Bagaimana paradigma Sosialisme Komunis tentang Ekonomi ?

Sosialisme Komunis Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran.

Bagaimana paradigma Sosialisme Komunis tentang Ekonomi ?

Paham sosialisme dalam gerakannya yang teratur belumlah lama usianya. Pemakaian perkataan sosialisme yang pertama kalinya masih dipertahankan orang dalam lingkungan permulaan abad XIX yang baru lalu. Ada yang mengatakan bahwa perkataan itu pada mulanya dipakai sebagai keterangan Grunberg, pada tahun 1803 oleh pendeta Itali yang bernama Giuliani. Dalam pemakaian pertama itu, “ sosialisme ” disamakan dalam arti “ Katholicisme ” sebagai lawan dari “ Protestanisme ”. Di Inggris, perkataan itu pertama kali dipakai oleh pengikut-pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Adapun Perancis, yang pertama memakainya ialah Vinet. Penulis Prancis L. Rebaud yang mengarang Etudes sur les reformateurs ou sosialistes modernes , menganggap dirinya sebagai orang yang pertama kali mendapatkan perkataan itu.

Sekalipun muda umurnya, yang kurang lebih baru satu setengah abad. Perkataan sosialisme menimbulkan perbedaan pendapat dalam mendefinisikan perkataan tersebut. Perdebatan yang sengit dalam Majelis Rendah Inggris pada tahun 1923 tentang arti perkataan “sosialisme” adalah bukti yang setegas-tegasnya atas hal tersebut.

Penulis Prancis, Janet berpendapat bahwa sosialisme ialah tiap-tiap ajaran yang mengajarkan bahwa negara berhak memberikan ketidakrataan kekayaan yang ada di antara manusia, dan berhak melaksanakan keseimbangan menurut hukum, dengan jalan mengambil dari mereka yang mempunyai kelebihan untuk diberikan kepada mereka yang kekurangan dan tindakan ini jangan hanya diambil terus-menerus.

Sosialisme dibagi dalam tiga zaman :

  1. Utopie sosialisme , yaitu cita-cita sosialisme yang masih merupakan angan-angan dan semata-mata merupakan khayalan yang sukar dilaksanakan.

  2. Weteenschappelijke Sosialisme , yaitu cita-cita sosialisme yang disusun menurut ilmu pengetahuan serta hasil dari penyelidikan akal sehat walaupun masih susah diwujudkan.

  3. Modern realistis-sosialisme, yaitu cita-cita sosialisme berdasarkan kenyataan dan teori-teori yang modern. Pada zaman ketiga inilah lahirnya Marxisme yang menjadi pegangan hampir seluruh kaum sosialis dunia pada masa kita sekarang ini.

Menurut Prof. W. Banning dalam Heden daagshe Sociale Bewegingen pada tahun 1948, dengan terbentuknya negara Komunis Rusia, berarti kurang lebih seperenam dari manusia diseluruh dunia memegang teguh paham dari Karl marx tersebut. Pada tahun 1979 dengan berdirinya Republik Rakyat Cina di bawah pimpinan Mao Tze Tung yang menguasai kurang lebih hampir 700 miliun manusia, jumlah pengikut Marxisme hampir mencapai sepertiga penduduk dunia. Pada masa sekarang yang jumlah penduduknya bertambah besar jumlah kaum komunis sudah melebihi separuh penduduk dunia.

Paham kemasyarakatan yang dipegang secara konsekuen oleh Karl Marx20, menyebabkan dia memasukkan di dalam 10 program dari Komunisme- Manifesto -nya, penghapusan hak milik perseorangan dan penghapusan segala hak waris. Seluruh kekuasaan atas alat produksi dan kebutuhan ekonomi yang penting haruslah dipusatkan pada negara. Negaralah yang berkuasa atas semuanya karena manusia hanya suatu objek yang harus tunduk kepada kepentingan masyarakat.

