Bagaimana patologi dan Simtomatologi S japonicum?

Schystosoma japonicum atau disebut juga Cacing darah merupakan anggota dari Trematoda. Disebut cacing darah karena hidup di dalam pembuluh darah balik atau vena pada manusia, kucing, babi, sapi, biri-biri, anjing, dan binatang pengerat.

Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini disebut Schistosomiasis intestinalis. Masa inkubasi dimulai dari saat cercaria menembus kulit, yang menimbulkan pruritus dan kemerahan yang bersifat sementara. Pada waktu menyerang hati dan alat-alat lain timbul perdarahan berupa petekhia dan sarang infiltrasi sel eosinofil dan lekosit. Reaksi toksik dan alergi dapat menyebabkan urtikaria, oedema subkutan, serangan asma, leukositosis dan eosinofil. Pada waktu berakhirnya masa inkubasi, hati membengkak dan nyeri, rasa sakit pada abdominal, demam, berkeringat, menggigil, kadang-kadang diare.

Cacing muda kemudian migrasi berlawanan arah dengan aliran darah, Schistosoma japonicum ke vena mesenterika superior dan cabang-cabangnya dan telur-telurnya menyerbu dinding usus. Pada saat perletakan telur, stadium akut dimulai. Pada siklus normal, telur melewati dinding usus kemudian masuk ke dalam tinja. Jika telur dalam jumlah banyak, disertai darah dan sel jaringan nekrosis. Diantara telur-telur, banyak yang kembali terbawa masuk ke dalam aliran darah dan terus ke hati, kandung empedu, paru-paru, pankreas dan organ-organ lain.

Pada stadium akut ditandai demam, malaise, urtikaria, eosinofilia, rasa sakit di bagian abdominal, diare, berat badan menurun dan hati membengkak. Pada kasus kronis, berat badan menurun, gejala yang berhubungan dengan alat pencernaan, cirrhosis hepatis dan ascites.

Species-species yang menyerang hewan:

  1. S. bovis; Merupakan parasit pada sapi, kambing, domba, dan kuda. Species ini tersebar di daerah Eropa (Corse, Sardinia, Italia Selatan dan Spanyol). Inang perantara adalah Bulinus spp. Habitatnya pada vena mesenterika dan kadang-kadang vena urogenital.
  2. S. nasale; Tersebar di daerah Sub Continental India dan Malaysia. Merupakan parasit pada sapi, kambing, domba dan kuda. Inang perantara adalah Indoplanorbis exustus dan Lymnea liuteola. Habitatnya ada vena dari mukosa nasalis.
  3. S. indicum; Distribusi sama dengan S nasale. Habitat pada vena portmesenterika. Inang perantara Indoplanorbis exustus.
  4. S. spindale; Merupakan parasit pada sapi, kambing, domba dan kuda. Distribusi Sumatera, Indo-china dan Malaysia. Inang perantara Indoplanorbis spp dan habitat vena mesenterika
  5. S. incognitum; Merupakan parasit pada anjing dan babi di India, mamalia dan tikus di Thailand, Sulawesi dan Jawa Barat. Inang perantara lyminea luteola dan Lymnea rubigenosa. Habitat cacing dewasa: vena mesenterika.
  6. S. mekongi; Parasit pada anjing dan kadang-kadang pada manusia. Distribusi: Laos, Kamboja, Thailand dan Malaysia. Inang perantara: Tricula (Lythogyphosis) spp. dan Robertsiella spp. Habitat: vena mesenterika dan vena porta.