[LOMBA] Bagaimana pendapatmu tentang nilai?

nilai

Pendapat terbaik menurut Juri adalah @LailiNur

Apakah sesuatu itu bernilai karena memang bernilai
Atau karena dinilai maka sesuatu itu menjadi bernilai

Apakah sesuatu benar-benar memiliki nilai?

Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?

9 Likes

Bicara mengenai nilai, KBBI mendefinisikan beberapa nilai, antara lain adalah

nilai /niΒ·lai/ n

1. harga (dalam arti taksiran harga);

2. harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain);

3. sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan;

4. sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

Begitu banyak arti dari kata nilai itu sendiri. Merujuk dari pertanyaan di atas, arti nilai bisa terbagi menjadi dua, yang pertama sesuatu bernilai karena memang dinilai, artinya nilai merupakan harga yang sudah melekat pada sesuatu. Yang kedua karena dinilai, sesuatu menjadi bernilai, artinya nilai merupakan penghargaan yang kita berikan terhadap sesuatu.

Waren Buffet pun pernah membuat pernyataan mengenai hal semacam ini, yaitu β€œprice is what you pay, value is what you get”. Wahh arti nilai jadi semakin luas. Akan tetapi, menurut pendapat saya, nilai memiliki kecenderungan pada apa yang kita peroleh pada sesuatu. Semua hal itu memiliki nilai, apapun bentuk nilainya tergantung pada bagaimana manusia melihat dan merasakannya. Oleh karena itu, sesuatu itu bernilai karena memang bernilai.

Baik, mari kita coba mencari nilai dari sebuah contoh berikut.

  1. Fulan adalah sosok yang tidak sabar terhadap sesuatu. suatu ketika, Fulan mengalami kecelakaan yang mengharuskan kakinya diaputasi. Sekilas ini adalah kejadian buruk karena membuatnya sakit dan merasa kehilangan. Akan tetapi, nilai yang ada pada kejadian ini adalah sesuatu yang ingin membentuk pribadi Fulan menjadi lebih sabar. Artinya, peristiwa tersebut memiliki nilai baik bagi Fulan.

  2. Peristiwa yang dialami Fulan di atas membuatnya semakin sedih dan tidak terima sehingga ia mengutuk takdir yang dialaminya. Fulan melihat kondisinya itu sebagai sebuah musibah yang merusak kehidupannya. Artinya, peristiwa tersebut memiliki nilai buruk di mata Fulan.

  3. Dari dua ilustrasi tersebut bisa kita lihat bahwa peristiwa kecelakaan telah memiliki nilai (sudah bernilai), baik itu positif atau negatif. Porsi atau jenis nilai seperti apa yang kita lihat/rasakan itu tergantung sudut pandang pembambilan nilainya.

Apakah sesuatu benar-benar memiliki nilai ?

Jawaban untuk pertanyaan ini adalah β€œYa”. Semua hal itu memiliki nilainya masing-masing. Bahkan hal yang berada di luar logika manusia sekalipun itu memiliki nilai. Bagaimana bisa kita tahu itu bernilai jika kita saja tidak bisa melogika? Yaa karena keterbatasan kita sebagai manusia dalam menilai. Tuhan menciptakan dan menakdirkan sesuatu itu memiliki nilai yang berbeda-beda. Jika kita tak sanggup menilainya itu bukan berarti dia tidak bernilai, namun hanya Tuhanlah yang paling tau nilainya.

8 Likes

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan di atas, akan lebih bijak jika kita berangkat dari pengertian atau definisi terlebih dahulu mengenai nilai. Berikut ini merupakan definisi nilai yang diutarakan oleh beberapa ahli.

  1. Menurut Horton & Hunt (1987)
    Definisi nilai adalah suatu gagasan mengenai apakah suatu tindakan itu penting ataukah tidak penting.

  2. Menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lmm (1998)
    Nilai adalah suatu gagasan bersama-sama (kolektif) mengenai apa yang dianggap penting, baik, layak dan diinginkan, sekaligus mengenai yang dianggap tidak penting, tidak baik, tidak layak dan tidak diinginkan dalam hal kebudayaan.

  3. Menurut Kupperman
    Arti nilai adalah sebuah patokan yang bersifat normatif dan dapat memengaruhi manusia dalam menentukan sebuah pilihan.

  4. Menurut Koentjaraningrat
    Pengertian nilai menurut Koentjaraningrat adalah suatu bentuk budaya yang memiliki fungsi sebagai sebuah pedoman bagi setiap manusia dalam masyarakat. Bentuk budaya ini dikehendaki dan bisa juga dibenci tergantung daripada anggapan baik dan buruk dalam masyarakat.