Kemudian dalam mencapai maksudnya, kaum komunis mempergunakan segala macam kekerasan dalam menjalankan taktik dan strateginya yang radikal dan revolusioner. Juga dalam menjalankan perjuangan mati-matian yang tidak mengenal batas-batas kesusilaan. Bagi kaum komunis, yang dinamakan kesusilaan hanyalah kesusilaan kelas-kelas sebagai penjagaan diri dari kelas itu dengan kesusilaan. Ringkasnya pemimpin-pemimpin komunis menganjurkan supaya pengikutnya bersikap radikal revolusioner tanpa mengindahkan garis-garis dan batas-batas kesusilan. Mereka berpengang teguh pada pribahasa “Untuk mencapai tujuan, segala macam cara boleh ditempuh, halal atau haram .” Praktik dari komunisme di Rusia, cukup terkenal di seluruh dunia. Nasib yang diterima pemimpin-pemimpin komunis sendiri yang berlainan haluan dengan Stalin, mulai dari Trozky cs. sampai Radek cs., bahkan kejadian akhir-akhir ini terhadap beberapa pemimpin yang ditangkapi, hal itu membuktikan betapa terancamnya jiwa dan keamanan tiap-tiap orang yang dianggap salah atau berkhianat. Jika terhadap orang-orang yang satu ideologi saja mereka bisa bersikap demikian, dapat bayangkan sikap mereka yang lebih berlipat ganda terhadap orang-orang yang berlainan atau bertentangan ideologi dengan mereka.

Apakah sebenarnya yang menjadi dasar-dasar dari ajaran Marxisme itu ?

Dengan memperhatikan uraian dari Marx sendiri, pokok-pokok ajarannya adalah bercabang dua, yaitu falsafah dan ekonomi.

  • Dalam lapangan falsafah diajarkan tiga soal fokok terpenting; a) historis-materialisme dengan dialektiknya; b) perjuangan kelas; c) negara.

Dalam lapangan ekonomi diajarkan lima soal pokok : a) teori nilai lebih, b) teori pemusatan, c) teori penumpukan, d) teori menjadikan miskin dan e) teori krisis.

Terhadap kedelapan macam dasar-dasar Maxisme tersebut, Mr. Yusuf Wibisono, membaginya dalam dua golongan :

  • Tiang-tiang dasar dari Marxisme ialah tiga macam di atas ( historis-materialisme , perjuangan kelas dan negara) ditambah satu macam teori ekonomi, yaitu nilai lebih yang menurut pendapatnya erat dengan historis-materialisme ;

  • Teori-teori ekonomi yang bisa dijadikan satu sebagai ineen-stortings theorie , yaitu teori-teori tentang pemusatan, penumpukan, menjadi miskin, dan krisis.

Dalam falsafahnya Historisch Materialisme , Karl Marx mengajarkan bahwa sejarah manusia ditentukan oleh cara pembuatan barang-barang yang diperlukan hidup. Karl Marx mengatakan “Cara pembuatan barang-barang untuk keperluan hidup itulah yang pada hakikatnya selalu menentukan kehidupan sosial, politik dan rohani. Bukan kesadaran manusia yang menentukan adanya manusia tersebut.”

Lebih jauh lagi Stalin menegaskan pendirian itu dalam Historisch Materialisme , “Kekuatan yang menentukan ialah cara pembuatan untuk meyediakan keperluan- keperluan hidup yaitu cara produksi dari nilai-nilai kebendaan, makanan, pakaian, sepati, kayu bakar, alat-alat produksi dan lain-lain, yang harus ada bagi kelangsungan hidup dan kemajuan masyarakat.” Pendirian inilah yang menjadi tulang punggung bagi Marxisme , sebagaimana dikatakan oleh Bernstein, “Dengan dialah ( historisch materialisme ), jatuh dan berdirinya ajaran Marxisme .”

Ajaran ini mendasarkan segala sesuatunya pada materi, materialisme yang dimaksud oleh Karl Marx di sini ialah ekonomi. Dalam ekonomi berpusat segala masalah, berakhir segala soal. Kepentingan ekonomi menentukan segala masalah. Materi adalah primer, sedangkan segala soal selain itu menjadi sekunder. Karena kebutuhan ekonomi dalam suatu masa, manusia dapat membentuk hasil-hasil rohani, seperti ilmu pengetahuan, falsafah, agama, dan sebagainya. Bahkan, susunan ekonomi juga, yang menyebabkan manusia mengada-adakan kepercayaan kepada Tuhan dan mempercayai benda-benda gaib. Selanjutnya, untuk memaksakan kepentingan suatu golongan yang lebih besar dalam ekonomi, manusia mengadakan agama.

Marxisme berpandangan bahwa perekonomian adalah arena eksploitasi manusia dan perbedaan kelas. Marxisme menempatkan ekonomi di atas politik. Di dalam perekonomian kapitalis, marxis melihat adanya dua kelas yang tercipta, yaitu borjuis dan proletar.

Sumber : Rabiatul Adawiah, Perspektif beberapa ideologi tentang ekonomi : Sebuah kajian filsafat ekonomi , IAIN Antasari