Bagaimana Pendapatmu Mengenai Adanya Topik LGBTQ dalam Tayangan Animasi Anak dan Remaja?

image

LQBTQ (Lesbian, Gender, Bisexual, Transgender, dan Queer) menjadi sebuah topik yang selalu menjadi perbincangan banyak orang di seluruh dunia. LQBTQ sendiri saat ini sudah tidaklah lagi dianggap tabu oleh banyak negara di dunia ( terutama di wilayah Eropa Barat dan Amerika Utara) yang menjadikan representasi LGBTQ ini sendiri sudah merambah ke banyak sisi mulai dari legalisasi pernikahan LGBT, Pride Month, hingga bentuk representasi lainnya di dalam literatur dan media populer dalam bentuk Film dan Serial TV. Saat ini kita tahu banyak sekali Film dan serial televisi yang kita tonton saat ini yang mengangkat isu LGBTQ seperti The Last of Us, Call Me By Your Name, Brokeback Mountain, Jennifer’s Diary, Wayhaught, dan lain sebagainya. Bahkan budaya Kpop dan Jpop pun juga tidak luput dari representasi LGBTQ yang juga banyak ada di dalam drama dan film - film mereka.

Entah sadar atau tidak sadar, Tayangan animasi untuk anak dan remaja masa kini pun juga sekarang banyak yang mengandung topik - topik LGBTQ. Rumah - rumah produksi seperti Cartoon Networks, Nickelodeon, Fisney, dan sebagainya mendukung penuh LGBTQ dan hak - hak mereka serta membuat berbagai macam film dan serial TV untuk anak dan remaja sembari mengangkat tema LGBTQ di dalamnya dengan penggambaran yang makin eksplisit atau terang - terangan seperti dalam Avatar : The Legend of Korra, Frozen, The Simpsons, Family Guy, Spongebob, Ben 10, dan masih banyak lagi. Menurut laporan dari Insider, terdapat sekitar 259 karakter LGBTQ dalam tayangan animasi anak dan remaja yang ada saat ini.

Jika melihat dari fenomena di atas, tentunya ada beberapa poin yang dapat diambil. Tetapi yang menjadi fokus utama, tentunya adalah persepsi dan tingkat penerimaan dari masyarakat di berbagai belahan dunia. Jika fenomena ini ditilik dari sisi negara- negara yang toleran terhadap LGBTQ (Kebanyakan di negara - negara barat) tentunya fenomena semacam ini bukanlah sebuah persoalan yang harus dipusingkan. Tetapi jika kita berbicara dalam konteks negara - negara yang tidak memiliki toleransi terhadap LGBTQ seperti Indonesia, Malaysia, dan sebagian negara - negara timur tengah yang memiliki budaya agama yang kuat, fenomena ini tentu menjadi persoalana yang serius, mengingat LGBTQ di negara - negara tersebut tidak diakui dan cenderung dilarang keras.

Di pihak yang pro, pengenalan LGBT melalui kartun dan animasi untuk anak dirasa sangat diperlukan karena menurut mereka anak - anak tidak terlahir dalam keadaan prejudiced dan juga memberikan kesempatan seluas - luasnya untuk anak dan remaja mengenal seksualitas mereka sejak dini. Sementara di kubu kontra, tayangan animasi yang berbau LGBTQ dipandang sebagai bentuk propaganda yang buruk yang dapat mengancam moralitas serta tidak sesuai dengan nilai dan norma - norma yang ada. Mereka mempertanyakan mengapa anak harus dihujani dengan isu LGBTQ sejak dini. Pertempuran antara pro dan kontra ke fenomena ini sendiri juga tidak hanya mencakup negara - negara konservatif saja, tetapi juga negara - negara liberal di seluruh dunia (Gibbons, 2019).

