Bagaimana pengaruh Empty Nest Syndrome terhadap kesehatan mental seorang ibu?


Fase sangkar kosong (empty nest syndrome) ditandai dengan kepergian anak-anak dari rumah juga akan berpengaruh pada kondisi kesejahteraan psikologis pada ibu. Bagaimana pengaruh sindrom tersebut terhadap kesehatan mental wanita usia madya?

Ibu yang setiap hari selalu menghabiskan waktunya dengan membesarkan anak, ketika anak-anaknya pergi meninggalkannya dari rumah, akan menimbulkan perasaan kehilangan bagi ibu. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi psychological well-being pada ibu usia dewasa madya tersebut. Untuk dapat melewati tahapan ini, seorang ibu memerlukan kesehatan mental dan kesejahteraan pskiologis (psychological well-being) yang efisien, sehingga tidak berujung pada efek negatif akibat kondisi baru ini (Iman & Aghamiri, 2011).

Aspek kunci kesehatan (positive health) adalah kondisi sejahtera secara psikologis (psychological well-being) yang meliputi beberapa komponen seperti kualitas hubungan sosial, harga diri yang positif, tujuan hidup, dan penguasaan lingkungannya. Itu semua dianggap sebagai elemen inti untuk hidup sehat (“good life”) bagi orang dewasa (Ryff & Singer, 1998 dalam Shin An & Cooney, 2006). Dimensi psychological well-being secara keseluruhan menunjukkan angka yang tinggi pada kelompok usia dewasa madya, yang secara signifikan lebih tinggi dari dewasa akhir (tujuan hidup) dan lebih tinggi dari dewasa awal (otonomi) (Ryff, 1989)

Menurut Webber dan Delvin (Empty nest syndrome (www.netdoctor), 29 April 2016), jika orang tua merasa tidak berguna lagi, menangis secara berlebihan, merasa sangat bersedih hingga tidak ingin berkumpul dengan para sahabat atau pergi bekerja, maka orang tersebut sebaiknya meminta bantuan profesional, terutama jika tanda-tanda tersebut berlangsung lebih dari seminggu.