Bagaimana penjelasan mengenai geologi regional daerah Manokwari?

Manokwari memiliki struktur geologi berupa daerah lipatan yang terdapat di kawasan dataran tinggi pegunungan. Di antara lipatan tersebut terdapat sesar naik (berupa bentukan daerah dataran tinggi dengan dominasi batuan sedimen batu kapur, batuan pluton). Dan sesar turun (berupa bentukan lembah-lembah dengan didominasi batuan endapan dengan sedimen lumpur organik dan alluvium).

Pada kawasan-kawasan pantai atau laut banyak dijumpai batuan terumbu karang dan koral. Informasi geologi Manokwari ini dapat diperoleh dari publikasi peta geologi lembar Manokwari dan Lembar Ransiki, Irian Jaya, skala 1 : 250.000 Puslitbang Geologi Bandung (Robinson dkk, 1990).

Fisiografi


Manokwari meliputi tujuh satuan fisiografi yang terdiri dari Pegunungan Tengah Kepala Burung, Dataran Arfak, daerah perbukitan, terumbu koral terangkat dan lintap gisik, pematang batugamping, dataran aluvium dan dataran pantai dan bukit pencil batuan gamping.

  • Pegunungan Tengah Kepala Burung
    Bagian baratdaya merupakan daerah Lembar bergunung dan tertoreh dalam-dalam (dengan timbulan mencapai 500 m) oleh sejumlah sungai yang mengalir ke utara. Sungai yang tergolong besar (Warjori, Wariki, Waramoi dan Iborregah) memiliki pola aliran teranyam. Di Pegunungan Memendes di antara sungai Waramoi dan sungai Wariki, terdapat gunung Itswei yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggiannya sekitar 2430 m di atas muka laut (daml). Pola alirannya pada dasarnya dendritik, tetapi menyesuaikan dengan persesaran setempat . Ke utara terdapat pegunungan yang dibatasi oleh Dataran Arfak.

  • Dataran Arfak
    Daerah ini rendah, rata dan yang bagian terbesarnya ditumbuhi tanaman lebat memanjang dari batas barat Lembar ke arah S. Prafi di timur. Dataran itu berukuran terluas (sampai 12,5 km) dan mencapai pantai antara S. Kasi dan S.Arui, tetapi lebih jauh ke barat dan timur cepat menyempit dan dikelilingi oleh darat darau.

  • Daerah Perbukitan
    Di daratan Irian Jaya bagian timur laut, terdapat medan berbukit (360 m daml) dengan timbulan rendah (50 m), tercirikan oleh pematang yang pendek-pendek dan tajam hingga membulat dan sungai yang berkelok-kelok dengan kelandaian rendah.

  • Terumbu Koral Terangkat dan Lintap gisik
    Di utara dan timur daerah perbukitan terdapat terumbu koral dan lintap gisik membentuk bukit-bukit yang licin, membulat-bulat, bertimbulan sangat rendah, luas, yang khas pada ketinggian hingga 290 m daml. Daerah menggelombang yang serupa terdapat di P. Numfoor yang disela oleh punggungan tajam atau gawir yang bisa jadi terbentuk pada tepi undak terumbu, dan oleh gawir lurus-lurus yang dikendalikan oleh sesar.

  • Pematang Batugamping
    Di daratan Irian Jaya bagian tenggara, topografinya didominasi oleh 3 pematang sejajar yang terus naik, berarah barat laut sampai setinggi 350 m daml, berkembang di batu gamping. Dua yang paling utara berpuncak membulat dengan tekstur halus, bukit yang lebih jauh ke selatan tertoreh lebih dalam.

  • Dataran Aluvium dan Dataran Pantai
    Jenis dataran aluvium dan dataran pantai berkaitan dengan jenis sungai yang besar yang mengalir dari daerah perbukitan di daratan Irian Jaya bagian timur laut. Di P. Numfoor, rataan pantai berawa mendukung tumbuhnya bakau.

  • Bukit Pencil Batuan Gunungapi
    Di bagian barat laut dataran Arfak sepanjang sungai Kasi, sebuah gunung bentuk kubah setangkup terpencil yang sungguh menarik, menjulang setinggi 400 m daml. Bukit itu adalah sisa sumbat atau teras gunung api.

