Bagaimana pendapatmu tentang ucapan selamat berkedok pencitraan politik?

Propaganda memang bisa dilakukan dengan berbagai cara, dan selama tidak melanggar hukum sebetulnya sah-sah saja. Salah satunya yang belakangan dibicarakan di media sosial adalah ucapan para politisi pada pasangan ganda putri Greysia/Apriyani yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Para politisi ini mengucapkan terima kasih melalui poster disertai dengan foto dirinya. Bahkan ada yang foto dirinya lebih besar dibanding foto atlet yang diberi selamat. Tidak diragukan lagi, hal ini menuai respon masyarakat melalui berbagai sindiran di media sosial.

Bagaimana pandanganmu terkait hal ini? Apa iya mereka tidak boleh melakukan personal branding melalui ucapan selamatnya?

4 Likes

Menurut saya, sah-sah saja bagi para pemangku kepentingan politik melakukan penghargaan dan apresiasi bagi anak bangsa yang berprestasi. Di dalam dunia politik, tidak mungkin rasanya menerapkan strategi dan taktik politik dari sebuah kampanye tanpa adanya personal branding. Bisa jadi, ucapan selamat atas diraihnya prestasi anak bangsa merupkan upaya kampanye dalam menunjukkan suatu partai ataupun pemangku kepentingan politik lainnya adalah pejabat pemerintah yang ‘aware’ akan kemajuan prestasi bangsa. Namun, hal ini menjadi salah apabila personal branding diwujudkan dalam bentuk yang terlalu berlebihan, misalkan menampakkan wajah politisi yang lebih besar daripada yang menerima prestasi atau penyematan logo partai yang terlalu besar dalam sebuah gambar. Personal branding cukup diwujudkan dalam bentuk yang sewajarnya, gambar apresiasi prestasi yang lebih ditonjolkan akan lebih baik dibandingkan politisi sendiri agar tidak mengurangi esensi dari apresiasi tersebut sendiri. Cukup dengan ucapan selamat yang sewajarnya bahkan mungkin dengan bantuan apresiasi lainnya yang menunjukkan kepedulian terhadap anak bangsa yang berprestasi tersebut akan lebih menarik perhatian rakyat karena dianggap lebih tulus, tidak hanya berupa bentuk penciptaan personal branding sehingga personal branding akan naik dengan sendirinya.

2 Likes

Menurut saya, mengucapkan selamat untuk atlet yang mendapatkan emas itu wajar saja. Akan tetapi tidak dijadikan branding untuk kepentingan politik semata. Lebih baik mengucapkan yang sewajarnya saja dalam bentuk personal. Sebenarnya ucapan seperti itu seharusnya tidak hanya berlaku untuk atlet yang mendapatkan mendali emas saja, tapi untuk para atlet yang sudah berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo pada umumnya. Karena kita sebagai warga negara yang mendukung dan juga harus menghargai usaha para atlet yang bertanding didalamnya.

Menurut saya, memberi ucapan selamat atas prestasi kepada para pemenang olimpiade seperti yang dilakukan beberapa politisi itu adalah hal yang baik. Hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk menunjukkan apresiasi dan rasa bangga. Namun, desain dan editing dari foto ucapan selamat itu menjadi sebuah masalah, yakni komposisi wajah para politisi dan/atau logo partai dibuat lebih menonjol dibandingkan komposisi wajah para pemenang olimpiade. Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya siapa atau apa yang menjadi fokus utama?

Sebenarnya, boleh-boleh saja melakukan personal branding demi menarik perhatian masyarakat dengan penyampaian apresiasi. Namun karena desain dan editing itu tadi, ucapan selamat itu menjadi terkesan tidak tulus. Itu jadi tampak seperti semata-mata hanya berupa strategi untuk mendongkrak popularitas mereka dengan memanfaatkan momen kesuksesan para atlet di olimpiade.