  5. Menurut Kimball Young
    Pengertian nilai adalah asumsi abstrak dan sering kali tidak disadari apa sebenarnya yang penting dalam masyarakat.

  6. Menurut Soerjono Soekanto
    Pengertian nilai menurut Soerjono Soekanto adalah konsepsi abstrak yang ada dalam diri manusia, hal ini dikarenakan nilai dapat dianggap baik dan dapat pula dianggap buruk.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas mengenai nilai maka dapat diambil garis lurus bahwa nilai merujuk pada gagasan/asumsi abstrak/pandangan manusia mengenai sesuatu yang ada sehingga memunculkan keputusan untuk melabeli sesuatu tersebut sebagai hal baik ataupun buruk. Selanjutnya, nilai yang sudah melekat pada diri seseorang akan memengaruhi pola perilakunya dalam kehidupan.

Apakah sesuatu itu bernilai karena memang bernilai atau karena dinilai maka sesuatu itu menjadi bernilai ?


Nilai itu sifatnya relatif karena ini didasarkan pada perspektif tiap orang yang melihatnya. Sesuatu itu bisa bernilai karena memang dinilai oleh orang yang melihatnya. Selain itu, sesuatu tersebut bisa memiliki nilai yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Hal ini kembali pada sifat nilai yang relatif.

Manusia tidak akan menyadari sesuatu tersebut memiliki nilai atau tidak karena tidak mengalami atau melihatnya sehingga dari sini dapat dikatakan bahwa sesuatu tersebut belum dikatakan bernilai jika tidak ada yang memberi nilai.

Apakah sesuatu benar-benar memiliki nilai?


Sesuatu belum tentu memiliki nilai. Jika ada yang menilai maka sesuatu tersebut bernilai, jika tidak ada yang menilai maka tidak punya nilai. Nilai adalah perkara melabeli/menetapakan nilai pada sesuatu hal. Baik dilabeli dalam tingkat individu maupun kelompok masyarakat.

5 Likes

Konsep Sederhana tentang Nilai

Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.

Nilai Menjadi Salah Satu Disiplin Ilmu

Sebagai pondasi dari segala ilmu, filsafat memunculkan satu cabang ilmu yag berfokus pada konsep nilai, Aksiologi. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi merupakan ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material. Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.

Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat dari para ahli di bidangnya, yaitu sebagai berikut:

  • Menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
  • Menurut Wibisono, aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
  • Menurut Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.
  • Menurut Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Apakah sesuatu itu bernilai karena memang bernilai atau karena dinilai maka sesuatu itu menjadi bernilai?

Selama kita hidup, salah satu doktrin yang kita terima adalah tentang pemisahan sesuatu berdasarkan nilai. Sesuatu itu akan berada pada sisi A jika mengandung nilai positif dan akan berada pada sisi B jika mengandung nilai negatif. Pemerolehan nilai positif dan negatif sering dimaklumi dengan cara memberikan klasifikasi hierarki menggunakan angka, ataupun diperoleh atas dasar keyakinan atau norma yang sudah mengakar dalam masyarakat tentang baik dan buruk.

Padahal nilai bukan soal benar atau salah karena ia tidak dapat diuji . Ukurannya sangat subjektif dan objek kajiannya adalah soal apakah suatu nilai dekehendaki atau tidak. Berbeda dengan fakta yang juga abstrak namun dapat diuji dan argumentasi rasionaldapat memaksa orang untuk menerima kebenarannya. Pengukuran benar dan salah dari suatu fakta dapat dilakukan secara objektif dan empiris.

Apakah Sesuatu Benar-Benar Memiliki Nilai

Jawabannya, iya bernilai setelah kita mendoktrin ada nilai di dalamnya. Namun, jawabannya tidak jika kita tidak mendoktrinkan nilai ke dalamnya. Maka menurut pandangan saya, segala sesuatu bernilai setelah mengalami proses pendoktrinan nilai ke dalam ruh sesuatu tersebut. Selain itu, sesuatu bisa bernilai jika telah disepakati dalam lingkungan masyarakat bahwa sesuatu itu bernilai. Kita bisa memberikan nilai kepada apa saja dalam pikiran kita, namun pendoktrinan nilai kita belum tentu sama dengan pendoktrinan orang lain dan belum tentu diterima dalam masyarakat.