Stratigrafi


Manokwari meliputi lima mendala geologi. Mendala itu ialah Bongkah (Blok) Kemum, Bongkah Tamrau, Bongkah Arfak, Sistem Sesar Sorong dan Sesar Ransiki, dan Cekungan Manokwari. Ada bagian tertentudari mendala tersebut yang tertutup endapan aluvium dan litoral KuarterDataran Arfak.

  • Bongkah Kemum
    Bongkah Kemum terbentuk oleh Formasi Kemum (SDk) yang berumur Silur hingga Devon berupa endapan malih derajat rendah sampai menengah yang terdiri dari kuarsit malih, batulanau malih, batusabak, rijang, sekis, sedikit batuan kalk-silikat, sekis hijau. Zona malihan biotit sampai andalusit. Di tempat yang terpetakan, tubuh batuan digolongkan ke dalam Granodiorit Wariki (Trw), yang enam umur K-Ar nya berkisar dari 226-258 juta tahun, tetapi sebagian besar menunjukkan Trian. Batuan ini terdiri dari Granodiorit biotit, terdaunkan dan pejal biasanya tersesarkan.

  • Batuan Bongkah Tamrau
    Batuan Bongkah Tamrau sebagai bagian Formasi Tamrau (JKt) yang meluas dari MAR ke bagian Manokwari yang paling barat. Satuan ini terdiri dari batuan klastika silika yang berbutir halus dengan umur yang berkisar dari Jura Tengah hingga Kapur akhir. Dengan litologi yaitu serpih, batulanau, batusabak, dan batu pasir. Juga di barat terdapat bukit berbentuk sarang lebah yang berkembang pada teras atau sumbat gunungapi dan tersusun dari breksi andesit, andesit berangan (Tqbe).

  • Bongkah Arfak
    Bongkah Arfak meliputi dua satuan. Yang lebih tua yaitu Batuan Gunungapi Arfak (Tema) dari busur kepulauan, dan umumnya terdiri dari batuan klastika gunungapi dan piroklastika, lava, breksi lava yang bersusunan basal sampai andesit dan batuan terobosan andesit, basal porfir, diorit, gabro dan jarang batugamping lumpuran.

  • Batugamping Maruni (Tmma)
    Merupakan satuan atas dari bongkah Arfak. Satuan itu sebagian selaras dan sebagian tak-selaras menindih batuan gunungapi Arfak jauh di selatan di Ransiki. Satuan itu tersusun atas karbonat berbutir halus, yang mengandung foraminifera berumur Miosen Awal hingga Miosen Tengah.

  • Sistem Sesar Sorong dan Ransiki
    Sistem ini merupakan ketidaksenambungan kerak bumi yang besar dan mewilayah, yang masing-masing berarah barat dan utara-barat laut. Kedua struktur itu bersambung di Manokwari, lewat endapan sesar yang terlengkungkan. Di Manokwari bagian barat sistem Sesar Sorong meliputi bancuh tak terpisah-pisahkan (SFx). Batuannya terdiri dari klastika silikat gampingan dan tak gampingan yang tersesarkan dan setempat terambak kuat, dan batugamping mengandung kepingan tektonik berupa batuan malihan dan granit yang tak lazim. Dalam ruas sesar yang melengkung itu yang menghubungkan sistem sesar Sorong dengan sistem sesar Ransiki, Diorit Lembai (Tmle) muncul sebagai tubuh menganta yang umumnya terambak sangat kuat, terubah dan berurat. Umur terobosannya yang Miosen Tengah dipaksakan dengan sulit berdasarkan analisa isotop K Ar.

  • Formasi Befoor (TQb)
    Merupakan satuan dasar dan yang utama di cekungan Manokwari yang berumur Plio-Plistosen. Satuan ini menutupi batugamping Maruni dan di Ransiki dan bisa jadi berada di bawah permukaan Manokwari, Batuan gunungapi Arfak. Satuan itu meliputi batuan klastika-silikat tak gampingan dan gampingan berbutir halus hingga kasar setebal 1600 m yang mencerminkan pengendapan dalam lingkungan laut dangkal hingga delta dan estuarium. Satuan itu secara selaras dan tidak selaras tertindih oleh batugamping terumbu dan batuan klastika-silikat gampingan formasi Manokwari. Kedua satuan itu mempunyai kesamaan asal, tetapi sebagian rombakan dalam formasi Manokwari berasal dari Formasi Befoor. Formasi Manokwari merupakan satuan utama di P. Numfoor, tetapi tidaklah diketahui apakah Cekungan Manokwari meluas sampai sejauh itu ke arah timur dari daratan Irian Jaya.