air mata berlebihan disebabkan oleh konjunktivitas. Laringitis, faringitis dan tracheitis menyebabkan hewan batuk-batuk. Selaput lendir hidung dan kerongkongan kelihatan terlalu merah. Tonsil membengkak.

Sekali-kali terlihat edema menyolok pada membrana niktitans; demikian juga sekali-kali teriadi keratitis. Demam dapat mencapai suhu di atas 40°C, hewan-hewan itu memperlihatkan depresi dan tidak mau makan dan minum.

Sering ditemukan lekositosis yang mungkin disebabkan oleh infeksi bakterial. Sesudah beberapa hari eksudat mata hidung berubah menjadi purulen. Kucing bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat. Dadanya demikian pula tungkai depan kotor oleh karena eksudat dari hidung dan mata.

Sekali-kali hewan sudah sembuh sebelum mencapai stadium ini. Umumnya kesembuhan terjadi dalam 1-12 hari.

Acapkali hewan tinggal sakit, menjadi kurus dan batuk-batuk secara menahun; juga konjunktivitas dapat bersifat menahun. Bila kucing hamil terinfeksi maka ia dapat gugur. Pada kira-kira 10% di antara hewan-hewan sakit terbentuk ulkus pada lidah atau stomatitis. Juga tukak pada kulit dan vulvovaginitis pernah dilukiskan, demikian juga ensefalitis dan abortus.

Pada kucing muda yang sesudah lahir langsung diinfeksi (atau mungkin secara intra-uterin) maka infeksi dapat bergeneralisasi. Maka hewan demikian mati dalam beberapa hari. Infeksi sekunder, antara lain oleh pasteurella, memegang peranan penting letalitet berkisar di antara 5-20%.