Bagaimana penjelasan Teori Nilai Tukar Rupiah?

Teori Nilai Tukar Rupiah

Bagaimana penjelasan dari Teori Nilai Tukar Rupiah?

Suatu harga relatif yang diartikan sebagai nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut dengan nilai tukar. Hal tersebut menentukan daya beli paling tidak untuk barang yang diperdagangkan dari satu nilai mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Perubahan nilai tukar berpengaruh nyata terhadap harga barang yang diperdagangkan (Agustina & Reny, 2014).

Kurs nilai tukar merupakan harga atau nilai mata uang negara-negara lain yang diyatakan dalam nilai mata uang domestik. Kurs valuta asing juga dapat diartikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yakni banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Nilai tukar ditentukan dari banyaknya permintaan dan penawaran di pasar atas mata uang tersebut (Sedyaningrum & Nuzula, 2016).

Nilai tukar atau biasa disebut dengan kurs adalah jumlah uang domestik yang dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai tukar merupakan salah satu variabel yang penting dalam suatu perekonomian terbuka, sebab variabel tersebut berpengaruh pada variabel lain antara lain harga, tingkat bunga, neraca pembayaran, serta transaksi berjalan (Pridayanti, 2013).

Teori Nilai Tukar Rupiah


Kurs dijadikan sebagai penentu daya beli terhadap barang yang diperdagangkan. Perubahan kurs berpengaruh terhadap harga barang yang diperjualbelikan. Apabila terjadi apresiasi nilai tukar suatu negara maka harga untuk barang ekspor negara berkaitan akan mengalami penurunan dan sebaliknya harga barang impor akan mengalami kenaikan. Semakin tinggi nilai tukar suatu negara maka negara tersebut memiliki perekonomian yang kuat, sehingga memperoleh cadangan devisa yang banyak (Sonia & Setiawina, 2016).

Nilai tukar mata uang dibedakan menjadi dua yaitu (Mankiw, 2007) :

  1. Nilai tukar mata uang nominal
    Nilai tukar mata uang nominal merupakan perbandingan harga relatif dari mata uang dua negara.
  2. Nilai tukar mata uang rill
    Nilai tukar mata uang rill merupakan perbandingan harga relatif dari barang yang terdapat di dua negara. Nilai tukar mata uang rill ditentukan oleh nilai tukar mata uang nominal dan perbandingan tingkat harga domestik dan luar negeri.

Sistem nilai tukar adalah sebagai berikut (Hady, 2001) Nilai tukar mata uang diartikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Sistem nilai tukar terdapat tiga yaitu :

  1. Fixed exchange rate atau sistem nilai tukar tetap
    Pada sistem ini, nilai tukar kurs mata uang terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu, misalnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika dianggarkan Rp 8.000,- per dolar. Pada nilai tukar ini bank sentral siap untuk menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk 27 mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan. Jika nilai tukar tersebut tidak lagi dapat dipertahankan, bank sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan.

  2. Managed floating exchange rate atau sistem nilai tukar mengambang terkendali
    Sistem ini merupakan sistem yang berada di antara kedua sistem nilai tukar di atas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut dengan intervention band atau batas pita intervensi. Nilai tukar akan ditentukan sesuai dengan mekanisme pasar sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Jika nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, maka bank sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam pita intervensi.

  3. Floating exchange rate atau sistem nilai tukar mengambang
    Pada sistem ini nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Dengan hal tersebut nilai tukar akan menguat jika terjadi kelebihan penawaran valuta asing dan jika nilai tukar mata uang domestik akan melemah jika terjadi kelebihan permintaan valuta asing. Bank sentral dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan menjual devisa dalam hal terjadi kekurangan pasokan atau membeli devisa jika terjadi kelebihan penawaran untuk menghidari gejolak nilai tukar yang berlebihan di pasar. Namun intervensi dimaksud tidak diarahkan untuk mencapai target tingkat nilai tukar tententu atau dalam kisaran tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar (Suseno, 2004) Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap oleh mata uang asing. Lain hal dengan sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar dapat berubah-ubah setiap saat tergantung dengan jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik. Permintaan terhadap valuta asing relatif terhadap mata uang domestik meningkat, maka nilai mata uang domestik akan menurun. Begitu dengan sebaliknya jika permintaan terhadap valuta asing menurun maka nilai mata uang domestik meningkat. Sementara jika penawaran valuta asing meningkat relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang domestik meningkat. Sebaliknya jika penawaran menurun maka nilai tukar mata uang domestik menurun.