Bagaimana Pemikiran Politik Karl Marx?

Marx tertarik oleh gagasan dialektik seperti yang dibentangkan oleh Hegel, karena di dalamnya terdapat unsur kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Dan unsur inilah yang ia perlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui evolusi. Untuk melandasi teori sosial, ia merumuskan dulu teori mengenai materialisme dialektis (dialectical materialism), kemudian konsep-konsep ini dipakainya untuk menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialisme historis (historical materialism). Atas dasar analisa terakhir ia sampai pada kesimpulan bahwa menurut hukum ilmiah, dunia kapitalis akan mengalami revolusi (yang olehnya disebut revolusi prolentar) yang akan menghancurkan sendi-sendi masyarakat itu, dan akan meratakan jalan untuk timbulnya masyarakat komunis.

Sebutkan dua teori Karl Marx ?

Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.

1. Materialisme Dialektis

Dari ajaran Hegel, Marx mengambil dua unsur, yaitu gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara segi-segi yang berlawanan, dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal itu Marx menolak asas pokok dari aliran idealism bahwa hukum idealetik hanya berlaku di dalam dunia yang abstrak, yaitu dalam pikiran manusia. Marx menandaskan bahwa hukum dialektik terjadi dalam dunia kebendaan (dunia materi) dan sesuai dengan pandangan itu, ia menamakan ajarannya Materialisme. Selanjutnya ia berpendapat bahwa setiap benda atau keadaan (Phenomenon) dalam tubuhnya sendiri menimbulkan segi-segi yang berlawanan (opposites).

2. Materialisme Historis

Historu Materialisme
Materialisme Historis adalah pandangan sejarah dialektik dalam proses kerja dan laju perkembangan ekonomi yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Dalam pandangan ini, bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, tetapi keadaan sosial mereka yang menentukan kesadaran mereka. Keadaan sosial manusia merupakan produksinya. Hal ini berarti manusia ditentukan oleh produksi mereka, baik apa yang diproduksi maupun cara mereka berproduksi. Cara manusia berpikir ditentukan oleh cara ia bekerja. Oleh karena itu, kita tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan manusia, tetapi cukup melihat bagaimana cara ia bekerja.

Pokok-pokok materialisme dialektis dipakai oleh Marx untuk menganalisa masyarakat dari permulaan zaman sampai masyarakat pada zaman Marx berada. Maka dari itu, teori ini disebut Materialisme Historis (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering disebut “analisa ekonomis terhadap sejarah” (economic interpretation of history). Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau berkembang menurut hukum-hukum dialektis sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada.

Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi lebih dahulu dalam struktur bawah (atau basis) dari masyarakat, yang kemudian menggerakan “struktur atasnya”. Basis dari masyarakat bersifat ekonomis dan terdiri atas dua aspek, yaitu cara berproduksi (misalnya teknik dan alat-alat) dan hubungan ekonomi (misalnya system hak milik, pertukaran dan distribusi barang). Diatas basis ekonomi berkembanglah struktur atas yang terdiri dari kebudayaan, ilmu pengetahuan, konsep-konsep hukum, kesenian, agama, dan yang dinamakan ideologi.

Perubahan sosial politik dalam masyarakat disebabkan oleh perubahan dalam basis ekonomi yakni pertentangan atau kontradiksi dalam kepentingan-kepentingan terhadap tenaga-tenaga produktif, sedangkan lokomotif dari perkembangan masyarakat adalah pertentangan antara kelas sosial.

Pemikiran Marx dan Engels
Karya bersama Marx dan Engels yang pertama adalah buku yang berjudul The Holy Family (Keluarga Suci), sebuah karya yang penuh polemik (perdebatan), yang ditujukan pada beberapa orang Hegelian Muda yang radikal dalam omongan, namun idealis dan tidak politis, yaitu Bruno dan Edgar Bauer, serta Max Stirner. Ini sungguh merupakan karya peralihan antara tulisan-tulisan Marx terdahulu dan teori materialisme historis, dan mengandung tanda-tanda bahwa buku ini ditulis untuk diterbitkan secara terburu-buru. Segera setelah menyelesaikan the Holy Family, Marx pindah ke Brussels, dan keduanya memulai masa-masa studi intensif, dan berangkat bersama ke Inggris untuk melakukan riset lebih lanjut tentang ekonomi politik. Buah dari kerja mereka adalah dua jilid The German Ideology, yang ditulis pada tahun 1845-1846, namun baru diterbitkan pada tahun 1932 setelah keduanya wafat.

