Pada awal tahun 2021, ada suatu challenge yang disebut berkain bersama. Trend fashion berkain bersama ini ramai diikuti oleh kalangan anak mudah melalui platform media sosial TikTok. Para muda-mudi menunjukkan kepiawaiannya dalam memadu-padankan kain batik dengan pakaian yang dikenakannya sehingga terlihat lebih modis dan fashionable. Yang menjadikan istimewa adalah challenge ini tidak hanya diikuti oleh wanitas saja, pria pun bisa mencoba trend fashion ini.
Hal tersebut bisa dijadikan sebagai upaya untuk melestarikan budaya Indonesia dengan menggunakannya di keseharian masyarakat. Seperti yang kita tahu bahwa batik telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO. Namun, beberapa orang ternyata menganggap bahwa tren ini percuma saja. Anak-anak muda dirasa hanya mengikuti tren ini untuk sebatas dijadikan sebagai postingan di media sosialnya. Beberapa orang juga menyebutkan bahwa cara pemakaian batik yang hanya disampirkan layaknya handuk tidak benar-benar menunjukkan bagaimana seharusnya mereka berkreasi dalam tren ini.
Bagaimana menurutmu? Benarkah berkain bersama ini hanya sebatas tren saja yang membuat seseorang bersemangat mencari popularitas, namun makin lama makin ditinggalkan dan berakhir sia-sia?
Menurut saya trend seperti ini tidak hanya menjadi suatu fenomena saja namun dapat menjadi sebuah pengenalan budaya Indonesia ke mancanegara. Dengan kepiawaian anak muda memadukan sebuah kain batik yang menjadi ciri khas dari pada Indonesia sendiri sehingga secara tidak langsung para anak muda mempromosikan kebudayaan Indonesia, dengan begitu pula trend tersebut
Sulit rasanya membahas hal seperti ini jika tidak melihat hal positif dan negatif dari tren ini. Hal positif yang bisa kita lihat dari challenge ini adalah semangat mereka yang membuat konten demi challenge ini dan bagaimana mereka memadukannya sehingga menghasilkan sebuah paduan yang bagus dan merefleksikan budaya Indonesia. Tentu saja hal tersebut dapat digunakan sebagai cara untuk mempromosikan budaya Indonesia terutama batik.
Namun, kita juga perlu menyadari kalau ada beberapa orang yang menganggap challenge ini sebagai sebuah konten semata dan tidak lebih. itu artinya setelah selesai konten dibuat, kainnya akan bersemayam di lemari dan mungkin saja tidak akan tersentuh lagi. Ya oke saja walaupun cuman ikut-ikutan, namun tidak ada salahnya bukan untuk terus mempromosikan budaya Indonesia agar budaya tersebut tidak dimakan jaman? mengapa konten promosi hanya dibuat di waktu-waktu tertentu?
menurut saya hal ini sangat bagus, dimana kita bisa menarik minat anak muda dengan batik yang biasanya hanay dipakai saat ada acara penting atau pernikahan, batik juga bisa digunakan saat ingin jalan-jalan. selain untuk fashion anak muda juga dapat mengenalkan budaya Indonesia ke mencanegara melalui media sosial dimana anak-anak muda mempositng foto fashin mereka yang bagus dan unik menggunakan kain batik
Menurut saya trend ini sangat bagus untuk di booming kan, karena trend ini membuat batik lebih dikenal bahkan bisa dikenal oleh manca negara. Trend ini unik menurut saya dan kreatif dengan mereka menggunakan kain dengan model-model yang berbeda sehingga dapat memberikan inspirasi kepada khalayak. Selain itu juga trend ini cocok untuk kalangan muda untuk mempromosikan budaya Indonesia. Trend ini patut dipertahankan atau dibuat trend yang sejenis yaitu mempromosikan budaya Indonesia.
Semoga dengan adanya trend ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan produk asli indonesia kepada anak muda, sebagai seseorang yang akan meneruskan dan mempertahankan eksistesi budaya tersebut nantinya. Dengan menampilkan kain batik di media sosial juga dapat memperkenalkan budaya kita ke dunia luas, supaya budaya yang kita miliki tidak di kalin oleh negara lain. Harapannya adalah makin banyak anak muda yang bangga menggunakan produk asli indonesia khususnya kain batik dan memiliki niat yang kuat tidak hanya sekedar mengikuti trend saja.
Menurut saya ini imerupakan hal yang baik yang dapat mengenalkan ciri khas atau budaya indonesia ke berbagai negara. sehingga produk lokal pun bisa digunakan untuk kalangan internasional.
