Bagaimana pendapat teman teman tentang ketahanan pangan di Indonesia saat ini?

Menurut WHO ada tiga aspek utama dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, aksesibilitas/keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan. Menurut pendapat saya dari ketiga aspek tersebut yang paling terkena dampak dari adanya pandemi covid 19 ini adalah aspek aksesbilitas/keterjangkauan, dimana pandemi dan adanya regulasi psbb ini menyebabkan terganggunya distribusi produk pertanian kepada masyarakat luas. Selain itu kecenderungan pendapatan masyarakat yang menurun juga berdampak pada daya beli dan keterbatasan akses pangan.

1 Like

Tentu dg adanya pandemi Covid-19 jelas berdampak pada sebagian besar sektor yg ada Di Indonesia,terutama sektor ketahanan pangan-yg menuntut rumah tangga inisiatif untuk bertahan memenuhi kebutuhan pangannya Sendiri akibat imbas dari PHK besar2an,pun terjadi dengan Kesejahteraan perekonomian para petani yg cenderung menjual hasil panennya lebih rendah karna demand Kebutuhan pangan rumah tangga yg jarang.

2 Likes

Menurut fakfa yang ada, pandemi ini berdampak pada semua kalangan masyarakat entah menengah atas ataupun menengah bawah. Sebelum adanya pandemi pun banyak masyarakat yg masih krisis pangan yg sehat, apalagi adanya pandemi ini banyak yg menderita akan krisis pangan tersebut ditambah lagi beberapa orang ter phk oleh perusahaan nya sehingga tidak dapat gaji untuk biaya makan sehari-hari nya dan apalagi adanya PSBB banyak juga pedagang² yg terdampak, terkadang mereka hanya bisa memakan dagangan nya sendiri.
Perusahaan banyak yg mengalami kebangkrutan karna pengeluaran yg terus menerus untuk menggaji karyawan nya dan pemasukan pun tak ada. Sama rata dan banyak kerugian yg dialami selama pandemi ini. Banyak rakyat kecil yg harus menunggu belas kebaikan hati seseorang hanya untuk sesuap nasi dan menyambung hidup sehari-hari nya.

1 Like

Masa pandemi ini mempengaruhi segala aspek kehidupa kita, satunya mengenai ketahanan pangan ini.
Seperti yang telah disebutkan bahwa pada pandemi ini banyak karyawan terkena PHK. Hilangnya sumber penghasilan ini tentunya membuat banyak orang mengalami kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Terlebih lagi sulitnya untuk mencari lapangan pekerjaan pada pandemi ini.
Sebelum pandemi, menurut saya masih banyak daerah yang belum terpenuhi kebutuhan pangannya. Sekarang di tengah pandemi ini, mungkin semakin banyak daerah yang terdampak kebutuhan pangannya. Masalah tidak meratanya pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat sebelum dan saat pandemi ini menjadi isu yang harus terus diperhatikan.
Selain itu sektor penyedia kebutuhan pangan juga ikut terkena dampak dari pandemi ini.
Para petani yang mengalami kesulitan dengan kurangnya daya beli ataupun mengenai pendistribusian bahan pangannya yang mungkin mengalami peningkatan biaya.

2 Likes

Pandemi ini tentunya berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Karena gini dari sisi pasokan pangan, pandemi ini akan mengganggu rantai pasok ga hanya di Indonesia tapi juga secara global. Rantai pasok terganggu ketika pabrik menghentikan produksinya; perusahaan transportasi mengurangi operasi; dan pemerintah yang memantau dengan ketat pergerakan barang dan manusia. Nah, hal ini baka nyebabin peredaran pangan di pasaran berkurang. Kita tentunya tahu kalo supply harus sebanding dengan demand. Ketika barang di pasaran berkurang tapi permintaan tetap otomatis harganya jadi melambung. Di sisi konsumen, banyak masyarakat yang penghasilannya berkurang atau bahkan hilang sama sekali karena pandemi. Hal ini bikin daya beli masyarakat berkurang. Kesimpulannya pandemi ini menyebabkan menurunnya ketahanan pangan masyarakat.

1 Like

Adanya pandemi covid 19 sangat berpengaruh pada ketahanan pangan, banyak dampak negatif diantaranya berkurangnya jam kerja dan pendapatan para petani ataupun buruh yg bekerja di sawah namun di sisi lain banyak muncul inovasi dan ide kreatif yang menjadi solusi permasalahan ketahanan pangan di masa pandemi seperti ini contohnya seperti pasar sayur dan buah online, adanya market penyedia pangan pokok dan bergizi lengkap di beberapa daerah, dsb.

1 Like

Menurut saya berdampak karena banyaknya aktivitas yang harus terhenti, mulai dari proses produksi hingga ke distribusi

1 Like

Ya, situasi sekarang yang disebabkan adanya Covid-19 tentu berdampak pada ketahanan pangan. Dengan kondisi ini, tanaman pangan yang dihasilkan tidak dalam kondisi ketersediaan yang cukup dan kualitas yang aman.

