Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberi keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia.
Bagaimana Pentingnya Industri Kelapa Sawit bagi Indonesia ?
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberi keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia.
Bagaimana Pentingnya Industri Kelapa Sawit bagi Indonesia ?
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberi keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia. Pada 2017, tercatat bahwa sekitar 13,14 persen atau 1.786 Triliun Rupiah GDP Indonesia berasal dari sektor pertanian. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang dapat diandalkan bagi perekonomian nasional. Salah satu sub sektor yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian nasional di antaranya ialah sub sektor perkebunan. Sub sektor perkebunan ini dapat meraih GDP Indonesia sebesar 471 Triliun Rupiah atau sebesar 3,47 persen GDP Indonesia.
Industri Kelapa Sawit merupakan salah satu sub sektor perkebunan yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Terlihat dari terus meningkatnya jumlah lahan perkebunan bagi industri Kelapa Sawit sekaligus nilai ekspor yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari grafik di bawah (bagan III.B.1), terlihat bahwa luas lahan industri Kelapa Sawit cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak 2013-2017, sedangkan pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan sebesar 9,80 persen menjadi 12,30 juta hektar.99 Hal sebaliknya terjadi pada peningkatan produksi Minyak Kelapa Sawit yang meningkat tajam di tahun 2016 sebesar 53,28 persen, dan pada 2017 naik sebesar 9,46 persen menjadi 34,47 juta ton.
Sektor perkebunan Kelapa Sawit berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Selain dari angka penyerapan tenaga kerja, industri ini juga mampu menyumbang devisa yang besar bagi negara. Pada 2017, tercatat total volume ekspor industri Kelapa Sawit Indonesia sebesar 29.07 juta ton terdiri dari produksi Crude Palm Oil, Other Palm Oil, Crude oil of Palm Kernel , dan Other Palm Oil Kernel . Gambar di bawah (Bagan III.B.2) menunjukkan adanya peningkatan nilai ekspor Kelapa Sawit Indonesia dengan 29 juta ton atau sebanding dengan 20, 72 miliar dolar AS.
Hampir seluruh produksi tanaman Kelapa Sawit dapat dimanfaatkan hingga bagian limbahnya. Selain digunakan sebagai kompos dan makanan ternak, limbah Minyak Kelapa Sawit berupa gas metan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Dari total 45 ton gas Metan dapat menghasilkan 1,5 mega watt listrik. Jika hal ini dapat dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan hasil yang maksimal dan berguna bagi Indonesia di bidang energi.
Kelapa Sawit dikatakan sebagai industri yang efisien karena industri ini dapat menghasilkan produksi minyak yang tinggi sebesar 38.7 persen dari total seluruh minyak nabati yang diproduksi di seluruh dunia dengan hanya membutuhkan 6,6 persen lahan (Bagan III.B.3). Hal ini jauh lebih efisien dibandingkan minyak nabati lain yang membutuhkan jumlah lahan yang lebih besar untuk memproduksi minyak nabati yang sebanding dengan Minyak Kelapa Sawit.
Besarnya pasar Kelapa Sawit menjadikan komoditi tersebut menjadi industri unggulan bagi Indonesia. Bagi Indonesia, industri Kelapa Sawit telah berpengaruh besar dalam perekonomian negara. Industri tersebut telah menyediakan sekitar 4,2 juta pekerjaan secara langsung dan membuka 12 juta pekerjaan secara tidak langsung. Dari total 16 juta pekerja yang bergantung pada industri ini, Kelapa Sawit juga turut berperan pada penurunan kemiskinan di 190 kabupaten, sekaligus menurunkan angka kemiskinan sekitar enam juta angka kemiskinan di pedesaan pada periode 2005-2016.
Pemerintah Indonesia juga memanfaatkan sektor Kelapa Sawit untuk mengembangkan nilai perekonomian serta menciptakan ketahanan energi nasional. Salah satunya ialah dengan menjadikan Biodiesel berbahan Kelapa Sawit sebagai mandat pemerintah dengan mendorong Indonesia mengonsumsi 3 juta kiloliter biodiesel B-20 atau bauran biodiesel dengan solar sebesar 20 persen.105 Peningkatan jumlah konsumsi Biodiesel dengan campuran Minyak Sawit B-20 ini juga dinilai sebagai aksi keseriusan pemerintah dalam menangani perubahan iklim dan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Hal ini sejalan dengan visi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 17 tujuan pembangunan berkelanjutan ( Sustainable Development Goals atau SDGs). Industri Kelapa Sawit memiliki implikasi pada beberapa poin SDGs. Industri Kelapa Sawit berkaitan dengan tujuan pemberantasan kemiskinan (poin 1) dengan menyerap banyak tenaga kerja, air bersih (poin 6), aktivitas perekonomian yang meningkat (poin 8), produksi dan konsumsi yang bertangggung jawab (poin 10), aksi penanggulangan perubahan iklim (poin 13), dan kestabilan pemerintah (poin 16).