1 Like

Saya setuju dengan pendapat Kak Baqitha diatas, bahwa strategi politik tidak lepas dengan adanya personal branding :slightly_smiling_face: Hal ini dikarenakan personal branding yang baik dibangun oleh politisi untuk membangun citra di masyarakat, dan menumbuhkan awareness sehingga pada akhirnya dapat dikenal oleh banyak orang. Namun jika dikaitkan dengan kasus diatas, sebaiknya apabila memberikan ucapan selamat, juga memerhatikan etika dan tidak berlebihan, seperti mencantumkan foto yang lebih besar daripada atlet, dan sebagainya. Hal ini disamping tidak etis bagi atlet yang diucapi selamat, namun juga justru menjadi bumerang bagi politisi tersebut, karena citranya yang telah dibangun menjadi kurang baik di mata masyarakat, dan justru masyarakat akan menjadi tidak simpati. Akan lebih baik jika politisi dapat mengucapkan selamat sewajarnya, dan memberikan bantuan apresiasi atas pencapaian yang mereka raih. Dengan berlaku demikian, menurut saya personal branding para politisi justru akan menjadi lebih baik di mata masyarakat karena terlihat lebih natural, daripada memberi ucapan poster dengan foto politisi yang besar.

Menurut saya memberikan ucapan & apresiasi kepada atlet yang berhasil memenangkan suatu pertandingan ada hal yang semestinya dilakukan, Tetapi kalau dalam konteks personal branding memang semua politis melakukan personal branding agar mendapatkan suara, karena ketika politis menerapkan personal branding yang benar dapat Menentukan bagaimana Pemilih memandang politis tersebut.

Saya setuju dengan pendapat kak Moh.Nofian, karena tujuan dari setiap politisi yang akan menghadapi pemilu adalah memang untuk menarik sebanyak mungkin simpati rakyat. Jika seorang politisi dapat memiliki citra yang baik di depan masyarakat maka masyarakat tidak akan ragu untuk memilihnya di pemilu yang akan datang.

Di masa pandemi ini banyak sekali perubahan yang terjadi, ketika sebagian besar masyarakat lebih banyak beraktivitas di luar ruangan sekarang justru untuk beraktivitas pun harus dibatasi dengan kebijakan pemerintah. Sebagian besar masyarakat berpindah ke era digital, dengan adanya perubahan tersebut tentunya adalah celah besar yang harus dimanfaatkan oleh para politisi. Jadi, personal branding adalah hal yang penting dilakukan oleh para politisi di saat ini. Dan menurut saya, personal branding yang dilakukan oleh politisi tersebut boleh-boleh saja dan masyarakat pun sudah mampu memahami personal branding tersebut. Sebagai netizen kita sebaiknya dapat bersikap bijak terhadap apa yang kita lihat. Seperti pada poster tersebut jika kita mau berpikir positif, maka kita akan melihat maksud lain dari politisi tersebut. Dimana mereka juga ingin ikut serta mengharumkan bangsa ini dengan visi dan misi mereka.

2 Likes

Menurut saya tidak apa - apa melakukan tersebut. Artinya mereka menunjukkan peduli terhadap prestasi yang diraih atlet Indonesia. Walaupun kegiatan tersebut terdapat maksud selubung untuk personal branding politik. Kegiatan tersebut menurut saya sah - sah saja. Karena memang tidak ada aturan yang melarang kegiatan tersebut. Hal tersebut mereka lakukan untuk menarik perhatian rakyat yang nantinya akan memilih mereka. Karena dalam pemilu mereka sangat membutuhkan suara rakyat.Ini menjadi salah satu ajang orasi selama tidak mengandung SARA dan pornografi.

fenomena tersebut memang tidak dapat sepenuhnya disalahkan, apalagi kalau sudah jelas tidak melanggar hukum negara. Mengirimkan ucapan selamat adlaah hal lumrah, bukan hanya para politikus, semua masyarakat indonesia ikut serta dalam mengirimkan selamat kepada dua atlet tersebut. yang salah itu, para politisi seakan-akan berbondong-bondong memanfaatkan momen iniuntuk pansos, padahal sebelumnya mereka tidak terlihat perhatian sama sekali. Padahal dalam meggalang suara, mereka bisa bikin poster ucapan selamat lebih baik mengusahakan bantuan lain seperti donasi untuk olahraga.

