Bagaimana pendapat anda tentang film London Love Story 2?

London Love Story 2

London Love Story 2 adalah film Indonesia produksi Screenplay Films tahun 2017 bergenre drama yang disutradarai oleh Asep Kusdinar berdasarkan skenario yang ditulis oleh Sukhdev Sigh dan Tisa TS, merupakan sequel lanjutan dari London Love Story. Film berdurasi 97 menit, ini dibintang oleh Dimas Anggara, Michelle Ziudith, Ricky Nazar, Ramzi, dan Salshabilla Adriani.

Menurut saya film ini biasa saja, tidak dengan cerita yang sementah ini. Plotnya lurus-lurus aja. Untuk memudahkan menyembunyikan konflik dengan tameng masa lalu yang dibeberkan di akhir film, jurus yang udah dipake di film Promise. LLS2 tak selayaknya film naskahnya. Kisahnya tetap tentang Dave (Dimas Anggara) dan Caramel (Michelle Ziudith) yang sudah kembali bersama dan menjalani hubungan yang bahagia. Mereka pun berusaha untuk serius satu sama lain dan ingin lanjut ke hubungan yang lebih dewasa. Tetapi, perjalanan hubungan tak semulus yang mereka bayangkan. Dave mengajak Caramel pergi ke Swiss dengan tujuan liburan, tetapi perjalanan liburan mereka malah menjadi sebuah bencana bagi hubungan mereka.

Di tengah liburannya, Caramel yang sedang menikmati makanan di suatu restoran atas rekomendasi Sam (Ramzi), dikejutkan dengan hadirnya masa lalu Caramel saat SMA. Gilang (Rizky Nasar), Chef restoran itu adalah masa lalu dari Caramel yang pernah mengisi ruang hatinya. Sam yang sudah akrab dengan Gilang, mengenalkannya pada Dave. Dan mereka berempat pun liburan bersama-sama dan membuat Caramel was-was akan kehadiran Gilang di tengah hubungannya dengan Dave yang sudah bahagia.

Tak salah apabila di sebuah film remaja masih menggunakan formula yang itu-itu saja, begitu pula yang terjadi di London Love Story 2. Film ini hanya mengulang, sulam dan tambal cerita-cerita usang agar menjadi sesuatu yang baru. Pengarahan Asep Kusdinar pun masih berusaha untuk berkembang, meskipun tak terasa begitu signifikan. Penuturan kisah cinta klise di dalam London Love Story 2 sudah lebih berkembang ketimbang film pertamanya.

Setiap konflik yang ada di film ini setidaknya menemukan ritme yang lebih baik untuk diarahkan lebih runtut dibanding karya-karya Asep Kusdinar di Screenplay Films sebelumnya. London Love Story 2 pun berkembang menjadi sesuatu yang setidaknya masih bisa dinikmati dan tak membuat penonton bingung karena lantaran susunan plotnya minim kekacauan. Tetapi, bukan berarti London Love Story 2 akhirnya menjadi karya sempurna dan menjadi lonjakan dari film-film Screenplay Films sebelumnya.

London Love Story 2 dipenuhi dengan plot cerita yang membuat dahi berkerut karena banyak sekali keajaiban yang terjadi di dalam ceritanya. Kisah cinta segitiga yang penuh akan pengorbanan dihiasi dengan elemen-elemen kematian dan ditinggalkan dengan atas nama romantisasi. Belum lagi naskah yang diramu berdua oleh Sukhdev Singh dan Tisa TS masih memiliki rangkaian kata penuh majas hiperbola yang terasa dibuat-buat.

Film ini memiliki visual yang sedikit mengecewakan dengan beragam jenis kualitas video dijadikan satu. Drone yang gambarnya hancurpun dimasukkan. Sebenarnya tidak perlu menggunakan drone, apalagi kualitasnya kayak tidak maksimal. Plot yang tidak membuat penonton puas ditambah dengan gambar yang tidak maksimal membuat film ini tidak mampu sesukses seri pertamanya. Screenplay seperti memaksakan film ini. Adanya pemain berkualitas tanpa alur dan kualitas gambar yang baik tentunya tidak menjamin kesuksesan sebuah film.