The German Ideology mencerminkan sampainya Marx dan Engels pada teori materialisme historis yang kemudian membimbing semua karya mereka berikutnya. Harus ditekankan di sini bahwa pandangan materialis tentang sejarah tidaklah muncul seketika dari otak para penciptanya, dalam dua dekade waktu antara the German Ideology dan Capital, teori sosial Marx itu diubah dan diperbaiki dalam beberapa hal yang penting. The German Ideology, khususnya, tidaklah lepas dari evolusionisme tertentu, yang menyajikan berbagai model produksi yang membentuk sejarah manusia bukan sebagai sebuah garis lurus, sekalipun belum dialektik. Namun kerangka dasar the German Ideology, lepas dari segala kekurangannya, telah mengandung pemutusan radikal terhadap filsafat Hegelian Muda secara umum, khususnya humanisme a la Feuerbach. Apapun yang akan dialami dalam perkembangan teori baru itu kelak, basisnya, seperti juga basis dari semua ilmu baru, diletakkan dalam the German Ideology melalui adanya sebuah pemutusan epistemologis’, yang menegakkan satu sudut pandang yang sama sekali baru dalam memahami sejarah. The German Ideology disajikan secara eksplisit sebagai kritik menyeluruh terhadapfilsafat Jerman modern’ yang baru ditinggalkannya secara radikal ituyang sesaat sebelumnya masih dipegang Marx dan Engels sebagai kerangka teoritik mereka sendiri. Tesis dasar materialisme historis diutarakan dalam bab pertama buku tersebut, yang secara khusus diarahkan untuk mengritik Ludwig Feuerbach, tetua kaum Hegelian Muda dan guru Marx sendiri.

Marx membuka the German Ideology dengan mengritik para filsuf Hegelian Muda yang hanya berusaha untuk mempengaruhi perubahan dan kesadaran, yaitu menafsirkan kenyataan dengan berbagai cara’Filsafat Hegelian Muda, yang mulai dengan kritik terhadap agama, telah mengritik konsepsi-konsepsi dominan metafisik, politik, hukum dan moral dengan mengungkapkan basis religius mereka, namun filsafat Hegelian Muda ini lupa bahwa ini hanyalah memindahkan satu istilah menjadi istilah yang lain, bukannya memerangi dunia yang nyata ada. Dalam hal ini, the Deutsche-Französische Jahrbücher tentu lebih sedikit kesalahannya dibandingkan para kritikus yang kritis, Bruno dan Edgar Bauer, yang diserang Marx dalam The Holy Family. Marx kemudian meneruskan kritiknya dengan mengritik pernyataan Feuerbach yang menyamakan komunisme dengan humanisme, yang dengan demikian, juga mengritik akibat-akibat dari posisi yang diambil Marx sendiri dalam the Economic and Philosopical Manuscripts.Keseluruhan kesimpulan yang ditarik oleh Feuerbach … hanyalah sejauh membuktikan bahwa manusia membutuhkan, dan telah selalu membutuhkan satu sama lain’, sedangkan kaum komunis `dalam dunia yang nyata berarti pengikut sebuah partai revolusioner tertentu’.

Marx membangun pembedaan antara komunisme filosofis dan komunisme nyata’ pada sebuah sketsa umum perkembangan historis yang menempatkan komunisme sebagai sebuahpartai revousioner tertentu’, bukan dalam dunia ide melainkan sebagai hasil yang niscaya dalam sebuah kondisi sosial tertentu. Dari skema inilah muncul kemudian konsep-konsep dasar tentang materialisme historis. Marx menyajikan penafsirannya tentang sejarah dengan sangat berbeda dari apa yang disajikan oleh filsafat Jerman dalam hal sejarah bergerak maju “dari bumi menuju surga “bukannya sebaliknya. Adalah dalam proses di mana manusia memproduksi alat material untuk penghidupannya, bagaimana mereka “bekerja di bawah pembatasan-pembatasan syarat-syarat dan kondisi-kondisi material tertentu yang tidak tergantung dari kehendak bebas mereka”, itulah yang menentukan pembentukan ide-ide, pandangan dan kesadaran”.Moralitas, agama, metafisika, dan semua ideologi yang lain dengan demikian tak lagi dapat mempertahankan tampilan kemandiriannya. Ide-ide tersebut tak punya sejarah, tidak memiliki perkembangan; tetapi manusia, yang mengembangkan produksi materialnya dan interaksi materialnya, mengubah, seiring dengan keberadaan nyata dirinya, pemikiran dan hasil-hasil pemikirannya’

Dinamika perkembangan sejarah ditentukan oleh perkembangan kekuatan-kekuatan produktif dan perubahan-perubahan dalam hubungan kepemilikan yang disyaratkannya. Dengan pernyataan bahwa berbagai tahap perkembangan dalam pembagian kerja hanyalah bentuk-bentuk yang berbeda dari kepemilikan’, Marx memperkenalkan pembagian masa kesejarahan yang sangat penting bagi teorinya, menempatkan kepemilikan suku,kepemilikan komunal dan kepemilikan negara’ kuno (Greko-Roman) dan kepemilikan feudal sebagai tiga bentuk pra-borjuis yang utama. Karena kesadaran tidak memiliki perkembangan mandiri, maka `jika teori, teologi, filsafat etika dan lain lain ini mengalami kontradiksi dengan hubungan-hubungan [sosial] yang ada, hal ini hanya dapat terjadi karena hubungan-hubungan sosial yang ada telah berbenturan dengan kekuatan-kekuatan produksi yang ada’, yaitu karena perkembangan dari kekuatan-kekuatan produktif menuntut adanya bentuk-bentuk kepemilikan baru yang akan berbenturan dengan bentuk-bentuk [kepemilikan] yang ada pada waktu itu.