1 Like

Izin menanggapi pendapat kak Gadis. Menurutku ucapan selamat ini selain untuk pansos adalah mencari empati masyarakat terutama dalam mencari suara rakyat untuk pemilihan presiden pada tahun 2024 nanti. Idealnya dalam berkampanye, memanfaat momen ini adalah hal yang ‘murah’ dan ‘gampang’ untuk menggaet masyarakat. Agar masyarakat tahu bahwa mereka, para politikus, perhatian terhadap hasil atlit dari negaranya.

2 Likes

Saya agak kurang setuju dengan kakak, kalau memang ingin memberikan ucapan selamat secara personal saja ya apa untungnya bagi politisi tersebut kalau begitu? Tapi aku juga enggak setuju dengan pemanfaatan momen dapatnya medali emas Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo ini sebagai upaya untuk “berkampanye” seperti orang-orang. Saya akan lebih menganjurkan bahwa pencitraan politik yang dilakukan adalah dengan pemberian penghargaan atau hadiah tertentu kepada kontingen Indonesia yang mendapatkan prestasi di kancah Internasional tersebut dan diberitakan di media-media massa. Hal ini akan lebih disoroti oleh publik sehingga upaya kampanye yang dilakukan lebih maksimal.

Pencitraan merupakan kata yang sering kita dengar . Hampir semua politisi melakukannya dan kebanyakan dengan motif untuk menarik simpati para konstituen dan masyarakat umum. Menurut saya hal tersebut tidak salah dan sah-sah saja. Mengingat apabila terjun dalam bidang politik itu tentunya membutuhkan biaya yang besar sehingga pada faktanya segala cara akan digunakan untuk melanggengkan kekuasaan. Pencitraan tentunya sangat berhubungan dengan tujuan politisi tersebut, apa yang menjadi target ambisinya.

Ucapan yang diberikan oleh para politisi pada pasangan ganda putri yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 menurut saya juga tindakan itu adalah tindakan yang baik karena mereka sebagai politisi menghargai dan juga bangga atas pencapaian yang telah diraih demi membanggakan nama Indonesia.

Namun, balik lagi bahwa pencitraan politik itu boleh dilakukan asal dengan niat yang tulus untuk mengabdi kepada masyarakat. Akan lebih baik apabila menjadi diri sendiri sebab manusia tidak akan pernah sanggup bersandiwara seumur hidup.

Di industri media, hanya ada dua hal besar yang menjadi interest pemirsa yaitu hiburan dan politik. Keduanya memerlukan personal branding yang kuat untuk dinilai masyarakat. Publik cenderung melihat apa yang bisa dan apa yang ditawarkan oleh partai politik maupun kontestan dibandingkan dengan perdebatan mengenai idiologi yang ada dibalik suatu partai.

Baik itu pencitraan politik maupun personal branding jika tujuannya adalah demi kesejahteraan masyarakat maka tidak perlu susah payah memoles diri sedemikian rupa misalnya dengan memasang foto diri sendiri lebih besar dibandingkan foto atlet saat mengucapkan selamat. Tetapi cukup dengan bekerja keras dan melayani masyarakat maka dia akan dikenang memiliki citra yang baik. Namun jika tujuannya adalah demi kekayaan dan kekuasaan semata, maka pencitraan hanya akan membuka kedok sebenarnya.

Namun, lebih banyak politisi yang melakukan pencitraan demi kekayaan dan kekuasaan. Saat kampanye blusukan kesana-kemari meminta dukungan, membawa janji manis ke masyarakat. Dan setelah terpilih berubah menjadi orang yang tidak menepati janji, arogan, sombong dan pamer kuasa. Para politisi tentunya tidak apa-apa melakukan upaya untuk menaikan personal branding mereka, namun jangan berlebihan dan juga tidak diselubungi niat yang tidak baik. Masyarakat pun bisa menilai mana pencitraan publik yang masih dalam batas wajar.

Apabila para politisi berusaha melakukan pencitraan publik untuk memikat hati rakyat namun hanya untuk sandiwara belaka hal itu tidak akan efektif. Karena yang terpenting dari seorang politisi adalah kemampuan dalam merancang program dan juga menerapkannya dengan baik.

1 Like