5 Likes

Jika kita melihat terlebih dahulu mengenai pengertian β€œnilai” tentu banyak sekali pengertian yang bisa kita temukan, beberapa diantaranya menurut :

Soejono Soekanto:
"nilai merupakan konsepsi abstrak yang ada di diri manusia"
Kemudian menurut
Simajuntak:
"Serangkaian ide-ide masyarakat tentang segala sesuatu yang dianggap baik dan dianggap buruk"
dan juga menurut
Robert M. Z. Lawang:
" yang mana nilai juga berpengaruh terhadap perilaku sosial setiap indvidu yang mempunyai nilai tersebut"

Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan mengenai nilai tersebut maka jika ditanya

"Apakah sesuatu itu bernilai karena memang bernilai"
"Atau karena dinilai maka sesuatu itu menjadi bernilai"

Maka jawab menurut saya adalah "Tidak"
Karena β€œnilai” sendiri merupakan suatu konsepsi abstrak dan ide-ide masyarakat yang mana memang akan berpengaruh terhadap sesuatu. Sehingga sesuatu bisa bernilai karena ada yang memberi nilai, berbeda arti pada saat sesuatu diberi harga maka dia tidak akan menjadi berilai namun berharga, kemudian berbeda juga ketika sesuatu diberi kegunaan maka sesuatu tersebut berubah lagi menjadi berguna. Jadi kalau β€œapakah sesuatu benar-benar memiliki nilai?”, jawabannya β€œtidak”, karena tergantung dari sudut pandang seseorang terhadap sesuatu itu.

3 Likes

Nilai tidak sesederhana lima huruf yang mewakilinya. Gabungan dari lima huruf n-i-l-a-i ini ketika disatukan memiliki arti yang beragam, sama seperti keberagaman manusia.

Nilai bisa diartikan dengan β€˜berapa’ atau bahkan bisa lebih rumit dengan β€˜bagaimana’. Ketika nilai bertemu dengan β€˜berapa’, nilai akan berupa angka atau pembilang yang mendefinisikan secara singkat dan jelas bentuk nilai dari variabel tertentu. Hal ini berbeda dengan nilai yang didefinisikan dengan β€˜bagaimana’. Saat bentuk nilai sudah diakui tolak ukurnya, β€˜bagaimana’ mendefinisikan nilai menjadi lebih dalam mirip dengan teori knowledge management dimana proses pemaknaan lebih membekas pada pengetahuan dari pada pendeskripsian. Nilai yang dipertanyakan dengan β€˜bagaimana’ menuntut penjelasan mulai dari pembentukan nilai hingga keputusan untuk memberi β€˜berapa’ nilai.

Jadi apakah nilai itu? Nilai merupakan hasil dari persepsi suatu variabel pada variabel lain yang memiliki ukuran. Nilai dapat dijelaskan singkat berupa ukuran yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya atau dapat dipahami secara subjektif oleh pemberi atau penerima nilai.

Apakah sesuatu bernilai karena memang bernilai? Nilai dapat disematkan pada apapun. Kembali pada penjelasan yang sebelumnya, terdapat ukuran yang menentukan β€˜berapa’ nilai pada suatu variabel. Secara tidak langsung hal ini sudah mengindikasikan bahwa nilai sudah tersemat sejak variabel itu diamati untuk mendapatkan β€˜berapa’ nilai yang dimiliki. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya sesuatu memang sudah memiliki nilai, hanya saja kemudian β€˜berapa’ nilai tersebut menjadi lebih kompleks karena tergantung pada aspek dan variabel yang dinilai.

Akan tetapi kemudian muncul pertanyaan, atau karena dinilai maka sesuatu itu menjadi bernilai? Pada penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa sesuatu sejatinya sudah memiliki nilai. Variabel yang mendefinisikan nilai itu beragam, sama seperti keberagaman nilai itu sendiri. Proses penilaian yang menentukan β€˜bagaimana’ nilai tersebut dapat menentukan seberapa bernilai sesuatu pada variabel tertentu. Permasalahan mengenai β€˜berapa’ dan β€˜bagaimana’ nilai ini membuat banyak perusahaan pemasaran yang menjadi laris. Point of Importance yang dijual dari perusahaan pemasaran adalah penciptaan nilai yang membuat orang lain tertarik untuk membeli dan menggunakan barang tersebut. Saat ditelaah lagi sudah sangat jelas bahwa sesuatu pada hakikatnya sudah bernilai, hanya saja bagaimana menunjukkan nilai dari barang tersebut yang dapat diterima oleh masyarakat luas ketika melihat sesuatu tersebut.

Akhirnya kita mencapai pada sebuah konklusi. Apakah sesuatu benar-benar memiliki nilai? Sudah jelas iya jawabannya. Buktinya adalah nama dari zaman saat ini yaitu Post Truth Age. Pada zaman ini identitas menjadi hal utama, apa tujuan utama dari adanya identitas? Tentu saja nilai. Ketika sesuatu telah terdefinisi sebagai suatu entitas maka sudah terbentuk nilai di dalamnya.

3 Likes