Bagaimana pengendalian penyakit Jembrana?

Pelaporan Setiap ada kasus penyakit Jembrana harus segera dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat atau instansi berwenang (BPPV/BBV) yang tembusannya dikirimkan kepada Direktorat Kesehatan Hewan untuk segera diambil tindakan.

Pengendalian penyakit jembrana dilakukan dengan cara Pelaporan, Pencegahan dan Pengendalian

  • Pelaporan Setiap ada kasus
    Penyakit Jembrana harus segera dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat atau instansi berwenang (BPPV/BBV) yang tembusannya dikirimkan kepada Direktorat Kesehatan Hewan untuk segera diambil tindakan.

  • Pencegahan dan Pengendalian
    Tindakan yang paling efektif adalah dengan melakukan vaksinasi. Telah berhasil diproduksi vaksin JD dari plasma dan limpa. Pada awalnya dikembangkan vaksin dari sari plasma yang diinaktivasi dengan formalin 0,1% (v/v) mengandung incomplete freund adjuvant (IFA) setelah 1, 2 atau 3 kali vaksinasi memberikan kekebalan yang sangat rendah setelah ditantang dengan virus JD 103 x ID50. Gambaran hematologis penyakit Jembrana berupa lekopenia Iebih dari 2 hari. Tidak terdapat perbedaan rata- rata antara lamanya periode inkubasi, periode demam atau lama lekopenia antara sapi yang divaksinasi dengan grup kontrol. Dengan menggunakan inaktivasi Triton X-100 dengan kosentrasi 1% (v/v) dalam incomplete Freund Adjuvant (IFA) dan dilakukan vaksinasi sebanyak 3 kali ternyata memberikan respon kebal setelah ditantang dengan virus JD 102 x ID50, satu bulan setelah vaksinasi terakhir. Telah dibandingkan pula penggunaan IFA dan Quil-A, keduanya dapat meningkatkan respon imun, akan tetapi Quil-A memberikan respon imun sedikit lebih rendah dan pada IFA, dan juga memberikan reaksi terhadap virus tantang Iebih tinggi.

Hewan yang sakit dapat dipotong di bawah pengawasan dokter hewan atau petugas berwenang.

Referensi: