Bagaimana pengembangan MVP dalam konsep Lean Startup?

Kebanyakan orang berpikir “Lean” mereka pasti berpikir startup tersebut menghabiskan uang sesedikit mungkin atau berjalan pada anggaran yang ketat. Itu adalah hal yang kurang tepat. Menurut Eric Ries, Lean startup adalah sebuah proses penciptaan startup yang berfokus pada cepatnya penciptaan prototype startup dengan tujuan asumsi pengujian. seringkali lean startup dikaitkan dengan MVP karena pengembangan MVP didalamnya saat kita menerapkan konsep Lean Startup ini. lalu bagaimana pengembangan MVP itu sendiri dalam konsep Lean Startup?

Prinsip utama dari lean startup adalah untuk mengurangi waste. Proses Lean Startup mengurangi waste dengan meningkatkan frekuensi kontak dengan customer, sehingga pengujian dapat dilakukan dan menghindari asumsi pasar yang tidak benar sedini mungkin.

Apa saja langkah-langkah basic dalam proses lean startup?
Secara ringkas, berikut ini adalah langkah-langkah utama dari proses Lean Startup. Setiap langkah ini dirancang untuk dilakukan dengan cepat dalam upaya untuk keluar dari kantor dan belajar sebanyak mungkin di tengah-tengah market daripada menghabiskan waktu menulis rencana bisnis 40-halaman yang tidak berarti apa-apa pada akhirnya.

  • Customer Development
  • Minimum Viable Product
  • Invest in Learning, not Asset
  • Rapid Build->Measure->Learn Cycles
  • Apa itu Customer Development?

Steve Blank pertama kali memperkenalkan konsep Customer Development dalam buku, “The Four Steps to the Epiphany”. Buku ini menyatakan bahwa sebagian besar startup gagal karena mereka tidak mengembangkan pasar mereka, bukan karena mereka tidak mengembangkan produk mereka. Customer Development adalah tentang mempertanyakan asumsi bisnis inti Anda. Customer Development adalah suatu kerangka kerja empat langkah untuk menemukan dan memvalidasi bahwa Anda telah mengidentifikasi pasar untuk produk Anda, membangun fitur produk yang tepat yang memecahkan kebutuhan pelanggan, menguji metode yang benar untuk memperoleh dan mengkonversi pelanggan, dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk memperbesar skala bisnis.

Kerangka kerja ini digunakan untuk membantu entrepreneur memvalidasi bahwa mereka harus memecahkan masalah untuk segmen pelanggan sasaran mereka. Setelah masalah telah diidentifikasi, proses menciptakan backlog fitur sangat mudah, karena visi ke depan yang jelas.

Menurut Hugo Messer (2017), untuk memulai membuat layanan baru, misalnya, kamu perlu mengembangkan minimum viable product (MVP). Tentunya pengembangan MVP ini dilakukan setelah kamu mengetahui masalah yang ingin diselesaikan melalui layananmu. MVP ini bisa berupa deskripsi dari tawaran pelatihan atau temuan-temuan tentang berbagai tantangan yang dihadapi oleh peserta pelatihan.

Mengembangkan produk biasanya lebih sulit dimulai daripada mengembangkan layanan. Berita baiknya adalah sebagian besar produk mulai dikembangkan sebagai suatu layanan. Mendapatkan masukan untuk sebuah produk ternyata lebih kompleks dibandingkan bisnis jasa. Untuk menjalankan marketplace yang merangkul dua sisi pasar, kamu perlu pengguna di kedua sisi dari pasar, yakni para pembeli dan para penjual. Penjualan dapat selalu menjadi halangan besar dalam perkembangan perusahaan, mulai dari siklus penjualan yang panjang, sulitnya mendapat tim penjualan yang mumpuni, hingga sulitnya memberikan layanan berkualitas secara konsisten.

Sumber