Nah menurut youdics sekalian, Bagaimana pendapat kalian mengenai adanya topik - topik LGBTQ yang ada di dalam tayangan animasi anak dan remaja saat ini sesuai pandangan, keyakinan, dan pengalaman kalian ? Pernahkah kalian secara sadar atau tidak sadar menonton film, serial tv, tayangan animasi, atau drama yang memiliki topik LGBTQ di dalamnya ? Let me know in the comment section, yeah ?

Referensi :

  1. Insider Database: 259 LGBTQ characters in kids’ cartoons
  2. Gibbons, F. (2019). What do we tell the kids? Children’s TV struggles with LGBTQ characters. The Jakarta Post. Retrieved from What do we tell the kids? Children's TV struggles with LGBTQ characters - Entertainment - The Jakarta Post

Based my pov, aku paham jika produser sedang berupaya melakukan inklusi gender. Kaum minoritas (orientasi) seksual dirangkul oleh para pembuat film lewat simbol-simbol dalam karya visual. Tetapi, di sisi lain memasukkan muatan LGBTQ di serial televisi seperti kartun aku rasa kurang ‘pas’ ya konteksnya. Karena target pasar kartun tersebut bukan hanya negara-negara barat saja, seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa Indonesia juga termasuk target marketnya dimana negara tersebut masih ‘asing’ dan tidak semua toleran dengan kehadiran LGBTQ. Selain itu, sasaran kartun ini kan anak dan remaja, aku khawatir jika anak-anak dan remaja belum atau bahkan tidak mampu untuk “memfilter” apa yang mereka tonton. Memang disini peran orang tua sangat penting untuk mendampingi anak-anaknya termasuk dalam hal kontrol apa saja yang mereka tonton, masalanya, orang tua rata-rata sudah memiliki persepsi bahwa “kartun sudah aman” dari muatan koten “dewasa”, sehingga hal ini akan menurunkan pengawasan dan pendampingan orang tua terhadap anak. Dan masalahnya tidak semua orang tua memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada anak-anaknya agar berpikiran terbuka menerima LGBTQ di tengah-tengah kehidupannya, untuk menjelaskan apa itu ekspresi gender dsb.

Keberadaan TV berbayar di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, bukanlah hal yang baru. Konsekuensi logis dari kehadiran TV berbayar ini memungkinkan konten-konten luar negeri masuk ke dalam negeri, baik yang dianggap masih bisa ditoleransi pesan implisitnya maupun yang dirasa bertentangan dengan nilai-nilai “ketimuran” seperti muatan LGBTQ ini. Propoganda dan promosi LGBT banyak dilakukan oleh mereka kepada masyarakat. Tujuannya agar LGBT dapat diterima oleh masyarakat dan dianggap sebagai hal normal. Namun yang gawat adalah yang menyasarke anak-anak dan remaja, untuk itu peran orang tua untuk mendampingi anak-anaknya termasuk tontonan apa yang mereka lihat dan peran KPI untuk memberi pencerdasan atau jika tidak bisa ya memberlakukan sensor terhadap tayangan kartun yang bersangkutan.

Kalau dalam tayangan animasi sepertinya kurang pas, ya. Karena sasaran penonton animasi kebanyakan adalah anak-anak dibawah umur 17 tahun yang menurut saya masih belum mengerti benar tentang topik ini.

Akan tetapi, kita juga tidak bisa melarang PH untuk memproduksi animasi dengan tema seperti itu, karena mungkin target negara pasarnya berbeda. Apabila ditayangkan di Indonesia, pasti sudah dicekal penayangannya, ataupun kalaupun ditayangkan pasti sudah melalui lembaga sensor sehingga yang tayang di televisi pastilah sudah lulus sensor.

Akan tetapi yang beredar di internet ini, yang tidak bisa dicegah. Oleh karena itu, peran orang tua dan keluarga sangatlah penting untuk memfilter tontonan anak dibawah umur.

Di Indonesia sendiri untuk film animasi berbau LGBT sepertinya belum pernah ada. Untuk film, novel, dan cerpen setau saya ada.

1 Like