Bagaimana penularan penyakit anaplasmosis pada sapi?

anaplasmosis
Anaplasmosis merupakan penyakit ruminansia yang kerap menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit ini bersifat akut hingga kronis yang diakibatkan oleh Anaplasma marginale. Anaplasma marginale merupakan parasit yang terdapat dalam eritrosit darah yang bentuknya seperti bola berdiameter 0,1-0,5 mikron dimana tiap eritrositnya mengandung hingga enam parasit.

Anaplasmosis merupakan penyakit infeksius yang ditularkan pada hewan ternak yang ditandai dengan anemia. Cara penularanya melalui vektor yaitu caplak Boophilus microplus. Infeksi Anaplasma sp. biasanya dapat bersamaan dengan infeksi Babesia sp… Anaplasma sp. telah lama digolongkan kedalam protozoa, yang menyebabkan Tick-Borne Disease, tapi saat ini secara taksonomi Anaplasma sp. telah digolongkan ke dalam Rickettsia (Seddon 1966). Gejala klinis yang tidak jelas pada sapi , kurang dari 1 tahun, dan kejadian fatal, per akut pada sapi lebih dari 3 tahun, gejala klinis yang dapat ditemukan antara lain pyrexia, anemia, jaundice, anoreksia, nafas cepat, penurunan produksi susu, abortus. Anaplasma marginale yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit High fever, Anemia, Bilirubinemia, Bilirubinuria lebih
patogen dibandingkan dengan Anaplasma centrale, beberapa hewan yang dapat menjadi induk semang dari Anaplasma sp. kerbau, antelops, Elk, bison, unta, biri-biri, kambing (Astyawati,
2005).

Anaplasma sp. berukuran kecil dan berbentuk bulat seperti bola mempunyai diameter 0,5 μm dan berukuran 1-2 μm terletak di pinggir atau ditengah eritrosit dalam satu eritrosit biasanya terdapat satu Anaplasma sp., tetapi jika sudah dalam infeksi tingkat tinggi bisa mencapai empat Anaplasma sp. dalam satu eritrosit (Seddon, 1966)

Anaplasmosis dapat menyerang semua umur sapi maupun kerbau. Pada sapi dan kerbau usia dibawah 6 bulan lebih rentan terserang, sedangkan pada sapi dan kerbau dewasa berkisar 1-3 tahun juga sering terserang yang dapat menyebabkan kematian (mortalitas) sekitar 50%. Anaplasmosis ditularkan melalui caplak (artropoda) yang diperkirakan memiliki 18 spesies yang merupakan vector alam yang terdapat di banyak daerah. Jika suatu daerah telah muncul caplak maka akan segera menyerang sapi atau kerbau dalam waktu 3 – 4 minggu. Selain itu dapat ditularkan melalui nyamuk seperti tabanus spp yang membawa bibit penyakit dari sapi yang terinfeksi. Penularan berikutnya dapat melalui peralatan bedah dan peralatan kedokteran hewan yang kurang steril. Hal ini berhubungan dengan pembedahan atau pengambilan sampel yang melibatkan darah ternak sapi atau kerbau yang menggunakan peralatan yang tidak steril.