Bagaimana pendapat Anda mengenai jumlah stunting di Indonesia?

Menurut data hasil riset Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, saat ini jumlah balita stunting di Indonesia mencapai 27,67%. Yang dapat diartikan bahwa terdapat 6.3 juta dari populasi 23 juta balita di Indonesia yang memiliki permasalahan stunting. Jumlah tersebut telah melebihi standar maksimal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebesar 20% atau 1/5 dari jumlah total anak balita dalam suatu negara. Bagaimana menurut Anda dalam menyikapi permasalahan ini?

12 Likes

Sangat miris melihatnya. Indonesia kaya SDA dan SDM yang melimpah tetapi belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Gizi anak belum tercukupi sepenuhnya. Kelainan kesehatan kemungkinan akan terjadi pada anak balita di Indonesia Stunting memperlihatkan bahwa negara Indonesia belum bisa dikatakan sejahtera. Kegagalan pertumbuhan anak karena gizi kronis membuat masyarakat harus lebih peduli dan memerhatikan gizi pertumbuhan anak.

6 Likes

Kasus stunting di Indonesia sangat memprihatinkan.
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan (Hoffman et al, 2000). Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang (Unicef, 2013). Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental (Lewit, 1997). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus tertinggi di Asia. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen. Sementara target WHO, angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. Tingginya kasus stunting ini memberikan implikasi buruk terhadap pembangunan dan kemajuan di Indonesia. Stunting mengancam produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, karena rentan diserang oleh berbagai penyakit. Hal ini sudah sepatutnya menjadi fokus pemerintah dalam penanganannya. Intervensi penanggulangan stunting juga sudah sepatutnya difokuskan pada masyarakat yang kurang mampu. Hal ini penting dilakukan untuk mencapai target yang diusulkan WHO. Kebijakan gizi nasional dan organisasi internasional harus memastikan bahwa kesenjangan yang terjadi ditangani dengan mengutamakan gizi di daerah pedesaan dan kelompok-kelompok termiskin dalam masyarakat. Kebijakan yang mendukung distribusi yang lebih adil dari pendapatan nasional, seperti kebijakan perlindungan sosial, memainkan peranan penting dalam meningkatkan gizi (Cobham, 2013).

5 Likes

Menurut saya untuk mengurangi jumlah balita/anak stunting di Indonesia adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama bagi perempuan usia menikah, calon ibu, ibu hamil dan menyusui mengenai pentingnya pemenuhan gizi pada anak terutama dengan diversifikasi pangan. Salah satu penyebab utama stunting pada anak di Indonesia adalah karena masalah ekonomi orang tua sehingga tidak dapat memberikan gizi yang cukup untuk anaknya, dengan pengetahuan bahwa sumber gizi dapat diperoleh secara mudah dan sangat terjangkau yaitu dengan memanfaatkan buah dan sayur di lingkungan sekitar. Misalnya dengan menanam sendiri sayur & buah, mengganti sumber protein hewani yang berasal dari daging dengan ikan yang tentunya lebih terjangkau.

6 Likes

Saya setuju dengan pendapat dari nathania. Indonesia kaya akan SDA dan SDM tetapi belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Dampak stunting bukan hanya berimbas pada kondisi tubuh anak, akan tetapi juga dapat menurunkan daya pikir atau tingkat intelektualitas anak itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan edukasi akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembangnya anak.

3 Likes

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Balita yang mengalami stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, morbiditas atau kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Intervensi yang paling mentukan yaitu pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Kemiskinan dianggap menjadi faktor penting penyebab terjadinya stunting pada balita. Rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi asupan gizi untuk anak nya, sehingga anak tersebut menjadi stunting. Dengan kondisi seperti itu, tumbuh kembang anak menjadi terhambat sehingga menghasilkan SDM yang tidak berkualitas.

SDM yang tidak berkualitas tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sehingga terjerat dalam kemiskinan.

5 Likes

Yang saya ketahui, jumlah stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Namun, jumlah ini kian menurun setiap tahunnya. Hal ini menurut saya sudah merupakan progress yang baik. Kedepannya, seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah harus dapat bekerja sama agar persentase stunting di Indonesia semakin rendah bahkan diharapkan tidak ada pengidap stunting lagi.

4 Likes

Sangat sedih. Saya bahkan baru tau mengenai jumlah balita yang terkena stunting di Indonesia ini, dan bahkan mencapai angka 6,2 juta anak. Disaat Indonesia merupakan tanah yang subur dapat ditanami umbi-umbian tanpa harus beras, namun banyak anak yang menderita.
Menurut saya kita sebagai generasi muda, kita harus melek terhadap hal ini, karena ini juga berhubungan dengan generasi bangsa. Kampanye untuk mencegah stunting harus terus digalakkan, sosialisasi ke masyarakat, dan juga kegiatan sosial untuk menyumbangkan bahan-bahan pokok bagi anak-anak mulai digerakkan dan disalurkan.