1 Like

Covid19 ialah pandemi bagi seluruh dunia termasuk Indonesia. Keadaan tersebut menuntut keterbatasan kegiatan manusia demi menekan angka pasien positif.
Ketahanan pangan di Indonesia merupakan salah satu dampak pandemi tersebut. Diawali dengan keterbatasan ketersediaan pangan yang meliputi pengurangan kuantitas perkumpulan orang dan durasi; petani dalam mengelola sawah, pedagang sayur di pasar, toko-toko tutup lebih awal dll. Hal tersebut include menurunan “akses” dalam ketersediaan pangan di Indonesia.Jika keadaan tersebut terus menerus akan menyebabkan penurunan ketahanan pangan di Indonesia sehingga memicu kekurangan gizi-stunning. Dengan demikian semoga pemerintah Indonesia dapat membantu setidaknya memberikan “oli” kepada semua lapisan masyarakat agar roda kehidupan berjalan normal.

1 Like

Menurut saya, dengan adanya pandemi yang mewabah dunia tidak seharusnya mengganggu ketahanan pangan di Indonesia malah ini adalah suatu peluang untuk ketahan pangan. Mengapa demikian? Karena menurut saya dengan adanya pandemi membuat kesatuan Indonesia semakin erat dengan adanya program bantuan dari pemerintah melalui pemberian beras, gula, telur dan sembako lainnya, hal ini tentu menguntungkan bagi pemproduksi pangan di indonesia. Dan dengan adanya pandemi menuntut masyarakat untuk melaksanakan hidup sehat yaitu mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi. Terimakasih🙏

1 Like

Menurut saya, pandemi covid-19 ini sangat berpengaruh di berbagai aspek di negara kita salah satunya bidang ketahanan pangan. Sebelum ada pandemi ini, negara kita masih bisa produktif menghasilkan bahan pangan yang terkadang masih harus membeli kebutuhan pokok dari negara lain, apa lagi dalam kondisi seperti sekarang ini. Semenjak pandemi ini, kegiatan petani tidak seproduktif sebelumnya hal ini karena dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yg merosot rendahnya harga beli menyebabkan ketidak seimbangan produksi terlebih sekarang segala aktifitas dilakukan secara terbatas. Petani juga tidak bisa mendistribusikan hasil panen ke berbagai wilayah karena adanya pembatasan atau hambatan pengiriman ke daerah lain.

1 Like

Menurut saya pandemi covid-19 sangat mempengaruhi berbagaibaspek kehidupan di negara kita salah satunya dalam bidang ketahanan pangan. Sebelum pandemi negara kita yang masih bisa produktif menghasilkan bahan pangan saja terkagang masih harus membeli kebutuhan pokok dari negara lain, apa lagi dalam kondisi seperti sekarang. Pandemi menyebabkan petani tidak dapat seproduktif sebelumnya hal ini karena dipengaruhiboleh kondisi ekonomi yg merosot rendahnya harga beli menyebabkan ketidak seimbangan produksi terlebih sekarang segala aktifitas dilakukan secara terbatas. Petani juga tidak bisa mendistribusikan hasil panen ke berbagai wilayah karena adanya pembatasan atau hambatan pengiriman ke daerah lain.

1 Like

Menurut saya, pandemi covid-19 jg berdampak pada ketahanan pangan. Dimana salah satu indikator ketahanan pangan yaitu tingkat ketersediaan pangan rumah tangga, karena pandemi ini berdampak pada sektor perekonomian masyarakat. banyak pekerja atau karyawan yang di phk kan, menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat dan banyak yang hnya bergantung pada pangan dari pemerintah, juga diterapkan PSBB akses dari suatu wilayah ke wilayah yang lain terbatas, menyebabkan terkendala distribusi pangan ke wilayah lain sehingga penyebaran pangan tidak merata dan berpengaruh terhadap ketersediaan pangan rumah tangga.

1 Like

Menurut saya dengan adanya pandemi covid-19 ini berdampak terhadap ketahanan pangan, dimana ketahanan pangan di Indonesia saat ini khususnya di masa pandemi mengalami kelemahan pada distribusi pangan. Hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan distribusi sehingga menyebabkan kesediaan pangan tidak merata di Indonesia. Selain itu, petani di Indonesia kebanyakan dari golongan usia tua, dan sangat minim petani dari kalangan usia muda (milenial). Hal tersebut dapat berpengaruh pada produktivitas pertanian yang akan datang.
Dengan permasalahan tersebut maka diperlukan upaya dan peran pemerintah seperti dengan memberikan bantuan dan fasilitas kepada para petani sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya krisis pangan. Di masa pendemi ini masyarakat juga harus lebih kreatif untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri, seperti memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran dan tanaman pangan lainnya untuk makan sehari-hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

2 Likes

Ketahanan pangan bersifat muldimensi. Hal tersebut berimbas pada penilaian situasi ketahanan pangan harus melibatkan serangkaian indikator.

Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yg disusun oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian [1] salah satu indikator ketahanan pangan adalah persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih dari 65% terhadap total pengeluaran. Adanya pandemi covid 19 membuat ribuan pekerja dirumahkan, dan beberapa sektor ekonomi terhambat. Hal ini tentunya berimbas pada proksi ketahanan pangan rumah tangga. Teori Engel [2] menyatakan semakin tinggi tingkat pendapatan maka persentase pengeluaran keluarga untuk konsumsi pangan akan mengalami penurunan. Maka, semakin tinggi kesejahteraan masyarakat suatu negara, maka pangsa pengeluaran pangan penduduknya makin kecil.
Lantas bagaimana cara menekan angka pengeluaran untuk konsumsi pangan dimasa pandemi ini ? Terutama melihat banyaknya pekerja yg dirumahkan dan kehilangan sumber pendapatannya.
Salah satunya adalah dengan diversifikasi tanaman pangan dan memaksimalkan nilai guna suatu bahan pangan.
Diversifikasi tanaman pangan dapat digunakan sebagai alternatif apabila harga pangan pokok mengalami kenaikan, misal nya dengan mengganti konsumsi nasi dari beras dengan jagung. Harga 1 kg jagung relatif lebih murah daripada beras [3]. Kemudian yg kedua adalah dengan memaksimalkan nilai guna bahan pangan. Sayur yg telah digunakan untuk memasak dapat ditanam kembali pada media tanah dalam wadah-wadah kecil dan dirawat untuk kemudian dapat menghasilkan lagi, misal nya sayur-sayuran seperti sawi, wortel, dan kangkung. Sayuran tersebut dijual bersama dengan akar nya yg dalam proses memasak tidak digunakan, daripada dibuang ujung akar tersebut dapat dimaksimalkan nilai gunanya dengan di tumbuhkan kembali.

Referensi
[1] Indeks ketahanan pangan indonesia 2019, bkp.pertanian.go.id/
[2] bkp.pertanian.go.id/
[3] Tangkilisan,Ansye., dkk. 2014. Pemanfaatan Pangan lokal Beras Jagung (Zea mays) pada Konsumsi Pangan di Kabupaten Minahasa Selatan. Ejournal.unsrat.ac.id

2 Likes

Menurut saya, covid19 ini bisa membuktikan ketahanan pangan suatu negara, negara dengan ketahanan pangan yang kuat dapat hidup tanpa tergantung dengan negara lain. Pada pandemi covid 19 ini proses ekspor dan impor dibatasi untuk mengurangi penularan resiko, hal ini dapat membuat suatu negara melatih ketahanan pangannya.

Dampak pandemi covid-19 adalah menurunnya daya beli bahan pangan dikarenakan melambungnya harga bahan pangan seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih akibat negara pengimpor seperti Vietnam membatasi impor bahan-bahan pangan tersebut sehingga ketahanan pangan terganggu

1 Like

Tentu saja adanya pandemi Covid-19 akan berdampak pada ketahanan pangan. Hal ini dikarenakan adanya pandemi menyebabkan menurunnya pendapatan. Terbukti dari banyaknya pegawai yang dirumahkan dan angka pengangguran yang juga bertambah. Penurunan pendapatan kemudian juga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat terutama kalangan menengah kebawah, sehingga ketersediaan pangan pada tingkatan rumah tangga menjadi rendah.

PANDEMI covid-19 menyebabkan indeks ketahanan pangan di berbagai daerah berpotensi turun. Hal itu diungkapkan Staf Subdit Pengelolaan Konsumsi Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartika Wahyu Dwi Putra. Penyebaran covid-19, lanjut dia, mengakibatkan inflasi, kesulitan akses pangan, hingga kenaikan harga pangan.

Kurangi atau stop belanja yang tidak penting. Belanja tidak harus mahal dan perhatikan gizi seimbang. Selanjutnya, masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran untuk dikonsumsi harian demi menciptakan kemandirian pangan. “Manfaatkan pekarangan rumah untuk menanam, lalu diolah sendiri. Manfaatkan sumber daya yang terbatas untuk hasil yang maksimal di era new normal

Hal ini menyebabkan Pandemi gangguan sistem logistik global yang berdampak pada persoalan akses pangan. Di Indonesia sendiri, dan juga negara lain yang memiliki tingkat ekonomi serupa atau di bawah Indonesia, masalah akses pangan yang timbul umumnya dipengaruhi penghasilan masyarakat yang tidak memadai, bahkan sekedar untuk membeli pangan pokok. Banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19, menyumbang andil pada menurunnya ketahanan pangan sampai masyarakat harus bergantung pada bantuan pangan dari pemerintah

Saat ini Indonesia mengalami masa pandemi covid-19. Pandemi ini menyebabkan banyak sektor sektor yang terkena dampak krisis. Salah satunya sektor pangan di indonesia terkena krisis. Saat pandemi ini, masyarakat lebih di suruh untuk bekerja secara online, mengurangi keluar rumah, dan tatap muka. Hal ini sangat berpengaruh pada produksi, distribusi dan konsumsi makanan. Contohnya banyak cafe dan rumah makan yang pendapatannya berkurang drastis sejak di berlakukan PSBB sehingga mengurangi permintaan bahan pangan yang sudah di produksi dalam jumlah besar. Selain itu juga distribusi pangan di daerah di indonesia tidak merata sehingga banyak daerah yang kekurangan pangan.