Bagaimana menyikapi pemberian hadiah dari teman non muslim ?

Dalam agama islam, kita sebagai manusia diajari untuk saling mengasihi dan menyayangi sesama makhluk hidup. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi tidaklah ringan. Apalagi jika ada teman yang ingin berbagi kebahagiaan dengan pemberian terbaiknya. Namun, apa yang dianggap baik menurut orang lain, belum tentu akan menjadi baik menurut kita.

Bagaimana menyikapi pemberian hadiah dari teman non muslim ?

Misi utama Islam ialah menjadi rahmat bagi alam semesta. Allah SWT berfirman, “Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk rahmat semesta alam”. Kerahmatan Islam tidak hanya ditujukan bagi umat Islam saja, tetapi seluruh umat manusia, bahkan tumbuhan dan hewan sekalipun.

Sebab itu, Rasulullah semasa hidupnya, selalu berbuat baik dan menunjukkan akhlak yang terpuji kepada semua orang dan meyayangi alam. Fakta sejarah membuktikan bahwa beliau bergaul dan berhubungan baik dengan siapapun, termasuk non-muslim. Beliau tidak pernah memaksakan keyakinan terhadap orang yang berbeda keyakinan.

Hubungan baik Rasulullah dan non muslim banyak dikisahkan dalam sejarah. Ini bukti bahwa beliau tidak pernah menutup diri dengan siapapun. Beberapa kali beliau juga diberi hadiah oleh non-muslim dan beliau mau menerimanya. Bahkan dalam kondisi buruk pun, situasi perang muslim dan non-muslim, beliau tetap masih mau menerima hadiah dari non-muslim.

Sebagaimana diketahui, Rasulullah pernah menerima hadiah dari Zainab binti Harits. Rasulullah diberi hadiah daging kambing yang di dalamnya terdapat racun. Sebagian riwayat menyebut bahwa Rasulullah memaafkan sikap Zainab. Zainab pun mengakui kesahalannya dan dia bersedia dihukumi serta memeluk agama Islam. Ini menujukan dakwah Nabi didasarkan pada kasih sayang dan menghormati sesame manusia.

Dalam kisah lain, Rasulullah juga menerima hadiah dari al-Muqawqis, penguasa mesir. Merujuk pada kisah Rasulullah ini, para ulama fikih menyimpulkan boleh menerima hadiah dari non-muslim, sekalipun kafir harbi (orang kafir yang memerangi Islam). Ini menujukan Islam selalu menjaga hubungan baik dengan siapapun.

Berkirim hadiah tanda persahabatan dan keakraban. Muslim yang dikirimi hadiah boleh untuk menerima dan memakai hadiah tersebut, sekalipun dari non-muslim. Kalau hadiah berupa makanan, boleh dimakan selama makanan halal dan tidak berbahaya.

Demikian pula non-muslim, untuk menjalin keakraban dan hubungan baik, berikanlah hadiah yang halal. Misalnya kalau mau memberikan makanan, belilah makanan tersebut di warung yang sudah jelas kehalalannya dan bukan daging babi, agar muslim yang menerima hadiah juga mau memakannya dan tidak was-was.

Seperti yang dikatakan Romo Magnis, umat kristiani sebaiknya jangan memberikan makanan berupa daging kepada tetangga muslim, tetapi berilah mereka lontong atau makanan lain yang jelas halalnya, agar muslim yang menerima makanan tersebut tenang dan tidak was-was.