4 Likes

Sangat disayangkan Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur masih mengalami kasus stunting yang cukup parah melebihi 20%. Padahal jika masyarakat Indonesia ingin memperoleh gizi yang cukup dan seimbang, tidak perlu harus makan makanan yang mahal. Misalnya daun kelor dapat memenuhi kebutuhan kalsium, tempe dan tahu dapat memenuhi kebutuhan protein. Saya rasa kasus ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai gizi seimbang terutama bagi balita. Jika masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam di sekitar dengan lebih baik, mungkin kasus stunting tidak akan setinggi itu.

4 Likes

Angka stunting di Indonesia sangat amat memperihatinkan. Pada kenyataannya angka tersebut berada di urutan ke-4 dunia. Jumlah stunting di Indonesia presentase sebesar 27,67% yang berarti belum sesuai standar WHO yakni dibawah 20%. Maka Indonesia harus segera melakukan tindakan untuk menanggulangi stunting di Indonesia, karena besaran angka tersebut akan mempengaruhi kualitas dari SDM di Indonesia karena rentan terserang penyakit yang bisa menyebabkan hilangnya generasi penerus. Indonesia dapat memanfaatkan SDA lokal yang ada yang ditambah dengan peningkatan pengetahuan dalam pemanfaatan SDA yang baik agar tetap bergizi untuk membantu penurunan angka stunting di Indonesia.

2 Likes

Indonesia menjadi negara dengan tingkat stunting yang cukup tinggi.Adapun provinsi dengan stunting tertinggi adalah Sulawesi Barat (39,7) dan Nusa Tenggara Timur (38,7).
Stunting dan permasalahan kekurangan gizi lain yang terjadi pada balita erat kaitannya dengan kemiskinan. Stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat besi. Pada daerah-daerah dengan kemiskinan tinggi, seringkali ditemukan balita kekurangan gizi akibat ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan primer rumah tangga.
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian negara ini karena bonus demografi terancam menjadi malapetaka karena tingginya persentase balita penderita stunting di Indonesia.
Saya rasa aksi Volunteer ini juga suatu upaya untuk membenahi masalah ini karena mengajak masyarakat untuk memulai diversifikasi pangan.Selain mendapatkan gizi seimbang ,alternatif pangan lokal yang ada juga cukup mudah dibudidayakan serta harga yang cukup terjangkau.

5 Likes

Stunting di Indonesia sangat memprihatinkan faktor utama tingginya masalah stunting di Indonesia salah satunya adalah buruknya asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan (masa hamil), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada dua tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat lagi diperbaiki. Investasi gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan merupakan kewajiban yang tak bisa ditawar.

Permasalahan gizi tidak hanya akan mengganggu perkembangan fisik dan mengancam kesehatan anak, namun juga dapat menyebabkan kemiskinan. Pertumbuhan otak anak yang kurang gizi tidak akan optimal sehingga akan berpengaruh pada kecerdasannya di masa depan. "Dengan demikian, peluang kerja dan mendapatkan penghasilan lebih bakal lebih kecil pada anak stunting
Dijelaskan berdasarkan catatan Bappenas, permasalahan gizi buruk menyebar di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan. Artinya, permasalahan stunting dan gizi buruk tidak hanya dialami masyarakat ekonomi lemah, namun juga masyarakat menengah ke atas. Penyebabnya adalah pemahaman masyarakat yang salah terkait kebutuhan nutrisi anak.

3 Likes

Stunting, yang mana merupakan adanya penghambatan pertumbuhan serta perkembangan fisik dan intelektual pada anak. Kasus stunting ini disebabkan akibat tidak terpenuhinya asupan nutrisi selama anak masih didalam kandungan sang ibu. Untuk mengurangi jumlah balita yang mengalami stunting di Indonesia, menurut saya dapat dilakukan pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu diantaranya adalah mengetahui kebutuhan gizi ibu hamil secara spesifik, terutama pada saat awal-awal kehamilan. Selanjutnya, untuk balita juga perlu diperhatikan kadar gizi sesuai kebutuhan dalam pertumbuhannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar gizi yang diperoleh oleh anak dapat seimbang.

4 Likes

Peran industri makanan juga turut berpengaruh dalam menangani kasus ini. Sudah saatnya kita beranjak dari pilihan makanan yang kurang bernutrisi (seperti mie, junkfood, snack yang minim gizi) ke makanan yang lebih banyak nutrisinya. Industri makanan perlu melakukan inovasi terhadap produknya dengan tujuan untuk menyediakan pangan yang lebih bernutrisi. Selain itu, saat ini juga banyak peneliti dan mahasiswa yang melakukan inovasi pangan seperti yang sedang saya lakukan yaitu membuat gummy yang tinggi kalsium dan protein. Dalam hal ini, peneliti membutuhkan bantuan dari pemerintah dan investor untuk pendanaan penelitian agar inovasi pangan yang lebih bernutrisi segera terwujud. Dengan kerjasama yang baik dari berbagai pihak saya yakin kita dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia

5 Likes

Stunting menjadi permasalahan utama pada pertumbuhan anak-anak di Indonesia. Menurut saya dari tahun ke tahun Indonesia terdapat kemajuan perubahan yang lebih baik dalam mengurangi stunting. Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah termasuk pada penyedia pangan (petani), tenaga kesehatan khususnya pada bidang ilmu gizi, serta peran masyarakat dan orang tua yang memperhatikan dan peduli pada pertumbuhan anak-anak yang kelak dapat memberikan perubahan bagi Indonesia. Saya yakin pemerintah Indonesia dapat mengatasi permasalahan stunting jika kita semua bergerak, saling mendukung menyuaran pentingnya kecukupan gizi bagi anak penerus bangsa ini.

