Saat ini beberapa daerah di Jawa dan Bali sudah memasuki PPKM level 2 dan 3 yang membuat beberapa sekolah sudah mulai memperbolehkan pembelajaran tatap muka, meskipun hanya 50% dari jumlah siswa. Salah satu daerah yang mulai memperbolehkan pembelajaran tatap muka adalah Surabaya.
Beberapa waktu lalu, sempat ramai diberitakan bahwa beberapa sekolah di Surabaya mewajibkan siswanya untuk membeli dan memakai seragam baru bila ingin mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini sedikit memberatkan bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah sehingga menimbulkan kontroversi.
Menurut kalian, bagaimana menanggapi kajdian ini? apakah untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah harus membeli seragam baru?
Tanggapan saya terkait fenomena tersebut seharusnya tidak perlu membeli seragam baru untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Peserta didik bisa menggunakan seragam sebelumnya tanpa harus dipaksa membeli di koperasi sekolah. Apalagi jika seragaram sekolah tersebut masih layak pakai.
Bahkan, Dinas Pendidikan Surabaya sudah menegaskan agar orang tua peserta didik tidak memaksakan untuk membeli seragam baru. Berdasarkan pengakuan dari pihak Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo berkata bahwa sekolah yang mewajibkan peserta didik untuk membeli seragam baru telah menutup sementara koperasi sekolah agar bisa dilakukan evaluasi.
Untuk masyarakat dengan penghasilan rendah juga tidak perlu khawatir dengan seragam peserta didik. Karena pemerintah kota Surabaya sudah menyiapkan peralatan dan seragam baru untuk sekolah.
saya merasa hal tersebut tergantung kebutuhan ya, seperti adik saya sendiri baju dan celana sekolahnya sudah tidak cukup lagi maka harus membeli yang baru. tetapi apabila seragam yang sebelumnya masih cukup dan layak pakai ya lebih baik menggunakan seragam yang telah dimiliki sebelumnya saja.
