Bagaimana penyebab dan proses terjadinya abses hati?

Abses hati yang dapat terjadi pada setiap spesies hewan kebanyakan dilaporkan kejadiannya pada sapi-sapi pedaging yang konsentrat biji-bijian secara berlebihan di dalam rangsumnya. Bagaimana penyebab dan proses terjadinya?

Penyebab
Abses yang terdapat di dalam hati dapat bersifat multipel dengan ukuran masing-masing lesi yang kecil, atau ber- sifat tunggal akan tetapi memiliki ukuran lesi yang lebih besar. Biasanya, lesi tunggal terdapat pada hilus hati, sedang yang multipel dapat ditemukan di sembarang tempat dalam hati. Dalam suatu survai yang dilakukan di Amerika Serikat, diketahui bahwa di antara sapi-sapi gemuk yang dipotong di rumah potong, sebanyak 17.8% menderita abses pada hatinya. Karena bagian hati yang menderita abses harus dibuang, kerugian yang ditimbulkan mencapai 5% dari seluruh penjualan.

Jenis kuman yang telah diisolasi pada waktu pemotongan hewan adalah F. necrophorum (85-90%), C. pyogenes, S aureus, E. coli, Pseudomonas spp., dan kadang-kadang juga Actinobacillus spp.

Proses terjadinya
Oleh pemberian konsentrat biji-bijian yang berlebihan kuman Bac. lactis akan mendapatkan kesempatan untuk berkembang biak melebihi normalnya, hingga asam susu yang terbentuk juga akan berlebihan. Asam susu akan menyebabkan terjadinya asidosis rumen, atau rumenitis. Kuman kuman dari dalam rumen akan memasuki peredaran darah melalui lesi-lesi terdapat pada mukosa rumen atau retikulum. Dalam perjalanannya, kuman-kuman akan sampai di jaringan hati dan berkembang biak di dalam alat tersebut, hingga akhirnya terbentuk abses hati.

Oleh adanya radang infeksi kantong empedu, cholecystitis, atau radang saluran empedu, cholangitis, kuman dapat pula dari usus memasuki jaringan hati, melalui sphincter Oddi, dan selanjutnya membentuk abses hati.

Oleh adanya infeksi di dalam jaringan hati, sebagai reaksi jaringan akan dilakukan usaha untuk melokalisasi kuman agar tidak terjadi perluasan. Dengan kemampuan regenerasinya yang besar hati dapat menutupi kerugian fungsionalnya, hingga gejala-gejala klinis sebagai akibat radang juga tidak terlihat. Apabila proses abses terdapat cukup luas, yang biasanya karena tergabungnya mikroabses, gejala klinis, mungkin dapat teramati. Dalam hal demikian biasanya kuman-kuman C. pyogenes dan E. coli lebih banyak ditemukan pada waktu bedah bangkai. Ada kemungkinan bahwa abses hati akan pecah hingga terjadi infeksi pada peritoneum dan alat-alat viseral lainnya. Infeksi tersebut akan mengakibatkan ter jadinya peritonitis atau sepsis dengan segala manifestasi klinisnya.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.