Bagaimana pandangan orang-orang terhadap budaya Indonesia ?

m.galamedianews.com

Melihat fenomena-fenomena yang terjadi di tanah air ini, sangatlah menggusar hati. Ada hal negatif dan positif yang terjadi. Dari sisi negatif, kita tahu bahwa beberapa waktu lalu budaya kita sempat hampir diklaim oleh negara lain, dan salah satunya adalah negara tetangga kita sendiri.

Melihat fenomena tersebut, bisa saya simpulkan bahwa, pertama orang Indonesia sendiri kurang mencintai budaya mereka, dan tidak melestarikannya, oleh karena itu budaya tersebut ingin diambil oleh negara lain. Kedua, emmang buday Indonesia yang terlihat apik dan menawan, dan memang negara lain yang ingin meng akuinya sebagai harta mereka.

Bagaimana pendapat anda?

1 Like

Sebelum kita membahas terkait pandangan orang-orang terhadap budaya Indonesia, kita harusnya memahami arti dari budaya itu sendiri.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Oleh karena itu, banyak yang mengkaitkan antara budaya dengan peradaban, dimana negara dengan peradaban yang tinggi akan mempunyai budaya yang sangat luhur, dan sebaliknya, negara yang tidak beradab merupakan negara yang tidak ber-budaya.

Hal tersebut menjadi bukti yang kuat bahwa budaya sangat erat kaitannya dengan budi, perilaku dan akal manusia.

Budaya Indonesia mempunyai perjalanan yang sangat panjang, bahkan lebih panjang dibandingkan dengan negara-negara maju yang ada saat ini. Budaya Indonesia merupakan budaya yang sangat luhur, terbukti dengan peninggalan-peninggalan (artifak) yang masih bisa dinikmati hingga sekarang.

Borobudur, Prambanan dan artifak-artifak lainnya merupakan beberapa contoh peninggalan budaya nenek moyang kita yang begitu luar biasa. Tanpa adanya masyarakat yang berbudaya, rasanya tidak mungkin masyarakat saat itu dapat membuat karya semegah dan seagung itu.

Bahkan di jaman modern ini, Indonesia tidak dapat membuat atau mempunyai masterpiece yang setara dengan borobudur ataupun prambanan.

Masyarakat saat ini, menurut pengamatan saya, memang sudah tidak terlalu memperdulikan “budaya” Indoensia sendiri. Nilai-nilai budaya (peradaban .red) luhur bangsa Indonesia sudah mulai terkikis ke titik yang memprihatinkan. Istilahnya anak jaman sekarang adalah krisis identitas. Lagunya k-pop, celana jeans, bahasa-nya gaul hingga ke pergaulan bebas.

Sehingga apabila ada kasus dimana budaya kita “diambil” negara lain, hal itu merupakan “kesalahan” kita sendiri.

Rasanya tidak akan mungkin, bahkan konyol, apabila suatu negara akan mengambil identitas negara lain yang kemudian diakui sebagai identitas mereka.

Orang lain atau negara lain akan mentertawakannya apabila hal itu terjadi.

Beda cerita apabila identitas itu sudah tidak melekat ke diri kita, sehingga orang lain tidak mengetahuinya, lalu ada pihak ketiga yang mengakui identitas tersebut.

Mencintai budaya tidak dapat dilakukan secara instan,bahkan cenderung membutuhkan beberapa generasi untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, peran pemerintah sangatlah penting dalam mengembangkan kebudayaan Indonesia.

Apabila mengembangkan dirasa terlalu sulit, minimal pemerintah harus dapat melestarikannya, sehingga tidak luntur identitas masyarakat Indonesia.

Bukankan di pemerintah ada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ? Dimana Kebudayaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.

Kesan yang saya dapat, pemerintah setelah era reformasi, hanya sekedar memperhatikan pendidikan, itupun lebih mementingkan hard skill, tetapi meng-anaktiri-kan kebudayaan. Indeks kinerja hanya dilihat dari berapa nilai rata-rata Ujian Nasional, berapa persen tingkat kelulusan, berapa besar nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) dan seterusnya.

Kasus siswa melecehkan guru, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, pergaulan bebas, perkelahian, “preman” remaja, hingga serbuan “budaya” luar kurang mendapatkan “perhatian khusus” dari pemerintah.

1 Like

Kekhawatiran akan diambilnya budaya kita oleh bangsa lain dengan mengklaimnya sebagai budaya mereka sebenarnya tidak bisa kita salahkan mereka (bangsa lain) secara serta merta, tapi marilah kita menengok diri kita sendiri, apa yang sudah kita lakukan sehingga budaya kita diklaim oleh bangsa lain sebagai budaya mereka.

  1. Budaya bangsa merupakan identitas suatu bangsa, maka sangat penting untuk mengenalkan, mengajarkan, dan membuat generasi muda untuk mencintai budaya bangsa sendiri. Inilah yang disebut dengan proses internaslisasi budaya bangsa ke generasi muda dan hal ini harus dimulai sedini mungkin.
    Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka dikhawatirkan generasi ke depan akan tercerabut dari akar budaya bangsa dan kita bisa menjadi korban akan hilangnya identitas bangsa kita sendiri. Saat generasi muda benar-benar sudah mengenali budaya bangsa sendiri maka dia akan merasa mencintai dan memilikinya serta merasa bangga terhadap budayanya tersebut.
    Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana cara mengenalkan, mengajarkan, dan membuat generasi muda untuk mencintai budaya bangsa sendiri?
    Jalan keluarnya adalah: ajarkan keberagaman budaya dan pengenalan kebudayaan tersebut ke semua sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan sedini mungkin.
  2. Proses penyebaran budaya dari suatu negara ke negara lain adalah sebuah proses yang alamiah adanya, ketika ada pelaku budaya berpindah tempat maka dia bisa mengajarkannya ke masyarakat di tempat yang baru untuk mempelajari budaya yang dia bawa. Permasalahannya kemudian adalah dimana etika masyarakat yang baru mengenal budaya tersebut kemudian mengklaim budaya itu sebagai budayanya?
    Jalan keluarnya adalah: mari kita cari bukti-bukti sejarah yang otentik dan dapat diakui secara ilmiah bahwa budaya yang akan diklaim oleh negara lainnya. Hal ini membutuhkan studi mendalam di bidang Antropologi untuk memetakan budaya-budaya apa saja yang kita miliki dengan disertai bukti ilmiah kebaradaannya yang mungkin bisa berusia ratusan tahun di kita sehingga kita bisa dengan mudah mematahkan apabila ada bangsa lain yang akan meng-klaim budaya kita sebagai milik mereka.
2 Likes