Bagaimana Para Pelaku Dalam Pasar Tenaga Kerja?

image

Bagaimana Para Pelaku Dalam Pasar Tenaga Kerja?

Dalam pasar kerja ada tiga pelaku penting dalam pasar yakni pekerja, perusahaan dan pemerintah. Pekerja memainkan peran utama dalam pasar kerja. Pekerjalah yang memutuskan apakah akan bekerja atau tidak, berapa lama pekerja akan bekerja, keterampilan apa yang dibutuhkan, kapan akan berhenti bekerja, apakah perlu memasuki atau bergabung dengan serikat pekerja yang ada atau tidak, dan seberapa besar usaha yang dilakukan untuk mengalokasikan waktu untuk bekerja atau untuk hal-hal yang lain. Semua keputusan ini didorong oleh keinginan untuk mengoptimalkannya, yakni memilih yang terbaik dari berbagai pilihan yang tersedia. Setiap pekerja selalu berusaha memaksimalkan seluruh keuntungan yang ada. Keputusan untuk menambah jutaan pekerja dampaknya akan menggerakkan penawaran tenaga kerja dalam perekonomian bukan hanya dari sisi jumlah orang yang akan memasuki pasar tenaga kerja tetapi juga dari sisi kuantitas dan kualitas keterampilan yang tersedia bagi para pengusaha yang mempekerjakan. Seorang pekerja yang ingin memaksimalkan kepuasannya, cenderung untuk menawarkan lebih banyak waktunya bagi pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Oleh karenanya, kurva penawaran tenaga kerja memiliki slope positif, seperti yang digambarkan pada Gambar 1.3.

Kurva penawaran tenaga kerja hipotetis yang diilustrasikan dalam gambar menunjukkan jumlah teknisi yang diharapkan pada setiap tingkat upah. Sebagai contoh, 20.000 pekerja teknisi bersedia untuk menawarkan jasa mereka kepada perusahaan mesin jika upah teknisinya adalah $40.000 per tahun. Jika upah meningkat menjadi $50.000, maka 30.000 pekerja akan memilih bekerja dalam perusahaan mesin tersebut. Dengan kata lain, semakin tinggi upah teknisi, semakin besar jumlah pekerja yang akan memutuskan untuk beralih profesinya sebagai teknisi mesin, sebaliknya semakin kecil upah yang ditawarkan maka semakin berkurang pula jam kerja yang ditawarkannya. Secara umum, kurva penawaran tenaga kerja menghubungkan jumlah jam kerja yang ditawarkan dalam pasar tenaga kerja dengan upah yang ditawarkan.

Dari sisi perusahaan, setiap perusahaan akan berusaha memutuskan seberapa banyak pekerjaan dan jenis pekerja yang akan dipekerjakan ataupun dipecat, lamanya jam kerja yang dibutuhkan, seberapa besar jumlah modal yang digunakan, dan perlukah menawarkan kondisi pengamanan kerja bagi pekerjanya atau tidak. Seperti halnya pekerja, perusahaan juga memiliki motifnya sendiri. Setiap perusahaan akan berusaha memaksimalkan keuntungannya. Dari sisi perusahaan, konsumen adalah raja. Perusahaan akan memaksimalkan keputusannya dengan membuat keputusan produksi, demikian pula dengan keputusan akan mempekerjakan ataukah memecat pekerja, yang kesemuanya ini didasarkan pada upaya pelayanan terbaik pada kebutuhan konsumen.

Keputusan menambah jumlah pekerja yang akan dipekerjakan atau dipecat membentuk permintaan jumlah pekerja dalam pasar kerja ekonomi secara keseluruhan. Implikasi dari perusahaan yang memaksimalkan keuntungan yakni perusahaan akan menambah jumlah pekerja yang dipekerjakan pada saat upah tenaga kerja murah, namun akan berhenti dari jumlah yang dipekerjakan pada saat upahnya mahal. Hubungan antara upah pekerja dan seberapa besar jumlah pekerja yang akan dipekerjakan diilustrasikan memiliki slope/kemiringan garis yang negatif (berhubungan terbalik) yang sering disebut sebagai kurva permintaan tenaga kerja (diilustrasikan dalam Gambar 1.3). Kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan bahwa perusahaan dalam industri permesinan akan mempekerjakan 20.000 teknisi ketika upah yang ditawarkan dalam pasar kerja adalah sebesar $40.000, namun hanya akan mempekerjakan sebesar 10.000 teknisi jika upah yang ditawarkan meningkat menjadi $50.000.

Para pekerja dan perusahaan oleh karenanya akan memasuki pasar tenaga kerja dengan kepentingan yang berbeda. Sebagian besar pekerja akan menawarkan jasanya lebih besar jika upah yang ditawarkan tinggi, namun hanya sedikit perusahaan yang akan mempekerjakannya. Sebaliknya, pekerja akan menawarkan jasanya lebih sedikit jika upah yang ditawarkan rendah, namun lebih banyak pekerja yang akan dipekerjakan oleh perusahaan. Perbedaan kepentingan dari pekerja yang mencari pekerjaan dan perusahaan yang mencari pekerja akan berhenti pada titik keseimbangan yang memuaskan kedua belah pihak. Dalam perekonomian pasar bebas, keseimbangan akan terjadi pada saat penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya.

Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.3, upah keseimbangan terjadi pada $40.000 dan jumlah pekerja yang dipekerjakan sebesar 20.000 orang dalam pasar tenaga kerja. Kombinasi upah dan kesempatan kerja ini mencapai keseimbangan karena mampu memenuhi keinginan dari pekerja dan perusahaan. Jika dimisalkan upah teknisi sebesar $50.000, di atas keseimbangan, perusahaan hanya akan mempekerjakan teknisi sebanyak 10.000 orang, sementara ada 30.000 orang yang sedang mencari pekerjaan. Kelebihan jumlah pekerja yang menawarkan pekerjaan akan berdampak pada penurunan upah karena mereka harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang tersedia. Sekarang, diasumsikan upahnya menjadi $30.000, di bawah titik keseimbangan. Karena upah teknisinya sekarang murah, perusahaan bersedia untuk mempekerjakan sebanyak 30.000 pekerja, namun hanya 10.000 teknisi yang bersedia untuk bekerja pada tingkat upah. Kondisi ini membuat perusahaan akan bersaing untuk mendapatkan jumlah teknisi yang tersedia, dan dampaknya akan meningkatkan tingkat upah.

image

Dalam pasar tenaga kerja, peran pemerintah biasanya akan memberlakukan pajak pada pendapatan pekerja, memberikan subsidi untuk melatih teknisi, mengenakan pajak penghasilan pada perusahaan, meminta kepada perusahaan mesin untuk mempekerjakan dua teknisi berkulit hitam untuk setiap teknisi yang berkulit putih (untuk alasan keadilan), mencegah transaksi ilegal pada pasar kerja (seperti, membayar teknisi kurang dari $50.000 tiap tahun), dan menambah jumlah penawaran teknisi dengan meningkatkan imigrasi dari luar. Setiap peraturan pemerintah ini, pada gilirannya akan mengubah posisi keseimbangan dalam pasar kerja.