3 Likes

stunting di Indonesia menurut saya merupakan kasus yang memprihatinkan. banyak penyebab stunting, entah itu ibu hamil yang kurang tau sehingga tidak memperhatikan gizi janin, maupun ibu hamil yang kurang mampu secara materi dalam memberikan gizi bagi janin yang dikandungnya. padahal gizi ini jelas mempengaruhi janin, dari sebelum lahir, sampai setelah lahir bahkan sampai ia besar. faktor utama jelas kemiskinan. baik pemerintah maupun orang tua harus memperhatikan gizi terutama sejak bayi, karena hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. jika angka kemiskinan dapat ditekan, kasus stunting jumlahnya akan menurun. namun sebagai orang tua alangkah baiknya juga memikirkan hal ini sebelum memutuskan menikah dan mempunyai anak sehingga gizi anak tercukupi sehingga membentuk SDM yang berkualitas.

3 Likes

Stunting (anak pendek) merupakan permasalahan pada perkembangan bayi dan terlambatnya pertumbuhan bayi akibat kurangnya asupan gizi dan nutrisi dalam tubuhnya. Stunting biasannya terjadi dari masa kehamilan sampai anak berusia 2 tahun.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan peringkat ke 4 dengan banyaknya kasus stunting. Data dari Riskesdas tahun 2019 mencatat bahwa stunting di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 mencapai sebanyak 6,3 juta dari 23 juta balita di Indonesia. Nah karena ada pandemi Covid-19, bisa memungkinkan bahwa kasus stunting akan melebihi jumlah kasus di tahun 2019 sebelum pandemi.

Salah satu cara mengatasi stunting adalah dengan memperhatikan asupan gizi ibu hamil. Karena jika hamil dan asupan gizi kurang mencukupi, maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin, yang mana hal ini akan mengakibatkan berat badan janin rendah (WHO, 2014). Asupan gizi ibu juga harus diperhatikan sampai masa menyapih. Karena ketika ibu menyusui, jika ibu kekurangan asupan gizi seimbang maka nutrisi yang didapatkan bayi lewat ASI pun juga kurang mencukupi.
Bantuan dari RT/RW tempat tinggal dalam memenuhi asupan gizi warganya yg berkekurangan juga penting menurut saya dalam menekan angka stunting di Indonesia.
Indonesia juga merupakan negara yang sangat kaya keberagaman SDA, diversifikasi pangan pun dibutuhkan juga dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak.
Selain itu juga, perlunya sosialisasi terhadap ibu hamil, sosialisasi pra nikah, dalam menekan angka stunting ini. Sehingga tidak hanya kaya SDA, tetapi SDM pun berdaya juga.

3 Likes

Kasus stunting di Indonesia cukup tinggi. Untuk menyikapi jumlah stunting di Indonesia dapat digalakan kampanye atau sosialisasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi pada anak. Sosialisasi tersebut dapat diberikan kepada ibu hamil atau calon ibu agar mengetahui pentingnya pemenuhan gizi pada anak sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Selain itu, dapat memberikan akses kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan pangan yang bergizi.

2 Likes

Stunting merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan masalah gizi kronis yang dipengaruhi oleh kondisi ibu/calon ibu, janin dan bayi termasuk penyakit selama masa bayi. Stunting tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan tetapi juga oleh berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan. Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang yang diketahui melalui pengukuran panjang atau tinggi badannya.
Prevalensi stunting di seluruh dunia pada anak usia <5 tahun berdasarkan data Global Nutrition Report sebesar 23,8% dan Indonesia termasuk dalam 17 negara di antara 117 negara. Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa kejadian stunting (pendek dan sangat pendek) di Indonesia sebanyak 30,8% (11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek) dan di tahun 2019 menjadi sekitar 27%, angka ini mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana terdapat 37,2% balita stunting (18% sangat pendek dan 19,2% pendek).
(Sumber data: Kompasiana.com)

2 Likes

Menurut saya permasalahan stunting termasuk hal yang kadang dipandang sebelah mata. Karena banyak dari masyarakat yang mengalami kurangnya gizi ketika masa hamil dan ketika setelah melahirkan menuju pertumbuhan anak-anak.
Kesehatan anak-anak perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi masa depan mereka. Sebagian nutrisi yang terbilang sangat kurang dari sumber protein. Seharusnya dengan wilayah negara Indonesia yang memiliki sumber daya manusia dan alam cukup baik, dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Dan bisa melakukan kegiatan diversifikasi pangan agar lebih mudah untuk menyesuaikan kondisi serta dapat menekan harga pangan yang cukup tinggi.

3 Likes