Bagaimana pendapat Anda mengenai Film Ngenest?

Film Ngenest menceritakan tentang Ernest Prakasa (Sky Tierra Solana - Kevin Anggara - Ernest Prakasa), seorang pria keturunan Cina yang merasakan beratnya terlahir sebagai minoritas yang selalu di-bully oleh teman-teman sekolahnya sejak dia masih SD. Menjadi korban bully membuatnya bertekad bahwa keturunannya kelak tidak boleh mengalami nasib yang sama. Untuk itu, ia berikrar untuk menikahi perempuan pribumi, dengan harapan agar anaknya kelak tidak mengalami kemalangan yang Ia alami.

Bagaimana pendapat Anda mengenai Film Ngenest ?

Film Ngenest menyajikan perjalanan Ernest dari kecil hingga dewasa yang berliku-liku dan seru untuk diikuti dan ditertawakan. Gak berambisius untuk mengangkat isu ‘China’ secara berlebihan, justru Ernest bisa membawanya dengan sangat kocak sepanjang film!

Ngenest bisa dibilang merupakan curahan hati (curhat) Ernest yang semasa hidupnya merasa diperlakukan “tidak adil” lantaran lahir dari keturunan Tionghoa. Curhatan ini sebelumnya sudah Ia tuangkan dalam bentuk buku berjudul sama yang berkonsep trilogi.

Ngenest banyak sekali menampilkan fakta-fakta yang sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Mulai dari kebiasaan mengejek seseorang karena tampilan fisik mereka, hingga kebiasaan menilai sikap seseorang berdasarkan suku ataupun agama mereka. Dengan kata lain, film ini sebenarnya ingin menyentil orang-orang yang sering berlaku demikian, namun dengan cara yang halus sehingga tidak sampai menyinggung perasaan.

Secara cerita, Ngenest memiliki alur maju, dengan bagian pembuka dan penutup yang sangat berirama. Ya, film ini mengawali dan mengakhiri kisahnya dengan peristiwa kelahiran. Tahap demi tahap kehidupan Ernest pun dipaparkan dengan rapih dan berkesinambungan; mulai dari masa SD, SMP, SMA, Kuliah, hingga menjadi karyawan.

Akting yang ditampilkan para pemerannya juga cukup meyakinkan. Penonton bisa merasakan chemistry antara Ernest dan Lala. Sementara Morgan, tak disangka-sangka juga mampu melucu. Penampilan sejumlah komika, walaupun singkat, tentunya juga menjadi kekuatan film ini. Singkatnya, Ernest berhasil mengemas sebuah isu yang cukup sensitif (bermuatan SARA) menjadi tontonan yang sangat menggelitik dan menghibur.