Bagaimana patogenesis dan gejala yang dialami hewan dengan Radang Kelenjar Ludah?

Glossitis umumnya radang bersifat akut, terdapat terbatas maupun difus.

lucu

Dogs-Hypersalivation

Patogenesis
Oleh adanya radang, kegiatan kelenjar jadi meningkat, hingga pada awalnya terjadi hipersekresi air liur atau hipersalivasi (ptyalismus). Pada proses yang melanjut akan terjadi kerusakan atas sel-sel kelenjar, hingga produksi air liur akan turun atau terhenti sama sekali. Dalam keadaan demikian, biasanya juga terjadi perubahan susunan air liur. Proses radang akan mempengaruhi proses faali pencernaan. Bendungan atas pembuluh darah yang terjadi karena radang akan mengakibatkan busung (oedema) lokal.

Gejala-gejala
Pada mulanya akan nampak pembesaran difus di daerah kelenjar. Pada rabaan akan terasa hangat bersifat keras atau kenyal dan bila ditekan akan terasa sakit. Rasa sakit juga meningkat pada waktu mengunyah. Akibat dari itu semua nafsu makan akan turun atau hilang sama sekali. Hewan nampak kaku pada daerah lehernya, terutama kalau kepala digerakkan. Gerakan kepala jadi terbatas, yang semata-mata untuk mengurangi rasa sakit kalau bergerak. Untuk mengambil pakan, lidah dijulurkan sejauh-jauhnya, dan kembalinya dibarengi dengan penarikan kepala ke belakang. Kekakuan leher akan hilang bersamaan dengan sembuhnya radang. Waktu kesembuhan radang parotis yang disertai proses supurasi biasanya berlangsung lebih lama.

Pada peristiwa radang demikian, air liur yang dikeluarkan akan tercampur dengan nanah atau darah. Suhu tubuh meningkat sampai 40°C. Kurangnya cairan yang diminum, dibarengi dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan dehidrasi. Oleh kerjaan kuman di mulut serta adanya reruntuhan sel, sebagai akibat radang, akan tercium bau busuk dari rongga mulut penderita.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.