Bagaimana Penetapan Laktosa Pada Susu?

image

Laktosa merupakan kandungan pada Susu yang setiap hari diminum oleh manusia, bagaimana penetapan laktosa pada susu?

Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan manusia, yang mengandung karbohidrat (laktosa), protein, lemak, mineral dan vitamin. Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam susu yang dihasilkan oleh mammalia. Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase . Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4%. Laktosa merupakan sumber energi yang kandungannya hampir setengah keseluruhan kalori susu (35 – 45%). Di samping itu laktosa juga penting untuk absorpsi kalsium.

Gula pereduksi merupakan golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Laktosa adalah suatu disakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi sehingga digolongkan menjadi gula pereduksi. Tidak seperti sakarida lainnya, laktosa tidak dapat difermentasi oleh ragi. Jika ditambahkan larutan luff schrool maka laktosa akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Kelebihan sisa Cu2+ kemudian dititrasi dengan metode iodometri. Pada titrasi iodometri I2 tersebut akan bereaksi dengan Na2S2O3.5H2O (natrium

tiosulfat) sebagai titran.

Karena laktosa merupakan gula pereduksi, maka pada analisis kadar laktosa menggunakan metode Luff Schrool, tidak perlu dilakukan hidrolisis. Penghilangan kabohidrat selain laktosa pada susu, yang umumnya berupa glukosa dan gula amino, didasarkan pada sifat laktosa yang berbeda dengan gula sederhana lain yaitu tidak dapat difermentasikan oleh ragi. Setelah karbohidrat selain laktosa pada sampel dihilangkan, maka hanya laktosa yang akan mereduksi Cu2+ (dalam larutan Luff Schrool) menjadi Cu+ (berupa endapan) seperti diperlihatkan pada reaksi 1. Cu2+ yang tersisa kemudian direaksikan dengan kalium iodide (I2) dalam suasana asam kuat dan membebaskan I2 tersebut ditunjukkan pada reaksi 2. Pada titrasi iodometri I2 tersebut akan bereaksi dengan natrium tiosulfat sebagai titran mengikuti reaksi 3.

R-COH + 2CuO → Cu2O + R-COOH … (Reaksi 1)
2Cu2+ + 4I- → 2CuI + I2… (Reaksi 2)
2S2O3 2- + I2 → S4O6 2- + 2I-… (Reaksi 3)

Jumlah CuSO4 yang bereaksi dengan laktosa ekuivalen dengan jumlah laktosa pada sampel. Nilainya didapatkan dari pengurangan jumlah CuSO4 awal (titrasi blanko) dan jumlah CuSO4 sisa (titrasi sampel)

Pada penentuan metode ini, yang ditentukan bukannya kuprooksida yang mengendap tapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula pereduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula pereduksi (titrasi sampel). Penentuan titrasi dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan / larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan kadar laktosa adalah kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam kalium iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida. Banyaknya iod dapat diketahui.

Sumber
  1. Cara Pengujian Makanan Dan Minuman, Dir Jen POM

  2. SNI 01-2927-1992 Susu Kental Manis

  3. Pearson’s Chemical Analysis of Foods

  4. R.A, Day, Jr. / A.L. Underwood., Analisa Kimia Kuantitatif, ed. Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

  5. http://documents.tips/documents/lp-amami-laktosa.html#