Bagaimana penyebab, patologi, dan terapi pada penyakit Radang Mulut Nekrotik dan Difteri Pedet?

Di samping gejala radang mulut pada difteri juga ditemukan gejala demam yang tinggi, batuk dan karena adanya stenosis dari pangkal tenggorokan juga dengan stridor laryngis.


Gambar: F. necrophorum

Penyebab
Secara konsisten kuman F. necrophorum (S. necro phorum) selalu dapat diisolasi dari proses radang. Adanya lesi selaput lendir akan memudahkan perkembangbiakan kuman tersebut.

Pemeriksaan patologi-anatomis
Nekrose jaringan pada daerah tekak sering ditemukan pada waktu bedah bangkai. Ruam-ruam yang ditutup oleh lendir dan reruntuhan jaringan, berwarna abu-abu, ditemukan di daerah radang. Proses radangnya sendiri dapat bersifat terbatas atau difus, tergantung pada beratnya radang.

Terapi
Meskipun tidak selalu berhasil, pemberian antibiotika berspektrum luas dengan dosis tinggi perlu segera diberikan. Penisilin dengan dosis 20.000-50.000 unit/kg dapat diberikan setiap hari. Preparat untuk mengurangi radang, butazolidin (dosis per os 4-8 mg/kg tiap 12 jam) dan sebangsanya dapat diberikan. Aspirin dengan dosis 5-30 gram, diberikan 2-3 kali sehari, selain dapat menurunkan panas juga memiliki sifat mengurangi rasa sakit.

Kehilangan cairan tubuh sangat perlu diperhatikan penggantiannya. Oleh karena difteri pedet cepat ditularkan lebih baik penderita dipisahkan dari kelompoknya.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.